Ada satu fenomena yang juga ditangkap oleh harian the New York Times, di sela New York Fashion Week kemarin. Yang dulu dianggap sebagai inspirasi gaya yang fresh dan independen, street style sekarang sudah dibebani dengan iklan terselubung.
Menurut Michelle Stein yang diantaranya mewakili brand ternama Moschino, Jean Paul Gaultier, Alberta Ferreti, mengatakan bahwa mereka secara rutin meminjamkan atau menghadiahkan barang-barang keluaran brand-brand tersebut kepada style influencer seperti blogger Hanneli Mustaparta dan art director situs belanja ModaOperandi, Taylor Tomasi Hill. Bukan sekedar 'menghadiahkan' tanpa mengharap balas jasa, tapi pastinya berharap saat ada yang bertanya tentang apa yang mereka pakai, akan menyebutkan nama brand-brand mewah tersebut. Otomatis saat foto-foto tersebut menghiasi situs atau media fashion, brand-brand tersebut akan muncul namanya.
Tapi, sekarang kita cermati saja fenomena street style. Kalau memang bertujuan untuk memberikan inspirasi gaya terbaru, apakah masalah jika barang-barang yang dipakai dibeli sendiri atau sekedar pinjaman? Sejauh yang bisa dilihat, tidak ada kesan terpaksa dan still inspiring.
Intinya hanya, jangan iri dulu kalau mereka terlihat begitu mudah gonta-ganti baju, tas dan sepatu terkini. Yang patut kita pelajari, bagaimana cara mereka mengenakan barang-barang tersebut.
And regardless whether they bought those stuff or not, you can not buy style, Fimelova. Ever.