Perempuan Masa Kini, Bebas Berkarir Tanpa Batasan Gender

Fimela Editor diperbarui 29 Agu 2012, 05:29 WIB
2 dari 4 halaman

Next

Perempuan sekarang ini seharusnya bisa bebas memilih jalan hidup yang ia kehendaki, mulai dari karir hingga pada masalah asmara. Mungkin dulu, nasib seorang perempuan hanya terhenti pada masalah dapur dan kamar tidur. Tapi, itu tidak berlaku lagi saat ini. Memiliki kelebihan yang mubazir jika tidak dimanfaatkan secara optimal, seharusnya perempuan mampu berdaya di atas kaki sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain.

Adalah seorang Vice President sebuah perusahaan taksi nasional, Noni Purnomo,  dan Bunga Mega seorang pendiri Komunitas CeweQuat yang sangat mendukung perempuan untuk bisa berdaya dan menentukan kehidupannya sendiri. Di usia kemerdekaan Indonesia yang sudah menginjak ke tahun 67 sudah sepatutnya juga membuat perempuan di Indonesia bisa bebas berkarya sesuai dengan passion mereka.

“Saya mencuri definisi sukses dari anak saya. Orang sukses adalah ketika orang bisa melakukan sesuatu yang ia suka namun tetap bisa berguna untuk dirinya dan orang lain. Menurut saya percuma orang melakukan sesuatu yang tidak ia suka karena itu artinya kita membelenggu dan membatasai diri sendiri. Lebih baik berhenti dan mencari kegiatan yang memang benar-benar kita sukai,”ujar Noni Purnomo saat ditemui di kantornya.

3 dari 4 halaman

Next

Masih dalam rangka memeringati hari kemerdekaan bangsa Indonesia bulan Agustus ini, Noni dan Bunga memiliki pendapat sendiri tentang kebebasan berkarir bagi seorang perempuan. Mereka berpendapat bahwa seorang perempuan seharusnya memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki dalam segala hal, termasuk dalam karir.

“Kebebasan dalam berkarir merupakan kesempatan untuk memilih mengikuti tujuan hidup dan juga kepuasan hati, merasa punya lebih banyak kesempatan lagi tanpa harus dikotak-kotakkan berdasarkan gender. Karena baik laki-laki maupun perempuan pastinya memiliki tujuan hidup dan sebagai orang dewasa waktu kita akan habis untuk melakukan berbagai aktivitas. Jadi, sangat disayangkan jika aktivitas yang dilakukan tidak sesuai dengan keinginan hati. Kebebasan berkarir merupakan kebebasan beraktualisasi diri supaya kita bisa bersinergi dengan siapapun,” ujar Bunga saat dihubungi FIMELA.com melalui telepon.

4 dari 4 halaman

Next

“Sebagai seorang perempuan seharusnya kita bisa ikut bersemangat membangun negeri ini bersama-sama karena nyatanya banyak sekali yang bisa kita (perempuan) lakukan. Jangan sampai kita hanya terbelenggu dengan keperempuanan kita sehingga kita merasa kita tidak bisa melakukan apa yang kita inginkan. Saya percaya bahwa perempuan memiliki potensi yang sangat besar dalam segala hal dan tidak boleh dianggap remeh karena memang seharusnya kita juga bisa memunyai kesempatan kerja yang sama seperti laki-laki. Dan saat kita menuntut kesetaraan (emansipasi) maka kita juga tidak boleh menuntut adanya perlakuan khusus yang akan kita terima. Ketika kita menerima sebuah perlakuan khusus maka itu bukanlah lagi sebagai bentuk kesetaraan,” Noni meneyelipkan pesan di akhir pembicaraan.

Baik Bunga maupun Noni, melalui profesi mereka masing-masing, sama-sama memiliki cara tersendiri untuk mendukung kemajuan perempuan. Sebagai Vice President Business Development di sebuah perusahaan transportasi, Noni berencana membuat sebuah program Women Empowerment yang bertujuan membantu perempuan untuk berdaya sehingga bisa membantu meningkatkan taraf kehidupan keluarga. Sedangkan Bunga, dengan Komunitas CeweQuat yang ia didirikan satu tahun lalu, membuat rangkaian acara rutin yang juga bertujuan menginspirasi perempuan untuk lebih maju, mulai dari masalah keuangan hingga panduan untuk mulai merintis usaha.

So, rasanya sekarang sudah bukan waktunya lagi merasa terkungkung dalam memilih sebuah profesi untuk berkarir. Sementara, di sisi lain sudah banyak perempuan yang bergerak mengambil langkah untuk membantu mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup perempuan lainnya.