Setelah 4 Orang Pendahulunya; Kini Giliran Seno Gumira Tolak Bakrie Award

Fimela Editor diperbarui 13 Agu 2012, 09:59 WIB
2 dari 3 halaman

Next

Bakrie Award, penghargaan yang ditujukan sebagai bentuk apresiasi prestasi anak bangsa dalam beberapa bidang disiplin ilmu. Disiplin ilmu yang biasanya masuk ke dalam kategori penghargaan, yakni sains, teknologi, kedokteran, sosial, hingga kesusastraan.

Penghargaan Achmad Bakrie (PAB) untuk kali pertamanya diadakan pada tahun 2003. PAB merupakan kegiatan tahunan kerja sama antara Freedom Institute dan Grup Bakrie. Pada tahun 2004, Goenawan Mohamad, penerima penghargaan dalam bidang sastra menolak PAB yang diterimanya tahun itu.

Setelah Goenawan Mohamad, PAB pun mengalami penolakan serupa dari para penerima penghargaan di tahun-tahun selanjutnya, tepatnya para penerima dari bidang sastra. Tahun ini, PAB dilaksanakan tanggal 12 Agustus lalu di Djakarta Theater. Hadiah yang dibawa pulang oleh para penerima PAB adalah trofi dan uang sejumlah 250 juta rupiah.

Tahun ini, lagi-lagi PAB harus mengalami penolakan dari seorang penerima PAB. Adalah Seno Gumira Ajidarma, penerima penghargaan dari bidang sastra yang menolak untuk menerima PAB. Di satu pihak, Rizal Mallarangeng, selaku Direktur Eksekutif Freedom Institute, mengatakan bahwa penolakan PAB setiap tahunnya justru malah membuat PAB akan semakin dikenal oleh banyak orang.

3 dari 3 halaman

Next

 

Franz Magnis Suseno, Daoed Joesoef, Sitor Situmorang, dan Goenawan Mohamad merupakan sederet nama yang sebelumnya menolak PAB. Keempat sastrawan tersebut menolak PAB dengan alasan bahwa perusahaan Bakrie sudah menimbulkan banyak kesulitan pada masyarakat di Porong, Sidoarjo dengan masalah lumpur Lapindo yang mereka timbulkan.

Namun, kali ini Seno enggan mengungkapkan lebih jelas alasan mengapa ia menolak untuk menerima penghargaan bidang sastra yang jatuh kepadanya. Dalam sebuah surat yang disampaikan Seno kepada pihak Freedom Institute, Seno mengatakan bahwa ia bukanlah orang yang pantas untuk menerima PAB. Ditolaknya penghargaan bidang sastra oleh Seno bukan berarti akan ada pengganti yang menerima penghargaan tersebut. Rizal Mallarangeng menegaskan tidak akan ada pengganti Seno karena panitia menilai hanya Seno yang berhak untuk menerima PAB dalam bidang sastra tahun ini.

Selain Seno, beberapa nama lain yang menerima PAB tahun ini adalah M Dawam Rahardjo Pemikir Sosial, Sultana MH Faradz dalam bidang Kedokteran, Wiratman Wangsadinata dalam bidang Teknologi, Tjia May On dalam bidang Sains, dan Yogi Ahmad Erlangga dalam bidang Ilmuan Muda Berprestasi.