Next
Jadi cantik itu tidak menyakitkan…
Kalau melihat kecantikan dari hanya segi fisik. Sementara, saya bukan penganut aliran “bersakit-sakit dahulu supaya bisa cantik”, karena saya hanya percaya pada kecantikan dari dalam. Ketika saya bahagia, bersemangat, dan berpikir positif, saya secara langsung telah menjadi perempuan yang cantik. Satu lagi, perempuan cantik itu adalah yang bisa nyambung ketika diajak berbicara. Kalau ia “kosong” dan nggak diajak ngobrol, definisi seksi atau cantik cuma jadi label, bukan pembuktian.
The honest beauty…
Ada satu bagian yang menurut saya sangat nggak bisa berbohong, yaitu mata. Bukan mengatakan saya bisa baca pikiran orang lain, tapi dari pancaran mata terlihat bagaimana di dalam hati seseorang, yang terkadang ditutupi dengan penampilan luar.
Profesi vs kecantikan…
Pekerjaan yang banyak berhubungan dengan orang lain seperti saya, memang mengharuskan penampilan yang menarik. Tapi, saya menganggap itu bukan sebagai cantik yang dipaksakan, tapi bentuk tanggung jawab kepada pihak yang telah membayar saya untuk mewakili sebuah produk. Saya sungguh nggak profesional kalau hadir ke sebuah acara dengan wajah pucat atau tiba-tiba pingsan karena nggak menjaga kesehatan, padahal kapasitas saya di situ sebagai brand ambassador. Dari awal mencemplungkan diri ke dunia hiburan, saya berkomitmen untuk selalu berbahagia dan tampil prima, walaupun sebenarnya saya merasa sangat lelah karena hanya punya waktu terbatas untuk sekadar tidur nyenyak 8 jam.
Next
Emergency look…
Ketika saya sedang tidak dalam kondisi menyenangkan secara penampilan, tindakan “gawat darurat” untu cepat mengoreksi penampilan saya adalah maskara. Seperti yang saya bilang tadi, mata adalah indera yang seharusnya menonjolkan kepribadian seseorang, maka mata saya yang harus paling utama untuk dipercantik supaya terlihat segar dan menyenangkan dilihat. Motto saya: selusuh-lusuhnya penampilan, semangat saya akan bangkit bersamaan dengan bangkitnya bulu mata.
Saya dan salon…
Ketika saya punya waktu luang, saya malah nggak ingin menghabiskannya di salon. Saya lebih suka berdiam seharian di rumah, pergi nonton film, coba-coba restoran baru, dan di prioritas terakhir baru ke spa atau salon. Alasannya, karena saya suka sekali dipijat dan bisa mendapatkannya bukan cuma di spa, tapi bisa juga memanggil tukang pijit langganan ke rumah.
Saya dan perawatan serba alami...
Saya punya tiga bahan alami andalan, yaitu lidah buaya, wortel, dan yogurt. Untuk lidah buaya atau aloe vera, bisa menyegarkan dan menghilangkan jerawat kecil yang biasanya muncul saat sedang stress. Cukup dibuka, diiris, dan dipotong kecil-kecil, lalu lidah buaya itu saya gunakan sebagai masker. Untuk wortel, saya parut, lalu ditiriskan sari wortelnya dan didinginkan seharian, kemudian keesokan paginya dibasuh ke wajah. Itu terbukti ampuh membuat kulit wajah saya segar sepanjang hari. Sementara, kalau yogurt, saya dapat rahasia ini dari seorang teman. Plain yogurt saya diamkan sekitar 15-20 menit sebagai masker dan khasiatnya bisa untuk meratakan warna wajah karena terpapar sinar matahari juga bisa mencegah penuaan dini dan mengatasi jerawat.
Bentuk tubuh saya anugerah terindah…
Kalau ditanya tentang diet, saya jujur nggak pernah menjalani program diet apapun, karena saya adalah perempuan yang berselera makan sangat besar dan bersyukur itu nggak membuat bentuk tubuh saya membesar. Saya sungguh bersyukur memiliki sistem metabolisme yang sangat lancar, sehingga kesenangan saya akan makan nggak berefek pada berat badan. Begitu pula setelah melahirkan seperti sekarang, saya nggak menemukan perubahan apa-apa pada bentuk tubuh saya.