Next
Gita (24 tahun, ahli gizi), membagi kisah perjalanan hubungannya dengan sang suami. Sejak SMP, dia berpacaran dengan laki-laki yang kini jadi suaminya. Nggak tanggung-tanggung, sampai 10 tahun! Hebatnya, mereka berhasil bertahan setelah bermacam cobaan datang mengancam hubungan mereka. “Putus-sambung sering, selingkuh juga pernah. Rasa bosan juga sudah nggak terhitung banyaknya, deh. Tapi, tetap saja ujungnya balik lagi sama dia. Kita beda agama lho, dan sampai sekitar 2 tahun lalu hubungan kita masih nggak direstui. Ajaibnya, sehari sebelum mamaku meninggal, dia malah menitipkan aku ke dia. Dia bahkan nggak pernah berniat mengajakku untuk pindah keyakinan, padahal bisa saja kan, dia dan keluarganya memintaku mengikuti keyakinan mereka. Apalagi aku sudah nggak punya siapa-siapa lagi sekarang, kecuali saudara jauh.”
Kenapa Gita nggak berpikiran mencoba menjalin hubungan dengan orang lain? “Aku mungkin bodoh nggak tertarik mencoba hubungan baru. Tapi, dari pengalamanku selingkuh dulu, aku nggak menemukan orang yang sebaik pasanganku sekarang. Padahal, dulu saat masih pacaran aku bisa dibilang jarang banget ketemu dia. Masing-masing sibuk dengan kegiatan sekolah dan kampus. Ketika bekerja pun kami terpisah jarak lumayan jauh. Dia di Bekasi sementara aku di Jakarta Pusat. Artinya, kalau mau nakal bisa banget, tapi cukup masa kecil dulu saja selingkuhnya. Walaupun pacaran 10 tahun, kami malah makin mesra dan hangat setelah menikah. Cinta memang luar biasa, di luar logika,” jawabnya.
What's On Fimela
powered by
Next
Fena (27 tahun, after-sales service officer) berbagi cerita lain. Dia berpacaran sebanyak 4 kali sebelum akhirnya menikah. “Pacaran sejak SD, tapi itu kan cuma main-main. Baru deh, mulai serius sejak SMA. Pada dasarnya aku selalu punya visi ke depan sama pasanganku. Sama si dia pun nyaris 5 tahun pacaran, sampai akhirnya aku yang memutuskannya secara sepihak karena dia nggak bisa berubah. Sifatnya keras, terlalu pencemburu, dan mengekangku berlebihan. Dia sama sekali nggak suka aku bergaul. Belakangan aku baru tahu juga kalau sifatnya yang manis di depan keluargaku itu nggak tulus, buktinya dia sering menjelek-jelekkan aku ke saudara-saudaraku sendiri. Dia memang sudah dekat sih, dengan keluarga besarku, tapi aku nggak bisa masuk ke keluarganya karena aku nggak diterima di sana,” cerita Fena.
Lanjutnya kemudian, “Setelah putus, kira-kira 2 atau 3 bulan kemudian aku ketemu suamiku sekarang, sementara mantan masih sibuk minta balikan. Putus dari pacar 5 tahunku itu herannya aku nggak patah hati. Merasa kehilangkan iya, tapi malah jadi lega karena bisa bebas. Aku pun sama sekali nggak menganggap suamiku sebagai pelarian. Justru awalnya aku simpatik karena dia baik dan smart. Kepribadiannya yang bertolak belakang dengan mantan membuatku jatuh cinta sungguhan. Darinya, aku mendapatkan perhatian yang nggak pernah aku dapatkan sebelumnya. Seperti yang aku bilang, tiap menjalin hubungan aku punya visi ke depan. Kebetulan aku pun punya target maksimal umur 27 tahun sudah menikah. Papaku yang nggak suka dengan mantan saja bisa sayang sama suamiku.”
Next
Asti (30 tahun, ibu rumah tangga) 5 kali berpacaran sampai akhirnya bertemu sang pacar yang kemudian jadi suaminya. “Pertama kali pacaran kelas 2 SMP. Keempatnya main-main, dan yang serius cuma satu orang, walau nggak sampai menikah. Rata-rata kami putus karena memang nggak cocok. Sama suamiku sekarang pun perjalanan sampai ke pelaminan nggak gampang, cukup menguras pikiran dan tenaga selama 5 tahun untuk menyesuaikan diri. Akhirnya aku putuskan dia yang terbaik. Aku ditaklukkan kesabarannya. Dia laki-laki yang bertanggung jawab dalam segala hal,” cerita Asti.
“Sebenarnya, yakin kalau dia jodohku baru setelah 1,5 tahun pacaran. Tapi, di tahun ke-3 aku malah sempat ragu, ilfil dan hopeless karena belum juga dilamar. Eh, giliran nggak memikirkan soal pernikahan, dia melamarku. Oh ya, jarak dari putus terakhir sampai ketemu suami sekitar 8 bulan, tapi selama 8 bulan itu aku juga sempat dekat dengan beberapa laki-laki lho, walaupun nggak sampai pacaran karena memang nggak pengen punya pacar saat itu. 5 bulan kenal, baru deh, kami berpacaran. Ah, jadi ketawa sendiri kalau ingat masa-masa itu!” ungkap Asti senang.
Next
Sonia (25 tahun, entrepreneur) punya cerita lucu tentang kisah cintanya. Dia mengaku berpacaran sebanyak 7 kali sejak SMP. “Aku punya pacar serius yang jadian denganku sejak kelas 1 SMP, tapi putus-sambung terus sampai nyambung lagi saat SMA, dan jalan sampai hampir 8 tahun! Sayang, hubungan itu nggak disetujui keluarga masing-masing,” canda Sonia, “Putus dari dia, aku jadian lagi dengan orang lain. Sebenarnya pacar baruku itu teman sebangkuku saat SMA kelas 3! Jalan bareng sekitar 3 tahun, aku justru merasa sifat mengalahnya nggak baik untuk kehidupan rumah tangga kami nantinya. Bagaimanapun juga dia bakal jadi pemimpin keluarga yang harus menang dari aku, tapi kenyataannya dia malah seperti berpacaran dengan komandan. Bah!”
Masih bersemangat, Sonia melanjutkan kisahnya, “Putus lagi, ketemulah aku dengan laki-laki lain. Kita jalan hampir 2 tahun. Dua keluarga sudah merestui, tapi dia masih terus ingat sama mantannya. Dia juga belum bisa serius dengan hidupnya sendiri. Bagaimana mau mengatur hidupku kalau hidupnya sendiri nggak jelas? Sebenarnya aku kenal sama suamiku juga saat masih pacaran. Kami bertenu saat sama-sama naik gunung. Pertama ketemu, nggak tahu kenapa saat melihat matanya aku merasa mata kami mirip. Mirip banget! Jodoh mungkin ya... Ketemu dia tepat 5 Mei 2011, lalu 20 hari kemudian dia langsung mengajakku menikah, padahal kami nggak pacaran. Posisinya kan, aku juga masih punya pacar. Agustus aku putus, dan September-nya suamiku ini benar-benar melamarku. Dia itu lengkap: perhatian, galak, berwibawa, dan bisa mengayomi. Itu semua yang aku butuhkan, jadi langsung mantap. Syukurlah, sampai menikah dan sekarang hamil muda, hubungan kami tetap baik-baik saja. Dari awal kenal, sebenarnya aku malah merasa sudah kenal begitu lama dengan dia dan tiba-tiba dipertemukan kembali!” tutup Sonia.
Next
Aleksi (25 tahun, mahasiswi) membuat pengakuan kalau dia berpacaran sebanyak 18 kali! Saking banyaknya, dia sampai lupa siapa saja, atau siapa jadi pacar yang ke berapa, ketika tim FIMELA.com menanyakannya. Yang dia ingat adalah pacar pertama, kedua, dan tiga terakhir. “Sama yang sekarang, berarti 19 kali pacaran sampai akhirnya menikah!” katanya geli. “Aku nggak tahu, ketika suka atau merasa klop, biasanya aku langsung terima laki-laki jadi pacarku. Barulah ketika jalan aku tahu dia siapa dan seperti apa sifatnya. Nggak ada yang lama, pernah hanya jadian beberapa jam, tapi sudah lupa sama yang mana atau yang ke berapa, jadi jangan paksa aku cerita detail. Paling lama berapa ya, kalau nggak salah 3 bulan pacaran. Itu pacar terakhir sekaligus suamiku sekarang. Waktu yang sangat singkat untuk memutuskan menikah, kan? Itu gilanya aku. Selama pacaran aku nggak pernah berpikir akan sampai ke jenjang yang lebih tinggi, tapi suamiku ini berhasil jadi orang pertama yang membuka impianku ke depan,” ingat Aleksi.
“Ini, nih. Ini dia yang aku tunggu selama ini setelah pencarian melelahkan! Bayangkan saja, 18 kali menjalin hubungan, patah hati dan berbunga-bunga berkali-kali. Aku tiba-tiba merasa ingin lebih mengenalnya dan jadi bagian dari masa depan dia. Suamiku bahkan nggak mempermasalahkan aku yang belasan kali gonta-ganti pacar. Katanya, wajar kalau perempuan dekat dengan banyak laki-laki, itu artinya aku menarik. Padahal, aku adalah pacar pertamanya, lho! Sekarang, kalau lagi jalan dan ketemu teman laki-lakiku, yang suami tanyakan selalu sama, ‘Siapa, Sayang? Pacar ke berapamu, nih?’ Hahaha!”
Maybe love is like luck, you have to go all the way to find it seperti kata Robert Mitchum. Atau, mungkin juga kamu harus tinggal di satu jalan ketika yakin di jalan itulah “si dia yang terbaik” berada. Ya, cinta punya caranya sendiri untuk menemukanmu.