Next
“Waktu aku ulang tahun, dia menawariku hadiah. Sebagai perempuan gengsi dong, bilang minta apa. Seharusnya dia udah nyiapin, tinggal kasih ke aku. Ya, nggak? Eh, dia cuma bilang bakal nyiapin sesuatu yang simpel buatku kalau aku nggak mau dikasih kado. Tapi, sampai kami berdua pisah dan putus hubungan, sesuatu yang simpel itu nggak pernah aku terima,†Chiara, 26 tahun, legal officer, berbagi kisah.
Insani, 26 tahun, ibu rumah tangga, juga bercerita, “Aku bego banget deh dulu, mau-maunya dikibulin. Pacarku kos, sementara aku tinggal sama orangtua. Itu yang dia jadikan alasan sering minta traktiran karena aku gampang minta uang lagi dan sehari-hari makan terjamin di rumah, padahal posisinya aku masih kuliah dan dia sudah kerja. Nah, kalau orangtuaku pergi, dia sering juga tuh main ke rumah minta dimasakin!â€
“Aku memang sengaja nggak mau tergantung, apalagi sampai utang budi sama dia. Pelitnya bukan nggak mau keluar ongkos, tapi setelah keluar ongkos dibahasnya nggak habis-habis. Yang mahal-lah, uangnya menipislah, harus mulai berhematlah, bla, bla…,†papar Melodia, 29 tahun, admin, senasib dengan Chiara dan Insani.
Next
Bisa juga si dia kelewat lama melajang sehingga masih terbawa kebiasaannya yang individualis, termasuk soal keuangan. Selama ini dia hanya memikirkan kesejahteraannya sendiri, lalu bertemu seseorang dan memutuskan jalan bersama. Niatnya baik, tapi dia juga butuh waktu untuk terbiasa berbagi. “Dia memang jomblo 4 tahun sebelum berpacaran denganku. Tapi, ya sudahlah, ketika tahu sifatnya itu aku putusin memisahkan keuangan. Pengeluaran apa pun, ditanggung dompet masing-masing. Lucu, tapi memang tiap makan dan main, misalnya, kita bayar sendiri-sendiri. Mungkin dari sana dia baru mulai berpikir ini berlebihan, dan sedikit-sedikit mulai mengambil alih pengeluaran sepele, seperti tol, parkir, dan kadang bayar jajanan kaki lima,” tutup Melodia. Yap, selalu butuh pengorbanan dari satu pihak untuk perlahan-lahan mengubah kebiasaan pasangan yang dinilai bikin nggak nyaman sebuah hubungan, termasuk soal mengatur keuangan.
Selain itu, kamu juga mesti berpikir dua kali sebelum mengatakan si pacar pelit. Bisa jadi kamu yang terlalu boros atau keseringan meminta macam-macam. Kita juga mesti mendengarkan apa kata laki-laki, dong. “Jujur, pada pacar-pacarku yang dulu aku loyal banget, lho. Tapi, begitu bertemu dengan pacar yang sekarang dan berniat serius dengannya, aku malah jadi lebih hemat. Masa muda dulu kan, kalau bisa mentraktir atau memberi kado mewah ke gebetan berasa paling oke. Nah, kalau sekarang lebih mikir buat masa depan, menabung buat rumah, kendaraan, biaya nikah. Pacar juga bilang aku pelit sekarang, makan di tempat biasa, nonton jarang, dan nggak pernah lagi bawa bunga atau cokelat. Bukannya nggak cinta atau mulai perhitungan, justru ini buat kebaikan bersama. Kadang perempuan, aku rasa ya, nggak berpikir sampai ke sana,” aku Andrew, 28 tahun, senior marketing consultant.
So, pacar pelit, agak pelit, lumayan pelit, atau perasaan kamu yang akhirnya melahirkan cap pelit ke pacar? Teliti lebih dalam dan temukan solusinya. Nggak mau kan, gara-gara masalah keuangan hubunganmu dan pasangan jadi nggak sehat.