Novita Tandry: Jelajah 3 Negara untuk Mendirikan Sekolah Anak Di Indonesia

Fimela Editor diperbarui 02 Agu 2012, 12:29 WIB
2 dari 4 halaman

Next

Dengan latar belakang pendidikan psikologi pendidikan dan kecintaannya pada dunia anak, Novi akhirnya kini memiliki sekolah anak yang sudah tersebar di Indonesia. Novi mengaku bahwa ia sudah memiliki ketertarikan pada dunia anak-anak sejak masih remaja. “Mulanya saya terjun di dunia pendidikan anak karena saya suka dan “passionate” pada dunia anak. Saya ingin agar seluruh orangtua tahu betapa krusialnya pendidikan anak usia dini sehingga bisa menjadi orangtua yang cerdas dan lebih baik lagi. Serta bersama-sama mendidik anak-anak bangsa yang lebih baik dari generasi sebelumnya. “It’s easier to build strong children than to repair broken men,” Novi mengawali cerita.

Tak main-main dengan keseriusannya pada dunia pendidikan anak, usai menyelesaikan pendidikan sarjana, Novi melanjutkan pendidikan master di bidang yang sama di Australia.

“Dengan latar belakang pendidikan saya sebagai Psikolog Pendidikan dan kecintaan saya pada mengajar dan seputar dunia anak sejak masih remaja maka minat saya untuk memiliki sekolah atau bisnis di dunia pendidikan anak pun semakin bulat. Karena saya  yakin, dengan memberikan pendidikan yang tepat sejak anak masih kecil, nilai-nilai baik tersebut akan terus ada pada karakter anak hingga ia tumbuh menjadi pribadi dewasa,” tutur Novi.

Kedekatan Novi pada dunia anak tak sekadar sebatas teori dan wacana. Dalam mengurus buah hatinya, Novi tidak pernah menggunakan jasa pengasuh anak karena ia ingin terjun langsung dalam pertumbuhan anak-anaknya. “Saya selalu ada untuk anak-anak, kami (saya dan suami) tidak pernah menggunakan tenaga pengasuh sejak anak-anak masih bayi. Sekarang setiap pagi, saya bergantian dengan suami mengantar anak-anak ke sekolah dan selalu ada pada saat mereka membuat tugas sekolah dan makan malam bersama. My family is my world!,” ujar Novi.

What's On Fimela
3 dari 4 halaman

Next

Perjuangannya dalam mendirikan sekolah anak tidaklah mudah. Pasalnya sekolah anak yang dikelola Novi saat ini adalah sekolah berlisensi Internasional, Tumble Tots. Tidak sebentar waktu yang Novi perlukan untuk meyakinkan Pimpinan Tumble Tots wilayah Asia Pasifik mengenai niat baiknya untuk mendirikan sekolah tersebut di Indonesia. Novi harus mengalami penolakan berkali-kali sebelum akhirnya Tumble Tots bisa menyebar di seluruh Indonesia seperti saat ini.

Novi berharap orangtua dan pengasuh anak bisa bersama-sama dalam mengawasi tumbuh kembang anak.“Sekitar 18 tahun lalu, saya tertarik dengan sistem pendidikan Tumble Tots ketika memasukkan anak pertama saya di lembaga tersebut di Singapura. Saya mendatangi pimpinan Tumble Tots wilayah Asia Pasifik untuk membeli lisensi tetapi ditolak, pada saat itu saya memang masih sangat muda, 21 tahun. Selama sebulan, saya mengikuti pimpinan tersebut kemanapun dia pergi, termasuk ketika harus terbang ke Malaysia, Thailand dan Inggris. Melihat kegigihan saya, akhirnya ia memberi izin untuk membuka Tumble Tots. Namun, izin yang diberikan hanya untuk membuka satu cabang, bukan memegang lisensi untuk wilayah Indonesia. Sekarang Tumble Tots telah berkembang menjadi 52 cabang di seluruh Indonesia,” Novi melanjutkan.

Dengan mendatangkan sistem pendidikan internasional anak di Indonesia, tentu Novi mengusung misi tersendiri untuk pendidikan anak di Indonesia. Novi berharap orangtua dan pengasuh anak bisa bersama-sama dalam mengawasi tumbuh kembang anak. Sebagai orang yang concern pada dunia pendidikan (anak), Novi pun sangat memerhatikan perkembangan dan perjalanan pendidikan anak di Indonesia.

4 dari 4 halaman

Next

“Pengetahuan akan pentingnya pendidikan di usia dini sudah semakin baik sehingga anak-anak tumbuh dan berkembang dengan pola asuh yang baik dari orangtua. Dengan adanya respon yang positif, kami mengembangkan second-line Tumble Tots yang bernama Leaps & Bounds, untuk tetap membantu memberikan pendidikan untuk anak kelas C agar mendapatkan pendidikan  yang maksimal di usia pra-sekolah di seluruh pelosok di Indonesia. Dengan terus berbagi info baik malalui internet, website pribadi, buku-buku saya, Bad Behaviour, Tantrums and Tempers, Buku Pintar Perilaku Anak, dan Mengenal Tahap Tumbuh Kembang Anak & Masalahnya, serta talk show, saya yakin para orangtua akan orangtua yang semakin cerdas,” jelas Novi.

Saat diminta berkhayal tentang masa depan pendidikan anak Indonesia, Novi mengatakan ingin mengubah sistem dan kurikulum pendidikan anak jika ia diperkenankan. “Di Indonesia, mungkin sistem dan kurikulum pendidikan yang harus diperbaiki. Tapi, ya biarlah. Saya akan terus konsisten menjalankan tugas dan tanggung jawab di pendidikan anak usia dini, serta berbagi pola asuh yang tepat pada para orangtua,” ujar Novi sambil tertawa ringan.

Untuk rencana ke depan selanjutnya, Novi berharap ia bisa memiliki 100 cabang Tumble Tots dan Leaps and Bounds di seluruh pelosok Indonesia.