Mengaku Teman (Di Kantor), Tapi Menikam Dari Belakang

Fimela Editor diperbarui 31 Jul 2012, 05:29 WIB
2 dari 4 halaman

Next

Teman baik, pastinya kita semua punya satu orang di tempat kerja yang selalu kita anggap sebagai teman baik. Bagaimana pun juga, salah satu faktor yang membuat kita bertahan lebih lama bekerja di suatu tempat adalah karena adanya teman yang bisa selalu kita ajak untuk bertukar pikiran dan berbagai keluh kesah. Coba bayangkan, bagaimana kalau kamu sudah stres menghadapi load pekerjaan sehari-hari dan ditambah dengan atmosfer kantor yang tidak membuatmu nyaman. Bisa nggak sih kita kerja dalam suasana seperti itu?

Namun ternyata, persahabatan di dunia kantor tidaklah semanis dunia persahabatan seperti yang ada di dalam dongeng. Rasanya ketulusan antarsahabat pun masih bisa dipertanyakan. Persaingan untuk mencapai puncak karir tertentu seringkali membutakan orang dan membuatnya menghalalkan segala cara untuk meraihnya, tak terkecuali mengorbankan teman sendiri.

What's On Fimela
3 dari 4 halaman

Next

 

“Biasanya orang seperti ini adalah tipikal orang yang tidak ingin susah dan menginginkan cara instan untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Dan tentunya ini berkaitan lagi dengan kepribadian orang tersebut apakah licik memang sudah menjadi sifat dasarnya. Persaingan di tempat kerja memang harusnya ada, tapi tentu saja persaingan yang dimaksud dengan tujuan meningkatkan kinerja kita dan harus diselesaikan dengan cara sehat. Sebenarnya salah satu sebab orang menghalalkan segala cara dalam bersaing adalah kondisi dan manajemen kantor yang juga tidak sehat sehingga menimbulkan kecemburuan. Namun, jika manajemen perusahaan cukup sehat, tetapi masih ada yang yang berbuat curang maka memang ada yang salah dengan pribadi orang tersebut,” ujar Farah Andjarsari, S. Psi., M. Psi, dosen psikologi sebuah universitas ketika dihubungi FIMELA.com lewat telepon.

Andri, seorang pemimpin redaksi sebuah majalah, menuturkan bagaimana ia dikhianati oleh seorang teman dekatnya yang akhirnya menyingkirkan Andri dan menggantikan posisinya sebagai pemimpin redaksi. Andri memiliki seorang teman dekat yang tentunya bekerja di tempat yang sama dengannya, mulai dari masalah keluarga hinggaberbagai rencana bisnis ke depan soal majalah yang ada di bawahnya, tak segan diceritakan Andri kepada Si Teman Dekat. Dan tentunya berbagai dukungan dan juga ide-ide pun diberikan oleh Si Teman Dekat kepada Andri.

"Persaingan di tempat kerja memang harusnya ada, tapi tentu saja persaingan yang dimaksud dengan tujuan meningkatkan kinerja."Hingga pada akhirnya, kondisi perusahaan sudah tidak kondusif dan pemilik perusahaan semakin semena-mena. Tidak tahan dengan kondisi tersebut, akhirnya Andri harus rela kehilangan teman diskusinya di kantor karena Si Teman Dekat memutuskan untuk keluar dari perusahaan tersebut dan pindah kerja. Namun, walaupun sudah pindah kerja, yang namanya teman dekat pasti akan selalu menjaga hubungan komunikasi mereka. Diskusi antara Andri dan Teman Dekatnya masih berlangsung di luar jam kerja, bahkan mereka sudah membuat rencana-rencana bisnis majalah ke depannya nanti.

Keadaan dan atmosfer kantor semakin tidak nyaman usai mundurnya Si Teman Dekat. Tak beberapa lama Teman Dekatnya mengundurkan diri, akhirnya Andri pun ikut mundur karena merasa tidak sanggup lagi bekerja di bawah pemimpin yang semena-mena. Usai mundur dari posisinya sebagai pemimpin redaksi, Andri masih menghubungi Si Teman Dekat dan berharap rencana bisnis yang mereka bicarakan selama ini bisa diwujudkan.

4 dari 4 halaman

Next

 

Waktu terus bergulir, namun rencana bisnis mereka pun belum bisa terwujud karena masing-masing sibuk di dunia mereka saat ini. Belum lama ini, Andri mendengar kabar Si Teman Dekat pun kembali bekerja pada perusahaan tempat mereka dulu bekerja dan menduduki posisi Andri dulu. Kaget mendengar kabar tersebut, akhirnya Andri pun mencari tahu.

Usut punya usut, akhirnya Andri mendapatkan kenyataan bahwa kemunduran Si Teman Dekat dari perusahaan tempat mereka bekerja dulu hanyalah skenario. Ya, skenario yang direncanakan Si Teman Dekat dengan pimpinan perusahaan untuk menekan Andri hingga akhirnya Andri tersingkir dari perusahaan. Dan ternyata, rencana Si Teman Dekat dan pimpinan perusahaan berhasil karena Andri mengundurkan diri dan kini Si Teman Dekat Andri-lah yang menggantikan posisinya di perusahaan tersebut.

“Orang yang rela menikam teman dekatnya sendiri dari belakang untuk keberhasilannya sendiri biasanya adalah orang yang berambisi sangat besar. Besarnya ambisi seseorang juga terkait dengan kehidupan pribadinya, apakah dia orang yang memang tidak pernah gagal sehingga tidak rela jika kalah dari teman baiknya. Atau apakah dia adalah si bungsu yang selalu mendapatkan apa yang diinginkannya. Kalau sudah seperti ini, biasanya dia tidak akan memedulikan orang-orang yang ada di sekitarnya,” Farah kembali menjelaskan.

"Hindari menceritakan rencana bisnis secara mendetail dengan rekan kerja untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan."Terdengar seperti drama sinetron mungkin, tapi sayangnya kejadian seperti ini benar-benar terjadi dan ada di sekitar kita. Terbayang kan bagaimana tingkat kedekatan antara Andri dan Teman Dekatnya? Mulai dari masalah keluarga hingga rencana bisnis yang seharusnya tidak boleh dibicarakan, Andri bagi bersama Teman Dekatnya. Namun ternyata, justru orang yang paling ia percayalah yang menyingkirkannya dari dunia kerja yang mereka bangun bersama.

Kalau sudah seperti itu, siapa lagi yang harus kita percaya di dunia ini? Karena bukan tidak mungkin peristiwa seperti yang dialami Andri juga terjadi pada kita tanpa kita sadari. “Bukan bermaksud berburuk sangka, tapi waspada sangatlah penting. Sebaiknya hindari menceritakan rencana bisnis secara mendetail dengan rekan kerja untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” Farah menyarankan.