Next
Tidak hanya tenar di Indonesia, rendang juga dikenal oleh masyarakat luar negeri. Bahkan, CNN melalui situs resminya pernah menobatkan rendang sebagai makanan nomor 1 di dunia. Penobatan CNN terhadap rendang sebagai makanan terpopuler nomor 1 tentu seharusnya menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Indonesia khususnya warga yang berasal dari Sumatera Barat.
Tapi sayang, di balik kepopuleran rendang, sangat sedikit orang yang tahu dan peduli lebih lanjut tentang masakan ini dari sudut pandang budaya. Bahkan, tidak semua orang asal Sumatera Barat yang mengetahui filosofi masakan rendang. Reno Andam Suri, perempuan asal Payukumbuh, menelurkan sebuah buku yang berjudul Rendang Traveler sebagai salah satu usahanya untuk membantu melestarikan rendang.
What's On Fimela
powered by
Next
"Bukan tidak mungkin jika kita tidak mengenal kebudayaan sendiri, suatu saat nanti rendang juga akan diklaim oleh negara lain sebagai makanan khas negara mereka."Buku yang terdiri dari 200 halaman lebih ini mengupas habis tentang filosofi di balik makanan rendang. Mulai dari arti kata ‘rendang’, bahan-bahan rendang, hingga berbagai jenis rendang dari berbagai daerah di Sumatera Barat. Reno menjelaskan bahwa setiap daerah di Sumatera Barat memiliki jenis rendang yang berbeda-beda. “Masing-masing daerah memunyai kekhasannya. Ada yang menggunakan kemiri. Ada yang menggunakan kapulaga. Ada juga yang memakai ketumbar yang masih hijau untuk digiling menjadi bumbu halus,” (Reno, 2012: 16).
Yang menarik dari buku ini adalah Reno tidak hanya membahas tentang rendang, masakan, dan kebudayaan Minang di dalamnya. Tetapi dalam buku ini, Reno juga mencampurnya dengan pengalaman traveling menjelajah Sumatera Barat. Perpaduan cerita tentang budaya, traveling, masakan yang dilengkapi dengan ilustrasi artikel yang menarik membuat pembaca tidak merasa bosan. Selain itu, dalam bukunya Reno juga menggunakan bahasa tuturan sehari-hari sehingga seolah-olah pembaca diajak berkomunikasi langsung oleh penulis.