Perilaku Seseorang Tak Mencerminkan Kehidupan Seks-nya

Fimela Editor diperbarui 05 Jul 2012, 11:59 WIB
2 dari 3 halaman

Next

Seorang teman kerja yang terlihat sangat kalem dan paling jenius di kantor ternyata punya sisi lain, sangat berbeda dengan kepribadiannya yang saya kenal selama ini. Kerap menulis berbagai artikel di dunia maya, jelas namanya sudah nggak asing lagi. Tapi, ternyata nama penanya jauh lebih populer karena dia aktif menulis cerita-cerita seks. Cerita seks yang ditulisnya dalam sebuah blog berkisah tentang hubungan tak wajar, yang mayoritas menceritakan adegan percintaan tak imbang, seperti antara perempuan cantik dengan laki-laki buruk rupa, perempuan kaya dengan sopir, sampai perempuan muda dengan laki-laki yang usianya jauh di atasnya.

Tak hanya itu, kisah cinta tak wajarnya yang sering diangkat dalam cerita erotis kini benar-benar terwujud. Sang pacar yang belum lama dikenalnya ternyata juga punya “hobi” yang sama dengan dia. Sekarang, tak hanya lewat cerita, dalam social media pun mereka berdua dengan vulgar menceritakan kisah cinta dan detail adegan ranjang, membiarkannya jadi konsumsi publik. Teman laki-laki saya mewujudkan fantasinya bercinta dengan perempuan cantik dan seksi, sementara sang pacar mewujudkan fantasi liarnya bercinta dengan laki-laki yang ia anggap sebagai tuannya.

Berkebalikan dengan akun social media mereka yang panas, mereka pun punya akun lain yang menunjukkan keduanya menjalin hubungan layaknya pasangan normal. Banyak diumbar kata cinta di sana, lengkap dengan impian mereka untuk menikah. Sama-sama mengumbar kehidupan pribadi, tapi akun mereka yang menggunakan identitas asli jauh lebih sopan ketimbang akun mereka satu lagi yang isinya nggak jauh-jauh dari seks.

3 dari 3 halaman

Next

“Aku juga bingung. Temanku kelihatannya sama sekali nggak terlihat tertarik pada laki-laki. Ketika kami sibuk membicarakan gebetan masing-masing, dia dengan ketus mengatakan itu cuma buang-buang waktu karena dia bisa hidup tanpa laki-laki. Eh, dia malah jadi orang pertama yang menikah di antara kami karena mengandung! Sementara teman lain yang hobi gonta-ganti teman kencan sampai sekarang belum berniat serius menjalin hubungan, bahkan ketika ditanya masalah aktivitas seksual dengan teman-teman kencannya yang tak terhitung jumlahnya itu, dia mengaku berlum pernah ‘macam-macam’. Kenapa bisa begitu, ya?” tanya Dini (26 tahun, ibu rumah tangga) heran.

Lalu, kalau begitu apa yang menentukan tinggi-rendahnya fantasi dan gairah seksual tiap orang, dan bagaimana kita bisa mengenalinya? Apa sama sekali nggak berhubungan dengan latar belakang atau faktor lingkungan? Menurut konsultan seks dr. Ferryal Loetan gairah seksual dipengaruhi oleh pola pikir dan faktor hormonal. Ya, pola pikir, dengan kata lain fantasi seks, sangat berpengaruh pada gairah seks seseorang.

Kalau gairah seksual dipengaruhi pola pikir, sementara pola pikir terbentuk, salah satunya, dari lingkungan, berarti besar-kecilnya gairah juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Selama ini kita melihat seseorang, kemudian menilainya dari apa yang kita lihat sehari-hari. Dari sana kita sudah berkesimpulan dia nggak mungkin melakukan ini-itu. Padahal, katakanlah kamu bersamanya 8 jam tiap hari, dalam 14 jam sisanya kamu nggak tahu kan, apa saja yang dia lakukan? “Misalnya dia sering mengakses situs yang membuatnya terangsang saat waktu luang, itu sudah bisa meningkatkan gairah seks-nya, kan. Ada banyak faktor penyebab,” ungkap konsultan seks dr. Iwan Setyawan. So, kembali ke pertanyaan awal, seberapa besar gairah orang-orang di sekitar kita, bagaimana pula cara mengetahui kehidupan seks-nya, nggak ada yang tahu karena memang nggak ada ciri nyata untuk mengungkapkannya.