Next
“Sering dipuji apa oleh suami?â€. Ketika pertanyaan ini kami utarakan kepada Suci, 31 tahun, wiraswasta; Mia, 30 tahun, freelance graphic designer; dan Pradnya, 29 tahun, penulis, sontak mereka terdiam. Suami mereka masing-masing bukannya tidak penyayang, namun termasuk jarang melontarkan pujian. Maka, pertanyaan kami alihkan kepada pihak suami, yaitu Wahyu, 32 tahun, karyawan perusahaan telekomunikasi (suami Suci); Rusli, 37 tahun, wiraswasta (suami Mia); dan Sinjo, 39 tahun, arsitek (suami Pradnya), tentang sisi cantik apa dari istri mereka masing-masing.
“Suci pasti cantik saat dia baru selesai mandi dan wangi. Dia cantik seperti segarnya hujan. Suka juga lihat dia mengenakan make up asal nggak terlalu tebal,†puji Wahyu membuka obrolan.
“Mia itu cantik semuanya. Nggak memungkiri pasti wajah yang jadi daya tarik pertama kali dan mudah terlihat. Dan, dia semakin cantik ketika dirias. Bukan maksudnya saya suka yang cantik polesan, justru suka yang alami, tapi ketika dia tampil dengan wajah dirias, dia memang semakin cantik. Nggak perlu tebal, yang penting riasan yang membuatnya terlihat lebih segar,†timpal Rusli.
“Ketertarikan fisik pertama kali saya suka bentuk tubuhnya karena saya memang suka perempuan kurus. Saya memang ingin punya kekasih yang bertubuh seperti model, kurus tapi nggak kurus kering, tetap ada curve-nya. Setelah menikah dan punya anak, beruntung istri saya termasuk yang gampang kembali langsing,†Sinjo ikut berpendapat.
What's On Fimela
powered by
Next
Nah ternyata, di balik sering absennya suami untuk memuji istri masing-masing, mereka sebenarnya masih punya bagian diri yang mengagumi pasangan mereka. Kalau begitu keadaannya, kenapa pujian jarang sekali dihadiahkan untuk pasangan?
“Saya adalah orang yang lebih suka terus terang, tapi juga tidak memuji. Kalau saya nggak complain tentang suatu hal dari Pradnya, itu bisa diartikan sebagai pujian karena apa yang dilakukannya sudah ‘benar’. Pradnya sendiri sudah memahami sifat saya yang satu ini,” buka Sinjo tentang “keterbatasannya” memuji.
“Memuji bagi saya adalah bentuk proteksi hubungan. Saat masih pacaran dulu dan sering memuji, secara nggak sadar saya lakukan itu karena merasa belum memiliki dia secara resmi sehingga saya merasa harus memproteksi Suci dengan level maksimum. Setelah sudah resmi menjadi istri, saya ‘memproteksi’ pernikahan kami dengan level medium. Jadi, tidak sering memuji bukan nggak sayang atau cinta lagi, tapi hanya mindset-nya yang berubah,” jelas Wahyu.
Menyimpulkan dari pendapat ketiga suami di atas, make up masih mendominasi sebagai daya tarik para istri untuk suami. Polesan riasan di wajah yang tak berlebihan terbukti ampuh menambah daya tarik seorang perempuan dan menimbulkan kekaguman bagi setiap mata yang melihatnya. Wangi dan bersih juga jadi kriteria selanjutnya, karena perasaan cinta nggak dipungkiri bisa datang dari organ hidung dan turun ke hati. Dan untuk bentuk tubuh, memang tetap menjadi daya tarik visual untuk pasangan. Jadi, walaupun suami tak pernah memuji hasil dietmu yang sudah berhasil, bukan berarti dia nggak aware dengan itu, lho. Minim complain, berarti suami memuji, walau dalam hati.
Noted!