Next
“Untuk pemilihan nama kami memang sengaja memilih nama yang terdengar seperti merk luar. Ini dimaksudkan agar kami terpacu untuk membuat brand ini menjadi goes global. Tapi walaupun demikian, sebenarnya Lazuli Sarae membawa prinsip lokal yang sangat kuat. ‘Lazuli’ diambil dari kata ‘lazhward’, dari bahasa Persia yang artinya ‘biru’. Sementara ‘sarae’ adalah kata dalam bahasa Sunda yang berarti bagus namun bermakna jamak,’ Reta menjelaskan.
Next
"Langkah pertama kali yang saya ambil adalah memantapkan rencana bisnis sampai setidaknya satu tahun pertama."Sebagai modal awal membuka bisnis Lazuli Sarae, Reta dan rekan pun memanfaatkan hadiah hasil memenangkan kompetisi untuk mengawali Lazuli Sarae. Untuk beralih dari seorang profesional menjadi seorang pengusaha tentunya bukan hal yang mudah bagi Reta dan teman-temannya. “Langkah pertama kali yang saya ambil adalah memantapkan rencana bisnis sampai setidaknya satu tahun pertama. Lalu setelah itu saya dan teman-teman menetapkan waktu yang tepat untuk mundur (resign) dari perusahaan masing-masing. Ini merupakan keputusan yang cukup rumit pada awalnya, apalagi ada faktor-faktor dari luar, seperti keluarga dan teman-teman. Tapi pada saat itu kami yakin pada keputusan kami,” ujar Reta mengenang titik awal perjalanannya.
Next
"Batik adalah salah satu varian tekstil Indonesia yang sangat dikenal di dalam negeri maupun di pasar global."Menggunakan batik di atas bahan denim pada produk Lazalui Sarae pun mendapat sambutan yang beragam dari pasar. “Pertama kali diluncurkan, sambutan dari pasar terhadap produk kami pun beragam. Ada yang melihat sebagai Lazuli Sarae sebagai produk yang menarik dan segar, ada juga yang melihat sebagai ‘perusak’ tradisi,” ujar Reta.
Produk fashion yang mengeluarkan 2 kali koleksi terbaru dalam satu ini, bisa diperoleh melalui online dan juga di outlet. Di Jakarta, Lazuli Sarae bekerja sama dengan consignment store, seperti Alun-Alun Indonesia, Central Park, Jakarta; Pendopo, Alam Sutra Mall, Tangerang; dan juga di Sarinah Thamrin dan Sarinah Pejaten Village, Jakarta. Pencapaian yang bagus, bukan, untuk sebuah usaha yang baru berusia 1 tahun?!