Move On Ke Yang Lebih Sexy, Stylish, and Smart!

Fimela Editor diperbarui 26 Jun 2012, 11:59 WIB
2 dari 3 halaman

Next

Saya sadar dan mengakui, keluar dari comfort zone seringkali menakutkan. Apalagi, smartphone yang saya miliki sekarang sudah berhasil memenuhi kebutuhan berkomunikasi saya. Mulai dari bersosialisasi di social media seperti Twitter, Instagram, dan Facebook hingga mengabadikan banyak momen seru dan menyelesaikan pekerjaan.

Saya sebenarnya bisa saja meng-upgrade kedua smartphone tersebut dengan seri terbarunya. Namun saya takut tidak bisa menyisihkan waktu untuk belajar (atau 'ngulik' menurut adik saya yang paling update soal gadget) seputar inovasi yang hadir dalam seri terbaru tersebut.

-----

Sebaliknya, saya butuh smartphone yang bisa memenuhi beragam kebutuhan yang saya dapat dari dua smartphone. Lalu, setelah bertanya-tanya kepada teman-teman di Twitter,  ternyata banyak dari mereka merasakan hal sama, termasuk Christian Sugiono yang merupakan seorang gadget freak. Setelah berdiskusi di Twitter, mereka pun menyarankan saya untuk coba menggunakan smartphone berbasis Android.

 

What's On Fimela
3 dari 3 halaman

Next

Then, saya pun googling soal smartphone berbasis Android. Jujur saya masih bertanya-tanya, apakah smartphone tersebut memang lebih canggih atau malah sebaliknya?  

 

Kegalauan saya tentang gadget tersebut dijawab oleh @Samsung_ID. Out of nowhere, mereka chip in di conversation antara saya dan Christian. Mereka menawarkan kami untuk mencoba smartphone berbasis Android keluaran terbaru dari Samsung, yaitu; Samsung GALAXY SIII.

Of course I said, YES! 

Makin penasaran, saya pun lalu lanjut googling seputar Samsung GALAXY S III. Mulai dari review fitur-fitur, desain, hingga tips & trick cara menggunakannya. Sayang, saat itu belum banyak info mengenai hal tersebut, karena GALAXY SIII ternyata belum diluncurkan di pasar Indonesia. Nah lho?

                                                                                           ----

Saya pun menunggu kelanjutan kabar dari @Samsung_ID yang menawarkan Samsung GALAXY S III untuk coba digunakan. Apakah mereka memang akan memberikan kesempatan bagi saya untuk mencoba? Atau hanya basa-basi?

Ternyata, beberapa hari kemudian, mereka memberikan gadget  Android  tersebut! Can you imagine? Padahal waktu itu, smartphone ini belum launching di Indonesia.

Berarti, saya benar-benar diberikan kesempatan untuk mencobanya pertama kali. Excited! Saking excited-nya, saya pun langsung minta tolong adik saya untuk mengisinya dengan aplikasi-aplikasi yang biasa saya dapat di kedua handphone terdahulu. Mulai dari Twitter, Facebook, Instagram, messanger, dan beragam aplikasi lainnya. Setelah selesai, kini giliran saya untuk mulai menggunakannya.

Kini saya tidak perlu repot lagi untuk menekan tombol 'call' karena all I have to do is memilih nomer yang ingin dihubungi, lalu mengarahkan SIII ke telinga.Pertama, saya coba menggunakan kameranya untuk mengabadikan gambar anak-anak yang sedang bermain di taman saat weekend. Hasil jepretannya keren, ternyata info dari internet tidak bohong. Kamera 8MP-nya bisa menghasilkan kualitas gambar yang jernih. Apalagi ada fitur burst shot dan pilihan untuk langsung share ke beragam social media hingga blog pribadi.

Selain itu, smartphone ini juga memiliki layar yang tetap menyala selama mata saya dan si kecil menatap layarnya menonton video YouTube kartun.

Dan yang menjadi favorit saya adalah direct call karena mempermudah experience berkomunikasi. Kini saya tidak perlu repot lagi untuk menekan tombol 'call' karena all I have to do is memilih nomer yang ingin dihubungi, lalu mengarahkan SIII ke telinga. Dalam hitungan detik, saya pun langsung tersambung dengan anak, pasangan, dan kolega yang lain.

Nice!

 Thanks buat @Samsung_ID, para warga Twitter, dan juga adik saya yang telah meng-encourage saya untuk keluar dari comfort zone menggunakan dua smartphone lalu menggantinya dengan satu smartphone serbaguna.

Saat ini, ada satu hal yang masih saya pelajari, yaitu cara mengetik di smartphone Android yang berbeda dengan dua smartphone terdahulu. Tapi, saya sadar, yang namanya keluar dari comfort zone memang memerlukan penyesuaian dan adaptasi. Jadi, saya anggap itu semua sebagai tantangan baru.

Saya yakin, adaptasi saya dengan Samsung GALAXY SIII tidak akan memakan waktu lama. Meski mungkin bisa dikatakan canggih, toh smartphone ini memang designed for human. Jadi, pastinya akan mudah dioperasikan.

Kalau saya saja yang gaptek bisa mengoperasikannya, kenapa kamu nggak? :)