Next
Psikolog A. Kasandra Putranto mengatakan laki-laki berpenampilan fashionable karena alasan tertentu, seperti pengaruh lingkungan, pekerjaan, atau memang unsur genetik. Dikatakan bawaan atau bakat jika laki-laki mendapat “pelajaran” cara berpenampilan dari orangtuanya yang memang berpenampilan rapi, atau sering dilihatnya merawat diri. Ada pula yang menjadikan penampilan modis sebagai bagian dari gaya hidup, pengaruh lingkungan pergaulan maupun pekerjaannya. Misalnya, para sosialita, aktor, desainer, dan profesi lain yang potensial menjadikannya lebih care terhadap penampilan mereka. ini pulalah yang dialami Ferry Salim dan Indra Brasco.
Apa kata sang istri, Merry Prakarsa, dengan penampilan Ferry? “Saya memang suka sekali melihat orang yang modis, fashionable. Apalagi kalau melihat Mas Ferry selalu tampil keren, trendy, baik outfit maupun hairstyle-nya,” ungkapnya. Sang istri ternyata sangat mendukung penampilan suaminya. Ia yang lulusan cosmetology malah “bertugas” memotong dan mewarnai rambut sang suami, sementara Ferry yang lulusan fashion marketing memang sangat memahami perkembangan fashion. “Jadi kami saling mengisi,” imbuh Merry.
Ketika ditanya hal yang sama, ternyata Mona juga sangat mendukung penampilan sang suami, “Aku support terus karena sejauh ini positif. Indra memang fashionable, tapi tipe yang nggak berani pakai model aneh-aneh, dan lebih ke arah maskulin. Dari dulu Indra memang lebih memperhatikan fashion daripada aku. Dia bahkan suka lihat yang lagi tren sekarang itu yang seperti apa, kemudian ngikutin juga. Launching jam, misalnya, dia yang selalu tertarik datang, beda dengan aku yang nggak terlalu tertarik.”
Yang lebih fashionable…
“Mas Ferry sendiri selalu meminta saran saya tentang apa pun yang dipakainya, termasuk saat ada acara atau syuting. Tapi, sejauh ini dia memang pintar sekali memadu-padankan, mix and match apa yang dia kenakan,” Merry lanjut bercerita. Bapak tiga anak, Brandon, Brenda, dan Raoul, yang mengaku suka sekali dengan gaya vintage ini bahkan dikenal paling pintar memadukan dandanan agar terlihat fashionable. Usianya memang nggak lagi muda, 45 tahun, tapi Ferry masih setia mengikuti perkembangan fashion. Nggak cuma outfit, tapi juga fashion accessories. “Mix and match pakaian itu penting, harus pelan-pelan dan satu per satu matching-in baju,” ungkap Ferry. Bahkan, kini ia tertarik dengan parfum dan meliriknya sebagai calon bisnis baru yang sesuai dengan kepribadiannya.
Next
Kalau Merry sering dimintai saran oleh Ferry, yang terjadi dengan Mona dan Indra justru sebaliknya. Mona mengaku pandangannya tentang tampil modis baru terbuka setelah ia mengenal Indra, “Dia suka kasih masukan ke aku, yang buka cakrawala ke aku kalau tampil rapi, fashinonable, buat karier orang-orang seperti kami itu penting. Aku dulu cuek, lebih suka baju casual yang enak dipakai di badan aja. Sekarang casual nggak jadi masalah asal tetap terlihat fashionable.”
Mona menambahkan, “Banyak suami yang kalau traveling istrinya yang menyiapkan semuanya, kan. Indra nggak. Dia pilih bajunya sendiri. Bagi dia tampil fresh dan modis itu cukup penting. Apalagi kariernya masih di dunia entertainment, sekarang dia menggarap event organizer. Di dunia bisnis, menurut Indra being fashionable juga memperlihatkan kredibilitas, mencerminkan kreativitasnya. Jadi, orang percaya kalau dia memang orang kreatif. Kalau dia mengikuti tren, pasti ide-idenya juga terkini, kan.”
Pasangan fashionable bikin minder?
Merry mengaku, “Untuk minder tidak sih, karena fashion itu kepribadian. Saya sendiri orang yang simpel, lebih suka memakai aksesori dan tas ketimbang outfit.” Ternyata, pasangan fashionable, bagi Merry, sama sekali nggak dianggap sebagai pesaing, malahan ia mengaku saling melengkapi dengan karakter dan style masing-masing. Perbedaan fashion statement kesukaan juga menambah “warna” di penampilan mereka ketika harus tampil berdua.
Mona juga sama sekali nggak merasa minder punya suami fashionable seperti Indra, tapi justru ada perasaan jengkel, “Dulu itu dia sering protes. Menurut dia, penampilanku kurang enak dilihat, warnanya kurang match, ya karena aku pakai yang aku suka aja. Cuma makin ke sini tampil modis sudah jadi kebutuhan buatku, bukan untuk menyesuaikan penampilanku dengan dia atau karena sebal Indra sering ngoceh mengomentari penampilanku yang kurang oke.”
Ferry, yang pernah dinobatkan sebagai salah satu pria metroseksual oleh MarkPlus & Co tahun 2004 silam, pun mengungkapkan, “Di Indonesia, kalau orang tampil keren, tampil fashionable, sering diomongin orang, ada pro dan kontra. Tapi banyak juga yang suka. It’s ok, paling nggak kita tahu kita diperhatikan.”
Ya, masyarakat seringkali menganggap laki-laki hobi dandan dan nyalon sama sekali nggak jantan karena identik dengan perempuan. “Padahal, pergeseran nilai sosial-lah yang memberikan peluang pada laki-laki untuk mengaktualisasikan dirinya dalalm bidang fashion, dan kini bisa lebih diterima pasangannya masing-masing," Kasandra kembali menjelaskan. Konflik memang nggak jarang terjadi kalau perempuan kurang bisa menerima keadaan pasangan, tapi kalau perempuan menunjukkan minat sama dengan pasangan, seperti sama-sama suka merawat diri dan berdandan, mereka akan jadi pasangan kompak. Apalagi, punya pasangan fashionable memberikan beberapa keuntungan, kita nggak akan ketinggalan tren dan punya teman belanja dengan selera oke. Penampilan kita dan pasangan pun sama-sama enak dilihat. Setuju, Fimelova?