Diana Abidin: Perempuan pun Bisa Beraksi Di Udara

Fimela Editor diperbarui 12 Jun 2012, 07:29 WIB
2 dari 4 halaman

Next

Menggeliatnya kembali dunia penerbangan Indonesia membuat kebutuhan pilot di Indonesia semakin meningkat. Meningkatnya kebutuhan pilot di Indonesia membuat sekolah penerbangan menjadi pusat perhatian baru bagi masyarakat. FIMELA.com mengunjungi salah satu sekolah penerbangan, Alfa Flying School, di Juanda dan berbincang-bincang dengan satu-satunya instruktur pilot perempuan di sana, Diana.

Krisis moneter yang menerpa Indonesia pada tahun 1997 membuat industri penerbangan lesuMengawali kuliah sebagai mahasiswa Teknik, akhirnya Diana keluar sebagai pilot. “Saat lulus SMA, saya sempat menjalani kuliah selama satu semester di Jurusan Teknik Arsitek. Namun, karena melihat antusiasme saya yang minim saat kuliah Teknik, akhirnya ayah menyodorkan saya untuk mencoba sekolah penerbangan. Dan setelah hanya sempat menjalani kuliah satu semester di jurusan Teknik, saya pun kemudian pindah dan menjalani pendidikan di Juanda Flying School di Surabaya,” Diana mengawali cerita.

Menjalani pendidikan sekolah penerbangan dengan teknik semimiliter tidak membuat Diana menyerah menjalani pendidikan di Juanda Flying School. Pada tahun 1996, Ibu tiga orang anak ini pun lulus sekolah penerbangan sebagai pilot. Krisis moneter yang menerpa Indonesia pada tahun 1997 membuat industri penerbangan lesu. Gagal melamar di berbagai maskapai dalam kurun waktu 1996—1997, akhirnya Diana pun memutuskan untuk menikah.

What's On Fimela
3 dari 4 halaman

Next

Pada tahun 2003, salah satu temannya yang bekerja pada sebuah maskapai penerbangan mengajaknya untuk bergabung sebagai pilot pada maskapai tersebut. Namun, karena anak-anaknya yang masih belum bisa untuk ditinggal membuat perempuan berbadan tegap ini tidak mendapatkan ijin bekerja dari suami. Tiga tahun kemudian, akhirnya Diana pun kembali mencoba peruntungannya di dunia maskapai pesawat terbang setelah mendapat ijin kerja dari suaminya yang juga bekerja sebagai tentara. Pada tahun 2007, Diana mendapatkan dua tawaran kerja sekaligus, sebagai instruktur pilot dan juga bertindak langsung sebagai pilot. Lagi-lagi dengan pertimbangan anak dan jam kerja, Diana akhirnya memutuskan untuk berkarir sebagai instruktur di sekolah penerbangan.

“Saat lulus sekolah penerbangan kondisi penerbangan Indonesia sangat drop sehingga permintaan pilot pun sangat rendah. Mencoba melamar di berbagai maskapai, tapi rupanya masih belum jodoh. Akhirnya saya memutuskan untuk menikah pada tahun 1997. Setelah 10 tahun menikah, pada tahun 2006, saya kembali memutuskan untuk menggunakan skill yang saya miliki untuk masuk ke sebuah maskapai penerbangan. Namun, dengan pertimbangan anak-anak yang masih dalam tahap pertumbuhan, saya akhirnya batal untuk masuk ke maskapai penerbangan dan memutuskan untuk bekerja sebagai instruktur pilot di Alfa Flying School,” Diana bercerita.

4 dari 4 halaman

Next

Diana mengaku, semakin menggeliatnya industri penerbangan di Indonesia, munculnya berbagai maskapai baru di Indonesia membuat kebutuhan pilot di Indonesia meningkat pesat. Namun, sekolah penerbangan di Indonesia masih belum bisa mencukupi permintaan pilot dalam negeri. “Permintaan pilot di Indonesia saat ini sangat tinggi, terlebih industri penerbangan di Indonesia semakin berkembang. Permintaan pilot di Indonesia per tahun kurang lebih sekitar 100 pilot, tapi sekolah penerbangan di Indonesia hingga saat ini belum bisa memenuhi kebutuhan maskapai terhadap pilot. Akibatnya, banyak maskapai yang mencari pilot dari luar negeri yang ingin mengumpulkan jam terbang,” Diana menjelaskan.

Diana mengakui bahwa sudah tidak asing lagi perempuan dengan dunia penerbangan dan ada juga perempuan yang berprofesi sebagai pilot. Namun, Diana memang mengakui masih minim perempuan yang tertarik pada profesi pilot. Lantas, apa yang menjadi tantangan besar bagi seorang peremppuan jika ingin menjadi pilot? “Pilot perempuan pastinya ada, instruktur pilot perempuan di berbagai sekolah penerbangan pun juga banyak. Tapi, memang jumlah murid perempuan sangat sedikit. Bahkan, di sini (Alfa Flying School) saja jumlah murid perempuan kurang dari 10 orang. Perempuan pun bisa menjadi pilot dan membawa berbagai jenis pesawat. Yang perlu diingat, saat ingin menjadi seorang pilot terlebih dahulu pastikan kalau kita benar-benar menginginkan apa yang kita jalani dan yakinkan diri sendri bahwa kita bisa melakukannya. Saya pikir menjadi seorang pilot tidak melihat gender antara laki-laki dan perempuan. Yang paling penting adalah bagaimana menaklukan rasa takut yang ada di dalam diri kita,” Diana memberi saran.