Next
Saya hidup di dunia fashion
Hidup saya dari kecil selalu dikelilingi oleh budaya dan fashion. Passion inilah yang saya tuangkan dalam blog yang saya buat bersama saudari kembar saya, Amanda Soekasah. Kami ingin membuat tulisan yang sarat dengan seni, fashion, gaya hidup, dan jauh dari kesan menggosip. Rasanya senang kalau sudut pandang kami dibaca oleh orang lain. Selain itu, blog bisa menjadi parameter kehidupan kami, apa yang pernah saya dan Manda lakukan di tahun-tahun lalu. Yang membuat blog ini seru adalah gaya saya dan Amanda berbeda jauh, baik dari gaya fashion, berpikir, sampai sudut pandangnya sebagai perempuan lajang sementara sudah menikah. Teman-teman pun ikut menyemangati kami untuk mem-posting tulisan tentang padu padan gaya karena tahu kami suka fashion. Susahnya adalah terus menjaga agar blog di-update secara rutin dan sekarang sudah nggak di-update lama. Suatu hari akan saya teruskan lagi blogging ini.
Saya, Mama, dan Manda seperti The Three Musketeers
Sekarang saya mengelola label Ghea dan PT Mitra Gaia bersama Amanda. Setelah lulus dari Amsterdam Fashion Institute jurusan International Fashion Management, saya sempat magang di Hongkong dan beberapa negara lainnya, sampai akhirnya memutuskan untuk ikut bergabung di Ghea dan menjadi creative marketing director. Saya ditempatkan di posisi itu karena saya bisa memberikan ide-ide desain walaupun nggak sepintar mama dalam menggambar sketsa. Sementara kalau Amanda, dia orangnya structured, pintar dalam menangani masalah keuangan dan memberikan keputusan bisnis. Setelah menikah dan punya Janina, putri sulung saya, bisnis ini saya kembangkan lagi dengan menghidupkan Ghea Kids yang di tahun 1980-an sempat ada namun saat itu nggak berkembang, yang berlanjut dengan membuat perusahan untuk mendatangkan barang-barang dari luar negeri, item pertama yang kami datangkan adalah Havaianas Sandals. Di perusahaan ini saya menangani operasional, Manda marketing, dan Fahd Joesoef, suami saya, sebagai president director. Intinya, saya dan Manda nggak bisa jauh-jauh hahaha...
Next
Mamaku Idolaku
Mama banyak langsung memberi contoh untuk soal semangat bekerja. Walaupun sudah mengemban profesi desainer selama 30 tahun, hingga sekarang dia masih rutin datang ke kantor dari pagi sampai malam dan fokus mengerjakan apa yang menjadi pekerjaannya. Dari situ saya bisa menarik kesimpulan kalau saya menginginkan sesuatu, bisa meraihnya dengan mengerjakan hal tersebut setiap hari, nggak bisa hanya setengah-setengah atau bahkan menyuruh orang lain untuk mengerjakan. Ketekunan mama bekerja itu yang dulu sempat nggak terbayangkan untuk saya jalani karena terlihat sangat rumit dan melelahkan, ternyata malah itu yang saya kerjakan, dan berkat contoh dari mama saya ternyata bisa melakukannya dengan baik. Justru karena saya berada di balik bayang-bayang nama besar mama, saya jadi lebih berat untuk berkreasi di bidang fashion, karena belum apa-apa orang lain sudah menilai hasil kerja saya. Ketakutan itu perlahan-lahan bisa saya atasi, apalagi dengan bertambah dewasa dan bisa menghadapi sesuatu dengan cara berpikir yang lebih matang.
Next
Saya mantan anak bandel
Masa muda saya bisa dibilang nggak baik-baik amat, banyak tingkah bandel yang pernah saya lakukan. Dalam proyek fashion yang saya kerjakan, saya menyisipkan semangat “love yourself” yang sebenarnya maksudnya adalah supaya saya nggak berbuat macam-macam lagi. Walaupun kalau melihat lagi ke belakang apa yang pernah saya lakukan dulu, itu semua berperan membentuk pribadi saya sekarang. Banyak teman saya yang melihat kalau saya banyak berubah dibanding masa muda. Dulu saya berani mengerjakan apapun tanpa banyak berpikir risikonya, kalau sekarang saya malah pemikir, selalu memikirkan dua tiga kali untuk langkah yang akan saya ambil sekarang. Bisa jadi itu karena saya sekarang membawahi peusahaan dan harus bertanggung jawab dengan itu. Manusia memang harus begitu dulu mungkin ya, dikasih tanggung jawab dulu supaya bisa lebih baik.