Ukuran Cantik Secara Geografis

Fimela Editor diperbarui 11 Mei 2012, 08:59 WIB
2 dari 3 halaman

Next

“Putih, badan oke, mancung, rambut berombak panjang, murah senyum,” ujar Meidi, 24 tahun.

“Kayak model-model itu lho, tinggi, putih, rambut panjang, langsing. Mirip Barbie…,” jawab Pingkan, 27 tahun.

Cantik, masih identik dengan hidung mancung, kulit putih, rambut panjang, berkaki jenjang, dan langsing? Standar kecantikan global itu salah satu peninggalan zaman kolonial yang sampai sekarang terus mendarah daging di masyarakat. Kalau tolok ukur cantik asli bangsa kita sendiri? Pasti ada, kan? Indonesia yang kaya adat dan budaya justru punya patokan cantik yang beragam. Yuk, kita kenali satu per satu kategori cantik yang sekaligus menunjukkan identitas budaya.

"Perempuan berwajah dan bertubuh sempurna banyak, tapi masih sedikit yang berani tampil ‘Indonesia’.”

Saat ini sudah banyak perempuan yang mulai memandang bahwa perempuan cantik adalah representasi dari perempuan khas Indonesia, walaupun yang berpedoman cantik ala Barat tak juga sedikit. “Cantik itu ya tinggi, kulit sawo matang, rambut panjang hitam pekat. Mirip Shanti atau Kinaryosih. Itu menurutku,” ungkap Hendinar, 24 tahun. Putri, 26 tahun, juga sependapat, “Perempuan cantik itu apa adanya, natural, nggak dandan berlebihan dan tetap jadi perempuan dengan identitas aslinya sebagai orang Indonesia. Perempuan berwajah dan bertubuh sempurna banyak banget, tapi yang berani tampil ‘Indonesia’ masih sedikit.”

Funco Tanipu, pengamat sosial dari Universitas Negeri Gorontalo mengatakan, ukuran kecantikan dan kesempurnaan perempuan yang terbawa dari zaman penjajahan masih terus diabadikan dan kian diakui. Buktinya, media massa dan iklan sampai sekarang pun terus mengagungkan tipe perempuan kebarat-baratan dan memosisikannya sebagai obsesi tiap perempuan. Pandangan itu membuat masyarakat lantas meledek seseorang yang berhidung pesek atau berkulit hitam, padahal ciri khas bangsa kita, khususnya di beberapa daerah seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatera adalah berkulit sawo matang dengan hidung yang tak terlalu mancung dan bentuk wajah bulat. Kulit kecokelatan dipandang eksotis dan makin menonjolkan wajah manis khas Indonesia.

Siapa yang tak tahu kategori kecantikan perempuan Sunda? Mereka dikenal dengan kulit kuning langsat, rambut hitam panjang, serta wajah manis dan hidung bangirnya. Perpaduan semua itu memang pantas menjadikan perempuan Sunda idaman para laki-laki. Ngomong-ngomong, hidung mancung, siapa bilang nggak dimiliki perempuan Indonesia? Lihat saja perempuan-perempuan Aceh yang berkulit agak gelap dengan tulang pipi yang menonjol dan hidung mancung. Warna kulit dan struktur wajah itu didapat dari perpaduan Arab, China, Eropa, dan Hindia (Melayu), sehingga terbentuklah perempuan-perempuan Aceh yang menawan. Perempuan Minang yang masih bertetangga dengan Aceh juga memiliki perempuan dengan tipe sama, hanya saja kulitnya sedikit lebih kuning.

3 dari 3 halaman

Next

Lain lagi dengan perempuan Dayak yang dikenal berkulit putih. Menurut tradisi, perempuan Dayak akan  makin cantik jika telinganya makin panjang, karena itulah masyarakat tradisional terbiasa menggunakan anting yang besar dan berat agar telinga mereka cepat panjang. Walaupun hal itu sudah tak dipraktikkan lagi oleh perempuan Dayak modern. Lanjut ke Minahasa. Perempuan Minahasa juga menjadi idola para laki-laki, selain perempuan Sunda. Bertetangga dengan Philipina membuat perempuan Minahasa “tertular” warna kulit yang putih dan wajah yang cenderung oriental.

"Memaksakan diri tampil cantik menurut kriteria global belum tentu cocok dengan kepribadian dan bentuk tubuh kita."

Kalau cantiknya masyarakat Papua dan Maluku? Sudah pasti identik dengan kulit hitam, rambut keriting kecil, hidung mancung, juga sederet gigi yang putih dan rapi. Warna kulit dan postur tubuh yang cukup besar dan kuat menyimbolkan perempuan Indonesia yang tangguh dan berani. Pakar kecantikan Mustika Ratu, Dra. Lissy Sulistiyani, bahkan mengatakan perempuan Maluku memiliki karakter yang khas sebagai bagian aset Indonesia, tampak dari karakter wajah eksotik dengan sepasang mata yang tajam.

“Kenapa mesti malu tampil membawa nama daerah dan negara kita sendiri? Memaksakan diri tampil cantik menurut kriteria global belum tentu cocok dengan kepribadian dan bentuk tubuh kita yang memang berbeda dengan struktur tubuh dan wajah orang Barat. Zaman dulu, perempuan-perempuan Jawa yang tanpa make up, bersanggul dan berkebaya, bisa terlihat sangat cantik, kan? Natural, sama sekali tak dibuat-buat, tampil sesuai identitasnya, juga bersikap santun. Mungkin itu beberapa rahasianya.

Perempuan Indonesia cantik bukan dengan patokan kultur global, melainkan rasa percaya diri akan kelebihan yang bangsa kita sendiri miliki. Buktinya, keeksotisan perempuan bangsa kita sudah diakui Barat sebagai kecantikan yang alami, berkarakter, dan unik. Sepuluh tahun menanggalkan kewarganegaraan Indonesia demi mendapatkan paspor Perancis, toh juga tak membuat Anggun C. Sasmi berganti gaya. Ia masih terus mempertahankan ciri khasnya sebagai perempuan Indonesia. Rambut panjangnya yang lurus dan hitam pekat adalah representasi perempuan Jawa. “Rambut panjang belah tengah masih aku pertahankan, menjaga tradisi Jawa. Aku bangga lahir dengan fisik Indonesia," ungkap Anggun. Cantik khas Indonesia, bisa jadi standar untuk tentukan gaya sekaligus wujud kebanggaan pada identitas bangsa, kan?