Next
Fatya, 25, baru mewujudkan mimpinya untuk berjalan-jalan di beberapa kota di Jepang hanya dengan budget sekitar 5 juta rupiah. Dengan budget yang minim, Fatya bisa menghabiskan waktu liburan selama 1 minggu di Negeri Matahari tersebut. “Kurang lebih saya menghabiskan dana sekitar 5 juta rupiah untuk menghabibskan waktu liburan di beberapa kota di Jepang. Saya memang tidak berkeliling Jepang, tapi saya sudah cukup puas bisa mengunjungi Osaka, Kyoto, Kobe, dan Nara,” ujar Fatya pada tim FIMELA.com.
Untuk bisa bepergian ke luar negeri dengan budget minimal, kita bisa memulainya dengan berburu tiket perjalanan promo. Saat ini banyak maskapai penerbangan yang melakukan promo tiket pesawat untuk negara-negara tujuan wisata. Setidaknya kamu bisa mempersiapkan tiket perjalanan untuk 6 bulan ke depan. Bahkan terkadang, biaya promo tiket pesawat ke luar negeri lebih murah dibandingkan dengan tiket pesawat menuju kota-kota di Indonesia.
“Jujur saja, untuk merancang liburan ke Jepang ini, saya sudah berburu tiket pesawat sejak beberapa bulan sebelumnya. Saya bisa dapat tiket pergi-pulang Jakarta-Jepang-Jakarta hanya Rp1.525.000,-. Selama di sana saya menginap di Hotel Toyo yang ada di Osaka. Hotel ini memang khusus untuk orang-orang yang mencari liburan murah seperti saya. Tarif penginapan di sini 1.500 Yen per hari dan bagi saya tempat ini cukup layak sebagai tempat untuk beristirahat,” Fatya berbagi.
What's On Fimela
powered by
Next
Next
Next
Berkeliling Bali dengan Dana Di Bawah 1 Juta Rupiah
“Backpacker tidak harus selalu identik dengan liburan sengsara,” Nissa, salah seorang Fimelova yang juga berbagi pengalaman liburan mengawali pembicaraan. Berbicara soal liburan ala backpacker, mungkin Nissa adalah termasuk orang-orang yang sering menjajal liburan ala kadarnya.
Buat Nissa, backpacker bisa dibagi-bagi lagi ke dalam beberapa kelompok dan Nissa mengelompokkan dirinya ke dalam kelompok backpacker yang ada di lapisan menengah. “Buat saya backpacker bisa dikelompokkan lagi menjadi 3 golongan, backpacker minim, menengah, dan nyaman. Nah, saya ini termasuk ke dalam kelompok backpacker menengah. Jadi, saya biasanya berlibur dengan dana minim tapi tidak terlalu menyengsarakan diri sendiri karena inti dari liburan adalah bersenang-senang, bukan sengsara,” Nissa menjelaskan.
Next
Seperti yang kita tahu bahwa di Bali agak susah menemukan angkutan umum. Orang Bali lebih suka menggunakan motor saat bepergian ke luar rumah daripada harus menggunakan angkutan umum. Dan karena itu pulalah penyewaan motor di Bali bertebaran di setiap sudut jalan.
“Untuk transportasi selama di sana, saya dan teman menyewa mobil untuk bisa menyambangi beberapa tempat dengan efektif dan efisien. Memang tarif sewa mobil agak mahal, tapi karena saya pergi dengan beberapa orang maka biaya pun bisa dibagi rata dengan anggota rombongan. Merogoh kocek Rp70.000,- untuk transportasi rasanya masih cukup masuk akal karena kita bisa langsung berkeliling ke beberapa tempat menarik dengan nyaman dan murah. Nah, untuk soal makanan, rasanya akan lebih terasa liburan jika kita bisa mencicipi tempat-tempat tradisional di sana. Dan makanan di warung-warung di sana pun masih sangat terjangkau harganya,†Nissa berbagi.
So, nggak selamanya liburan ala backpacker itu menyengsarakan, bukan? Yang paling penting adalah kesenangan yang diperoleh selama berlibur. Backpacker atau bukan, itu adalah pilihan!