Next
Si istri, Novira, 29 tahun, karyawan, sudah gajian setiap tanggal 25. Ajakan ngopi-ngopi cantik pun disambut gembira ketika akhir pekan. Di tengah obrolan, ada ajakan untuk melanjutkan acara ke department store di lantai atas mall tempat bertemunya acara mengobrol. Ditanya apa nggak khawatir akan overbudget, Novira langsung berujar, “Kan masih ada uang suami untuk 2 minggu ke depan.”
Kasus serupa juga diutarakan oleh Melissa Karim, 33 tahun, presenter dan aktris. Keuangan dalam rumah tangganya dengan Ralph Tampubulon, penyiar berita Metro TV, mengaplikasikan teori "gaji suami untuk bersama".
“Dulu awal pernikahan ada pembagian tanggung jawab. Saya yang tanggung jawab bayar berbagai tagihan dan lain-lainnya. Tapi, waktu hamil, saya jadi pelupa parah, sehingga Ralph yg ambil alih dan... eh, keterusan sampai sekarang. Jadi enak banget deh hidup saya, belanja pakai kartu kreditnya, ditransfer gajinya, akhir bulan dia juga yang urus bayar-bayarnya. Pokoknya saya pusing-free, saya cukup urus anak aja hihihi,” cerita Melissa ceria tentang sistem keuangan dalam rumah tangganya.
Kesamaan kasus antara Novira dan Melissa diakui bisa dijalani tanpa masalah. Novira yang belum dikarunia anak hingga saat ini, mengatakan bahwa sang suami nggak keberatan bila gaji yang dihasilkannya hanya untuk dipakai olehnya, sementara gaji suami dipakai bersama-sama.
“Hal ini sudah kami bicarakan saat mendekati pernikahan. Suami saya berpendapat bahwa uang istri nggak boleh diganggu gugat, sehingga keuangan dalam rumah tangga dia yang bertanggung jawab. Saya paling hanya membantu untuk urusan bayar-bayar kecil sepele seperti sesekali membeli bensin atau ikut bayar ketika kami makan di luar,” katanya.Sementara untuk Melissa, tindakan Ralph mengambil tanggung jawab penuh dalam hal keuangan adalah salah satu bukti pengamalan religius suaminya dalam pernikahan.
“Sebelum menikah, saya nggak ngomong soal ini karena dasarnya saya miss gengsi banget. Tapi, untungnya kami berada di satu gereja yang mengharuskan semua jemaatnya yang akan menikah untuk mengambil 12 sesi pre-marital class. Nah, salah satu yang dipersiapkan adalah topik finansial dalam pernikahan, yang diajarkan secara implisit dan eksplisit. Lalu, Ralph tanpa disuruh pun melakukan itu sejak pertama kali gajian sesudah menikah, dengan rasa bangga pula. I can sense it in him, his hard-earned money, and I totally appreciate this act of chivalry,” urainya.
Next
Karena nggak menemui masalah dan nggak ada nada keberatan dari masing-masing pihak, baik Novira dan Melissa beranggapan bahwa menerima gaji suami secara penuh nggak sama dengan mendominasi. Karena, Novira tetap membebaskan sang suami menyisihkan pendapatan untuk hobinya di bidang otomotif dan Melissa merasakan bahwa Ralph melakukannya sama sekali bukan karena terpaksa.
“Kalau suami sedang ingin membeli sesuatu untuk keperluan modifikasi mobil, saya nggak akan keberatan, karena toh itu haknya sebagai pemilik uang. Urusan rumah tangga sejauh ini nggak terganggu dengan itu kok,” aku Novira.
“I believe it's his joy and pride untuk bisa jadi provider buat keluarganya. Apalagi karena dia adalah orang yang sangat rendah hati, jadi aku yang mentranslasikannya demikian. I am proud of him for having that spirit, being the man of the house,” puji Melissa.
Namun, urusan keuangan adalah sebuah situasi yang tricky, dimana bisa saja tercetus suatu masalah dan berpotensi menjadi urusan pelik ketika nggak ditangani dengan benar. Itulah sebabnya, Melissa menekankan harus adanya dasar yang kuat sebelum menjalani rumah tangga, dimana hal tersebut sangat ia dapatkan dari kelas persiapan menikah.
“Isu finansial memang sangat penting dan seringkali jadi pemecah rumah tangga. Makanya, kami merasa sangat beruntung dapat pengajaran yang benar dan persiapan mental apabila masalah muncul. Saran saya, ketika akan menikah jangan cuma membicarakan yang manis-manisnya, tapi juga membahas yang pahit agar nggak kaget. Selain itu, kepercayaan itu penting banget, and it terms of money, kepercayaan harus ada keterbukaan,” sarannya.