Ada Apa dengan Industri Mode Indonesia?

Fimela Editor diperbarui 13 Apr 2012, 08:59 WIB

Karena itu dalam rangka merayakan ulang tahun ke 55 kemarin, BCA mengundang 3 individu yang berkecimpung di dunia mode. Samuel Mulia, desainer senior Indonesia; Dien Tirto Buwono, Head Fashion & Beauty FIMELA.com; dan Marissa Nasution, artis dan model yang menjadi desainer sepatu. Bincang-bincang seputar industri mode yang berlangsung di Atrium East Mall Grand Indonesia ini menjadi perbincangan yang menarik, seru dan informatif.

Sebagai seorang desainer senior yang sudah melanglang buana di dunia mode selama 23 tahun, tentunya Samuel Mulia dapat merasakan perbedaan industri mode Indonesia yang dahulu dan saat ini. Ia mengatakan generasinya dahulu para desainer menggunakan mode sebagai profesi satu-satunya yang dijalani dengan tekun dan serius. Lain halnya dengan beberapa generasi muda saat ini yang cenderung menjadikan profesi desainer untuk mengisi waktu luang atau sebagai profesi sampingan.

Memang seperti yang kita ketahui, semakin banyak desainer muda yang lahir dan meramaikan industri mode kita. Menanggapi ini Dien Tirto Buwono melihat keadaan ini sebagai suatu perkembangan yang sangat baik. Kalau dulu para desainer senior yang mengarah pada cara serta proses pembuatan sebuah baju lebih terkenal dengan home industry dan private clientnya, sekarang para desainer sudah semakin memikirkan bagaimana menciptakan sebuah label. Label-label baru ini sudah terbentuk identitasnya dan menjadi sebuah industri yang layak serta lebih terjangkau.

Mungkin bisa dibilang industri mode di negara kita saat ini seperti mengulang perkembangan mode dunia dari haute couture yang mahal dan dipesan khusus oleh klien ternama dunia, hingga pada saat Yves Saint Laurent pertama kali menggagasi pakaian ready to wear yang lebih relevan dan terjangkau bagi masyarakat di tahun 60an.

Fasilitas dan akses untuk memproduksi barang fashion juga semakin mudah dijangkau. Contohnya, Marissa Nasution mengaku awalnya membuat sepatu untuk koleksi pribadinya. Karena kecintaannya pada sepatu ia sampai mendesain sepatu untuk dipakainya sendiri. Lama kelamaan teman-temannya mulai ingin dibuatkan sepatu oleh Marissa hingga akhirnya ia memutuskan untuk membuat label sepatu.

Sekarang yang menjadi pertanyaan ialah apakah dengan segala kemudahan ini sudah dapat dipastikan label-label baru ini pasti sukses? Apakah definisi sukses dalam industri mode? Dien menjelaskan sukses dapat dilihat dari 2 segi, yaitu idealisme dan komersil. Ada desainer yang karyanya sangat istimewa dengan harga yang juga istimewa, namun belum tentu disukai masyarakat karena ia hanya mengikuti idealismenya saja tanpa melihat kemauan pasar. Atau, ada juga desainer yang mengikuti kemauan pasar namun tanpa memberikan suatu karakter dan nilai tambah bagi si pemakai. Jadi alangkah baiknya kalau 2 hal ini dapat berjalan dengan seimbang. Para desainer diharapkan dapat menjual karyanya yang relevan dengan pasar namun harus tetap disertai dengan signature yang khas dari sang desainer. Karena seperti dikatakan Samuel Mulia, desainer adalah seseorang yang dapat menciptakan desain, bukan seseorang yang hanya bisa menyeragamkan gaya berpakaian masyarakat.

What's On Fimela