Kenapa Harus Berhenti Konsumsi Daging Hiu? Ini Alasannya!

Fimela Editor diperbarui 09 Apr 2012, 12:59 WIB
2 dari 4 halaman

Next

Saat mendengar kata ‘hiu’ apa yang akan terlintas dalam benakmu? Mostly, kamu pasti akan langsung mengaitkannya dengan film Jaws karya Steven Spielberg. Yup, film yang bercerita tentang keganasan ikan hiu ini sempat kembali heboh pada tahun 90-an dan dibuat kembali berbagai seri ceritanya. Hingga sekarang, image hiu yang ganas sebagai pemangsa manusia pun masih melekat erat dalam ingatan.

Saat ini, hiu banyak diburu dan menjadi salah satu komoditi dagang yang banyak dicari. Sirip hiu adalah bagian tubuh hiu yang banyak dicari orang. Sejak berabad-abad lalu, masyarakat Cina percaya bahwa sirip hiu mempunyai berbagai khasiat, salah satunya sebagai zat antikanker. Seiring dengan berkembangnya gaya hidup baru, kini bukan hanya sirip hiu yang dikonsumsi. Di Indonesia, daging hiu juga banyak dikonsumsi orang.

“Di wilayah Asia, Cina khususnya, hiu memang banyak dikonsumsi, tapi mereka hanya mengonsumsi sirip. Sedangkan di Indonesia, bukan hanya sirip yang dikonsumsi, tetapi juga dagingnya. Dan tren mengonsumsi daging hiu hanya ada di Indonesia,” ujar Riyanni Djangkaru, salah satu motor penggerak kampanye Save Shark saat dihubungi tim FIMELA.com.

What's On Fimela
3 dari 4 halaman

Next

 

Meningkatnya permintaan akan daging hiu membuat hiu menjadi hewan laut buruan yang paling dicari. “Saat ini banyak sekali masyarakat yang mengonsumsi daging hiu. Padahal berdasarkan pengakuan para nelayan, daging hiu adalah daging hewan laut yang paling tidak enak untuk dikonsumsi. Gaya hidup mengonsumsi daging hiu yang semakin berkembang membuat rumah makan penyedia daging hiu berjamur. Dan pastinya akan mengancam keberlangsungan populasi hiu dan merusak ekosistem laut,” Riyanni kembali menjelaskan.

Kandungan merkuri dalam tubuh hiu paling tinggi jika dibandingkan dengan binatang laut lainnya.Selama ini, berita yang beredar di masyarakat bahwa sirip dan daging hiu banyak bermanfaat bagi kesehatan tubuh kita, misalnya saja kanker bisa dikurangi dengan mengonsumsi daging hiu secara teratur. Tapi, penelitian terbaru yang ditemukan para ilmuwan bertolak belakang dengan berita yang berkembang di masyarakat.

“Kandungan merkuri yang terdapat dalam daging hiu berada di atas batas aman yang boleh masuk ke dalam tubuh. Bahkan, kandungan merkuri dalam tubuh hiu paling tinggi jika dibandingkan dengan binatang laut lainnya. Dan, informasi inilah yang tidak banyak diketahui oleh masyarakat luas, sehingga permintaan masyarakat terhadap daging hiu masih tinggi. Selain karena pengaruh gaya hidup, tingginya perburuan hiu di Indonesia juga disebabkan tidak adanya peraturan jelas dari pemerintah yang bisa melarang perburuan hiu sehingga. Selain Indonesia, banyak juga negara lain yang dengan bebas berburu hiu di perairan Nusantara dan Indonesia menyumbangkan angka 15% sebagai negara yang paling berperan dalam musnahnya populasi hiu. Jika kondisi seperti ini dibiarkan terus-menerus, diperkirakan pada tahun 2040 ikan tuna akan hilang dari perairan Indonesia karena rusaknya ekosistem laut. Dan nantinya bukan hanya tuna saja yang bisa menghilang dari ekosistem laut,” Riyanni kembali menjelaskan dengan rinci pada FIMELA.com.

4 dari 4 halaman

Next

 

Saat ini, kampanye untuk menyelamatkan hiu kembali digaungkan melalui berbagai media,khususnya melalui social media. Jika biasanya kampanye untuk menyelamatkan hiu hanya dilakukan oleh orang pihak-pihak asing, kini Riyanni berusaha untuk menggandeng pihak-pihak lokal yang peduli dengan ekosistem laut dan populasi hiu khususnya. “Kami (saya dan teman-teman) berusaha menggalang teman-teman lain yang peduli terhadap keberadaan hiu di dunia dan juga keberlangsungan ekosistem laut. Yang diharapkan dari kampanye #SaveShark ini adalah adanya regulasi dari pemerintah untuk melindungi perburuan hiu dan juga untuk mengedukasi masyarakat bahwa sebenarnya mengonsumsi hiu berbahaya bagi tubuh karena kandungan merkurinya yang sangat tinggi dan pastinya sangat berbahaya untuk kesehatan kita,” Riyanni berharap.

So, masih berminat untuk mengonsumsi daging hiu? Sebarkan informasi ini dan dukung kampanye selamatkan populasi hiu!