Bruce Willis & Raffi Ahmad: Usia Bukan Penghalang Cinta

Fimela Editor diperbarui 09 Apr 2012, 10:27 WIB
2 dari 4 halaman

Next

Bruce Willis tengah berbahagia atas kelahiran Mabel Ray Willis awal April kemarin, anak keempat dari pernikahan keduanya dengan model Emma Hemming. Di usianya yang tak lagi muda, 54 tahun, mantan suami Demi Moore ini menikahi Emma yang saat itu berusia 30 tahun. Barulah di tahun ketiga pernikahannya, mereka dikaruniai seorang anak perempuan.

Dari pernikahan sebelumnya selama 13 tahun bersama Demi Moore, Bruce telah memiliki anak, Rumer Willis (23), Scout Willis (20), dan Talullah Belle Willis (18). Memang tak jadi masalah baginya memiliki anak atau tidak selama pernikahannya dengan Emma karena kehadiran Emma sudah cukup membuatnya nyaman. Tapi, kini kehadiran buah hati lebih melengkapi rumah tangga pasangan beda usia itu. Bisa bayangkan bagaimana aktor 57 tahun itu merawat anak perempuannya di usianya yang sudah pantas menimang cucu?

Dua bulan sebelumnya, tepat tanggal 29 Februari, Aktor Dick Van Dyke menikah lagi di usianya yang ke-86 dengan penata riasnya, Arlene Silver, yang berumur 40 tahun. Dalam pernikahan yang dihadiri keluarga dan teman-teman terdekat mereka, aktor, komedian, penulis, sekaligus produser ini terlihat begitu bahagia karena Silver diakui memberi banyak hal dalam hidupnya.

Atau, yang beberapa waktu lalu sempat heboh juga, pernikahan Ki Daus dan Dewi Lestari yang beda umurnya mencapai 35 tahun, Ki Daus 56 tahun, sementara Dewi baru menginjak 21 tahun. Dari awal memutuskan menikah mereka sudah siap dengan berbagai komentar miring dan tak mau ambil pusing dengan anggapan orang tentang rumah tangga mereka. Buktinya, hubungan pasangan yang menikah 20 Januari tahun lalu ini masih langgeng, bahkan telah dikaruniai seorang putrid, Zahra Cantika Kumaira. Bagi Ki Daus, pernikahan adalah hal penting dan tak perlu mempermasalahkan di usia berapa seseorang harus menikah karena lebih baik menikah di usia tua daripada menikah muda tapi berakhir dengan perceraian. “Pernikahan itu sangat penting. Lebih baik nikah tua daripada nikah muda kawin cerai,” ungkapnya.

Lain cerita dengan pasangan Raffi Ahmad dan Yuni Shara yang beda usia dan status. Mereka mengaku mulai membicarakan pernikahan. “Hubungan saya sama Yuni memang serius. Pembicaraan ke arah sana (pernikahan) ada,” ungkap Raffi. Sempat putus-sambung, akhirnya mereka memutuskan kembali bersama dan kian serius membawa hubungan mereka ke pernikahan.

What's On Fimela
3 dari 4 halaman

Next

Psikolog Henni Norita dari lembaga Psikologi Hikari mengatakan, perbedaan usia bukan berarti membuat cara berpikir pasangan selalu berbeda. Ada kemungkinan seperti itu, tapi perempuan cenderung lebih cepat matang daripada laki-laki, lebih maju 2 tahun dari usia sebenarnya. Pernikahan beda usia bisa disiasati jika perempuan mau mengimbangi pasangannya. Begitu pula dengan urusan seks. Pasangan yang usianya terpaut sangat jauh, tak terlalu mengalami kendala berarti karena kebanyakan laki-laki tetap memiliki gairah seks di usia tua. Kali ini giliran laki-laki yang harus berusaha mengimbangi gairah pasangannya.

"Komitmen sejak awal juga sangat dibutuhkan. Begitu pula dengan kesetiaan, saling memahami, percaya, toleransi, serta menerima kelemahan masing-masing juga harus selalu dijadikan pondasi untuk kelanggengan rumah tangga," jelas Henni. Saat kamu memutuskan memilih pasangan lebih tua, tentu sadar dan paham kemungkinan yang akan dihadapi kelak. Kalau yang satu ini tak hanya berlaku untuk pasangan beda usia, tapi juga untuk semua hubungan.

Kedua, komunikasi. Perbedaan cara berpikir dan sudut pandang pasangan beda usia paling mencolok, dan akan menyebabkan pertengkaran kalau tidak ada komunikasi intens dan terbuka di antara keduanya. Misalnya, perempuan masih menginginkan kehadiran momongan, sementara pasangannya sudah tak sanggup memberikan keturunan karena faktor biologis. Hal ini bisa jadi masalah besar kalau tak dikomunikasikan secara terbuka. Di posisi ini, perempuan harus menerima keterbatasan pasangannya. Kehadiran anak jadi anugerah, kalau tidak pun tak jadi masalah.

Psikolog Efnie Indriani, Kepala Bidang Kajian Psikologi Perkembangan, Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha, Bangung, mengungkapkan, kenyataannya tak ada ketentuan pasti mengenai berapa tahun perbedaan ideal usia suami-istri agar tidak terjadi kesenjangan pola pikir dan komunikasi dalam pernikahan. Jadi, dalam pernikahan beda usia, yang lebih diutamakan dalam hubungan adalah kesejahteraan mental. Sependapat dengan Henni, komitmen yang jadi dasar kuat membuat perbedaan usia jauh tidak akan menjadi masalah, jelas Efnie.Toh keduanya sudah merasa nyaman dan cocok, sehingga perbedaan signifikan sekali pun tak akan jadi penghalang.

4 dari 4 halaman

Next

 

Bagaimana dengan pasangan yang mempunyai anak di usia tua? Sebuah studi di Brigham Young University menemukan bahwa pasangan yang mempunyai anak memiliki tekanan darah lebih rendah dibandingkan mereka yang tanpa keturunan.  Menurut hasil penelitian Mental Health Foundation, Taiwan, walaupun anak tak jarang membuat stres orangtua, kehadiran anak juga membuat mental pasangan lebih sehat. “Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang memiliki anak lebih bahagia dan memiliki kepuasan emosional lebih besar dibandingkan mereka yang tak memiliki anak,” jelas Tom Yang, peneliti utama studi tersebut.

Mempertegas hasil 2 penelitian tersebut, Max Planck Institute for Demographic juga menemukan korelasi kehadiran anak dan kebahagiaan orangtua di atas usia 40. Pada usia 40 tahun, orangtua merasa jauh lebih bahagia dibandingkan pasangan yang tak memiliki anak. Bahkan, di usia 50 tahun, pasangan yang memiliki anak akan lebih bahagia daripada pasangan tanpa anak.

Faktor umur bukan lagi jadi patokan atau batasan seseorang merasakan cinta dan bahagia atas rasa cinta itu sendiri. Kalau ada istilah cinta itu buta, mungkin salah satu contohnya adalah yang barusan kamu baca di atas. Menikah di usia yang tak lagi muda sampai mendapat momongan sebagai kado buah cinta mereka masih dianggap tak pantas? Lepas dari seperti apa proses dan cara ideal membesarkannya dengan perbedaan usia orangtua dan anak yang terlampau jauh, semua berhak bahagia atas cinta mereka, kan?

Psikolog Henni Norita dari  Lembaga Psikologi Hikari mengatakan, perbedaan usia bukan berarti membuat cara berpikir pasangan selalu berbeda. Ada kemungkinan seperti itu, tapi perempuan cenderung lebih cepat matang daripada laki-laki. Pernikahan besa usia bisa disiasati jika perempuan mau mengimbangi pasangannya. Begitu pula dengan urusan seks. pasangan yang usianya terpaut sangat jauh, tak terlalu mengalami kendala berarti karena kebanyakan laki-laki tetap memiliki gairah seks di usia tua. Kali ini giliran laki-laki yang harus berusaha mengimbangi gairah pasangannya.

“Komitmen sejak awal juga sangat dibutuhkan. Begitu pula dengan kesetiaan, rasa saling memahami, percaya, toleransi, serta menerima  kelemahan-kelemahan masing-masing juga harus selalu dijadikan pondasi untuk kelanggengan rumah tangga,” jelas Henni. Saat kamu memutuskan memilih pasangan lebih tua, tentu sadar dan paham kemungkinan yang akan dihadapi kelak. Kalau yang satu ini tak hanya berlaku untuk pasangan beda usia, tapi juga untuk semua hubungan.