Donny Damara dan Edwin Raih Penghargaan di Asian Film Awards

Setujukah kamu jika dikatakan film Indonesia tengah dalam proses kebangkitan. Perlahan tapi pasti banyak film berkualitas yang tidak bisa lagi dipadang sebelah mata. The Raid contohnya, film yang disutradarai oleh Gareth Evans ini mendapatkan pujian dari berbagai kalangan.

Bahkan, setelah diputar perdana di Toronto International Film Festival pada tahun 2011, The Raid mendapatkan sambutan yang sangat baik dari dunia film internasional. Pencapaian besar film ini adalah dibelinya The Raid oleh distributor film dunia sekelas Sony Pictures Classics. Berita baik tidak hanya datang dari The Raid, Postcards from The Zoo karya sutradara muda Edwin juga berhasil menjadi nominator film bergengsi di Berlinale Film Festival, setelah sejak tahun 1962 tidak ada lagi film Indonesia yang masuk menjadi peserta dalam festival tersebut. Dan terakhir, film garapan Joko Anwar, Modus Anomali melakukan pemutaran perdana dalam sebuah ajang festival film bergengsi di Austin, Amerika, SXSW.

Setelah prestasi-prestasi yang ditorehkan oleh beberapa judul film tersebut, kemarin (19 Maret 2012) dunia film Indonesia kembali mendapat kabar gembira. Pasalnya, dua piala bergengsi perfilman tingkat Asia berhasil dibawa pulang ke Indonesia. Donny Damara, aktor yang berjaya di era 90-an ini berhasil memenangkan penghargaan sebagai Aktor Terbaik (Best Actor) Asian Film Awards ke-6 dalam film Lovely Man dan menyingkirkan aktor kawakan asal Hongkong Andy Lau dalam film A Simple Life. Asian Film Awards adalah sebuah ajang perfilman yang dikelola oleh Hong Kong International Film Festival dan telah berlangsung tiap tahun sejak 2007.

Selain Donny Damara, Edwin sang sutradara Postcards from The Zoo pun turut membawa pulang sebuah penghargaan khusus, The Edward Yang New Talent Award. Penghargaan ini merupakan bentuk penghormatan untuk Edward Yang, seorang sutradara legendaris Taiwan, yang sudah tutup usia. The Edward Yang New Talent Award  bertujuan mengangkat insan muda perfilman Asia ke ke tingkat regional dan internasional. Semoga dengan dibawanya dua buah piala tingkat Asia menjadi penyemangat tersendiri untuk para pekerja film Indonesia agar menghasilkan film-film yang semakin berkualitas.