Next
Dunia maya memang menggiurkan dan menjanjikan banyak hal. Selain sebagai sarana komunikasi dan bisnis, social media juga jadi simbol status sosial seseorang. Setelah Facebook dan Twitter, banyak lagi yang bermunculan, mulai dari Google+, Instagram, Path, sampai Pinterest. Semua memungkinkan kita mendapatkan informasi lengkap tentang seseorang, juga memudahkan komunikasi yang lantas baru berlanjut dengan kopi darat. Kalau dulu kopi darat masih dilakukan dengan malu-malu atau tersembunyi, sekarang orang bisa merasa sudah saling kenal dekat sebelum memutuskan bertemu langsung, sehingga nggak ada lagi rasa canggung.
Seorang teman mengaku selalu mendapat teman kencan dari social media. Bukan nggak disengaja, tapi memang yang dia lakukan tiap kali online adalah cari gebetan. Nggak jarang juga malam harinya kopi darat, esoknya ada cerita seru yang dia bagi untuk saya. Beberapa kali pertemuan pertamanya berlanjut sampai jadian, tapi nggak lama. Cerita kopi daratnya dengan laki-laki berbagai profesi dan daerah nggak selalu manis juga, ada yang menolaknya, pernah juga handphone-nya lenyap diambil teman kencan yang baru dia temui sekali.
Saya sering memberinya pengertian kalau kopi darat bukan satu-satunya jalan untuk dapat pasangan, malahan sangat berisiko. Tapi, entah kenapa, dia keukeuh dengan hobinya dan nggak kapok walaupun pernah ditolak dan ditipu. Memang, keyakinannya akan menemukan the one lewat social media nggak cuma isapan jempol. Sampai sekarang dia masih menjalin hubungan dengan laki-laki yang beberapa tahun lalu diajaknya kenalan lewat pesan Facebook. Ini salah satu contoh betapa internet, terutama social media, membuat kita tergantung hingga mengizinkannya ikut berkontribusi dalam banyak hal penting di hidup kita.
What's On Fimela
powered by
Next
Psikolog Widiawati Bayu dari lembaga konsultasi Kasandra dan Associated mengungkapkan pencarian jodoh lewat social media sekarang memang makin gencar karena masing-masing terpengaruh dengan lingkungan, sampai terdesak oleh targetnya sendiri untuk mendapat pasangan secepatnya. Sementara itulah yang digunakan orang jahat beraksi. Mereka berkamukflase jadi apa pun untuk mengambil keuntungan darimu. Facebook yang seharusnya digunakan berkomunikasi dengan orang-orang yang kita kenal berubah jadi tempat ajang perkenalan, misalnya. Tapi, nggak ada yang bisa menyalahkan pergeseran fungsi ini karena semua disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat selaku pengguna. Ya, kan?
Kamu salah satu yang memanfaatkan social media untuk mencari teman kencan di dunia maya hingga berlanjut dengan kopi darat? Ada pengalaman seru apa? Yuk, share!