Kata Perempuan: Duka dan Bahagia Saat Pembagian Sembako Massal

Lanny Kusuma diperbarui 28 Jul 2021, 21:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Beberapa waktu terakhir, tragedi kematian dua cobah di acara pembagian sembako yang digelar di lapangan Monumen Nasional (Monas) tengah menjadi perbincangan hangat. Bagaimana tidak, acara yang sedianya digelar untuk menyebarkan kebahagiaan justru harus meninggalkan luka dan kehilangan yang mendalam.

Melansir laman Liputan6, dua bocah berinisial MJ (12 dan MRS (10), warga Pademangan, Jakarta Utara, meregang nyawa diantara desakan orang- orang yang tengah mengantre pembagian sembako.

What's On Fimela
Ribuan warga menyambangi Monas dalam kegiatan bagi-bagi sembako (Liputan6.com/ Ady Anugrahadi)

Sempat melaporkan pihak penyelenggara, yaitu Forum Untukmu Indonesia (FUI), namun orang tua korban MRS telah mencabut laporannya karena telah mengikhlaskan kepergian anak tercintanya. Meski begitu pihak kepolisian masih akan mengusut kasus tersebut.

Bicara soal kejadian nahas saat pembagian sembako masal, ini bukanlah kali pertama acara jenis ini digelar. Selain itu, bukan untuk yang pertama juga acara pembagian sembako diwarnai dengan jatuhnya korban, yang semestinya kejadian tersebut bisa diminimalisir dengan persiapan dan kesiapan yang mumpuni oleh pihak penyelenggara.

Terkait hal tersebut, Bintang.com pun mengumpulkan pendapat para perempuan dari berbagai latar belakang, usia, status pernikahan dan profesi, terkait pelaksanaan pebagian sembako massal, yang sejatinya bisa memberikan kebahagiaan tanpa harus menyisakan kesedihan.

2 dari 3 halaman

Tanggapan Terkait Pelaksanaan Pembagian Sembako Massal

Suasana saat warga antre untuk mendapatkan sembako gratis dalam acara "Untukmu Indonesia" di lapangan Monas, Jakarta, Sabtu (28/4). Selain itu acara juga dimeriahkan dengan doa lintas agama, dan pembagian sembako. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Jatuhnya korban jiwa di acara pembagian sembako tersebut tentu disesalkan banyak pihak. Terkait pelaksanaannya, cara pembagian sembako massal itu juga disayangkan karena dinilai kurang efektif, mengingat masih banyak orang yang tak bisa mengikutinya dengan tertib.

Ya, dalam pelaksaannya acara pembagian sembako di monas itu dilaporkan banyak orang yang berdesakan, bahkan saling menginjak dan MRS menjadi salah satu korbannya. "Dalam genggaman Ibu Komariah (49), korban (MRS) terseret orang berdesakan dan terinjak," kata kuasa hukum, Muhammad Fayyad.

Dengan penuh harap, para perempuan pun berdoa agar kejadian seperti ini tak lagi terulang dilain kesempatan. Mereka juga mengatakan agar kejadian ini bisa jadi pelajaran bagi siapa saja yang hendak menyelenggarakan acara amal dan melibatkan banyak orang yang dikumpulkan dalam satu titik.

3 dari 3 halaman

Solusi dan Cara Lain Pembagian Sembako Massal

Cara pembagian sembako di seperti yng digelar di Monas pun kini dinilai kurang efektif. Terlebih jika melihat situasi dan kondisi yang dianggap tak bisa memberikan kenyamanandan membahayakan keselamatan.

Menurut para perepuannarasumber Bintang.com, kejadian maut di acara tersebut dinilai bukan semata-mata kesalahan panitia. Di acara seperti ini, harusnya para penerima sembako juga bisa bekerjasama dengan baik dan sama-sama bertanggungjawab atas kelancaran, keamanan dan keselamatan bersama.

Ribuan warga menyambangi Monas dalam kegiatan bagi-bagi sembako (Liputan6.com/ Ady Anugrahadi)

Di luar hal tersebut, acara bagi-bagi sembako massal seperti ini disarankan untuk dilakukan lebih sederhana, seperti mengirimkan langsung sumbangan tersebut ke orang-orang yang membutuhkan dan demi kenyamanan dan keselamatan.

"Pembagian bisa dilakukan oleh panitia dengan membagikan langsung ke tempat para penerima sebako. Penyelenggara juga bisa bekerjasama dengan aparat setempat, seperti RT atau RW agar pembagiannya lebih efektif dan efisien," - Dhyanti.

Bagaimana dengan pendapatmu, kira-kira cara seperti apa yang paling efektif untuk membagikan sembako massal?