Tara Basro: “Saya Memang Mirip Tyas Mirasih, Tapi Bisa Lebih dari Dia”

Fimela Editor diperbarui 02 Mar 2012, 11:33 WIB
2 dari 4 halaman

Next

Ya, saya memang beruntung

Awal yang sangat bagus untuk memulai karier di dunia perfilman. Masih banyak yang harus dilakukan untuk lebih banyak dikenal orang, tapi sudah sangat bersyukur bisa punya awal yang baik. sebelum sampai di tahap ini, tapi memang “Catatan Harian Si Boy” (CHSB) adalah awal yang sangat baik. Saya sadar memang datang tiba-tiba dan banyak orang yang nggak tahu saya mulai dari mana sehingga terkesan baru datang langsung terkenal. Senang sebenarnya bisa seperti itu, tapi saya juga harus mampu menunjukkan kemampuan saya, sehingga harus terus mengasah kemampuan saya supaya terus maksimal. Makanya, untuk sekarang saya konsentrasi di bidang akting saja dulu supaya nggak terpecah-pecah dan bisa maksimal di satu bidang. Kesempatan berkarier ini seperti kesempatan kedua saya untuk mengulang lagi meraih kesuksesan, karena setelah menjadi finalis dari pemilihan model remaja sebuah majalah dulu, saya meneruskan studi di Australia dan semuanya langsung terputus.

 

3 dari 4 halaman

Next

Extraordinary Me

Lepas dari (CHSB), saya sekarang sedang terlibat dalam produksi film “Extraordinary Me” besutan Molly Surya. Di sini saya berperan sebagai tuna netra yang mengalami teen flick di Sekolah Luar Biasa (SLB) dan peran ini lebih menantang daripada peran sebelumnya. Saya harus observasi ke berbagai sekolah dan asrama yang menjadi pengalaman pertama menyenangkan dan membuat saya sangat tersadar bahwa harus banyak bersyukur dengan keadaan yang dimiliki sekarang.

Bisa dibilang saya memang beruntung, karena bisa terlbat dalam film yang diterima dengan baik, lalu sekarang dapat peran yang sangat berbeda yang bisa membuat portfolio saya di industri perfilman bertambah. Pekerjaan ini membuat saya belajar sekaligus bekerja dan itu sangat seru.

Saya belum terkenal

Sejak tampil di CHSB sebagai Putri, nggak ada yang berubah dari hidup saya. Orang masih belum terlalu aware kok dengan saya, karena penampilan saya di televisi dan kehidupan sehari-hari sangat jauh berbeda. Komentarnya pun macam-macam, ada yang mengatakan saya terlihat jauh lebih tua atau yang paling sering adalah mirip dengan Tyas Mirasih. Komentar seperti itu yang memicu saya untuk bisa lebih baik, karena saya mau dikenal sebagai diri saya sendiri, bukan karena mirip siapa pun. Saya juga ingin dikenal tanpa pernah harus digosipkan macam-macam.  

4 dari 4 halaman

Next

Kehidupan asmara: rahasia

Keberadaan laki-laki di kehidupan saya sekarang justru terasa memperumit situasi, sementara karier saya baru mulai menanjak dan saya masih ingin menambah pengalaman hidup, nggak ingin dihalangi oleh siapapun, termasuk urusan laki-laki. Pilihan saya untuk sendiri dulu juga karena dapat berbagai masukan dari banyak rekan untuk fokus dulu dngan karier, nggak usah terlalu memusingkan urusan asmara.

Istilahnya, sekarang saya ingin egois dulu dengan hanya memikirkan diri sendiri, nggak mau pusing dengan orang lain. Karier saya baru mulai dan ingin saya tanjaki, jadi saya butuh ruang lebih untuk berkonsentrasi. Tapi kalau saatnya tiba, saya mencari laki-laki yang loyal, mencintai saya tanpa syarat, dan bisa buat saya tertawa. Yang membuat hubungan terasa enak dijalani karena ada saling percaya antara masing-masing, tanpa itu nggak akan ada hubungan yang bisa terjalin.

Saya tahu yang saya pilih

Sekarang saya sedang mencutikan diri dari kuliah saya di Binus International jurusan Fashion Design dan fokus dulu pada pekerjaan. Saya tahu pasti akan membuat orang bertanya-tanya kenapa nggak bekerja sambil sekolah. Tapi, menurut saya pilihan ini benar, karena hidup ini adalah soal pilihan dan saya harus berani memilih. Toh, saya masih bisa terus belajar dari pekerjaan saya sekarang.

Keberanian saya untuk cuti kuliah juga karena yakin bahwa setiap orang ada waktunya sendiri-sendiri untuk bisa bersinar di impiannya dan inilah waktu saya, jadi saya nggak ingin menyia-nyiakannya. Cita-citanya, saya ingin bisa melanjutkan sekolah di luar negeri mengambil jurusan performing arts. Dengan cita-cita dan begitu banyak perencanaan untuk karier saya, saya yakin bisa berhasil karena bertanggung jawab penuh dengan pilihan saya. Yang penting adalah keluarga saya setuju dengan yang saya pilih dan nggak akan berhenti belajar.