Air liur yang diproduksi terus-menerus oleh 3 kelenjar—parotis, sublingual, dan submandibula—sebenarnya sangat berguna bagi tubuh kita. Air liur membantu pencernaan makanan dengan membasahi makanan yang masuk ke mulut, agar lebih mudah dikunyah dan ditelan. Air liur juga melindungi kita dari bakteri yang masuk melalui mulut. Bakteri yang merusak jaringan dan membuat gigi berlubang itu dihancurkan oleh air liur yang mengandung protein—berfungsi sebagai antibodi. Oleh karena itu, air liur mengandung banyak sekali kuman. Lalu, apa jadinya kalau kemudian air liur dibuang sembarangan?
Pertama, tentu kuman penyakit itu tersebar luas. Campak, Polio, Tetanus, dan TBC adalah contoh penyakit yang paling mudah menular melalui percikan ludah. “Penularan TBC terjadi karena penderita membuang ludah sembarangan. Ludah yang mengandung basil TBC itu pun mengering dan diterbangkan angin ke mana-mana,” jelas dr. Hendrawan N., yang juga berprofesi sebagai penulis. Kedua, terlalu sering membuang ludah akan membuat seseorang kehilangan alat pertahanan tubuh. Jadi, kenapa orang-orang malah hobi meludah sembarangan? Padahal, selain tak sedap dipandang, kebiasaan tersebut merugikan.
Lepas dari masalah kesehatan, meludah di sembarang tempat jadi salah satu tanda masyarakat tak beradab. Tapi, siapa yang peduli? Berbeda sekali dengan Singapura yang menghadiahi orang yang meludah di sembarang tempat dengan denda. Penduduk Siangapura sadar betul kalau meludah itu menjijikkan dan dapat menularkan penyakit.
Sikap sadar diri itu sepertinya juga harus ditanamkan ke masyarakat kita. Bagaimana kalau kita memulainya dari diri sendiri?