Pasti banyak dari kalian yang terjebak di situasi ini: pekerjaan menyita waktu sehari, seminggu, sebulan, atau selama kamu bekerja di sebuah perusahaan. Pekerjaan membuat kamu tak lagi punya waktu melakukan hal lain, bahkan untuk bersantai. Weekend yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk merilekskan tubuh dan pikiran justru lagi-lagi dipakai untuk bekerja. Waktu tidur tak jarang ikut terganggu juga. Ya, pekerjaan menjajah kita hingga ke ranjang! Waktu tidur berkurang, dalam tidur pun masih dihantui pekerjaan. Kamu sampai di titik puncak kejenuhan? Atau malah menikmatinya sebagai bagian dari proses meniti karier? Ini kata para Fimelova!
“Saya merasa harus total ketika menyelesaikan pekerjaan karena itu sudah menjadi tanggung jawab saya terhadap perusahaan. Jadi, tidak masalah kalau harus lembur atau masuk kerja saat hari libur. Lagipula, selama saya masih lajang, saya bebas mengejar karier. ini juga untuk kehidupan yang lebih baik, kok.”
-Priscillia, 26 tahun, karyawan bank-
“Awalnya saya memang berusaha menyesuaikan diri dengan ritme kerja yang luar biasa melelahkan. Tapi, akhirnya saya menyerah dan memilih berwirausaha. Memang membuka usaha sendiri juga melelahkan dan membutuhkan perhatian total, tapi setidaknya saya tidak terpatok lagi dengan jam kerja. Keluarga saya pun bisa terurus dengan baik.”
-Meta, 32 tahun, entrepeneur-
“Saya belum tahu akan bertahan sampai kapan di tempat kerja saya sekarang ini. Tiap orang pasti ingin kehidupan yang lebih baik, kan. Karier lancar, hidup juga berkecukupan dan bahagia. Sekarang memang saya dituntut banyak oleh perusahaan, hingga sebelum dan ketika bangun tidur pun yang langsung terlintas adalah masalah pekerjaan. Lelah itu manusiawi, tapi kalau tidak mau berada di posisi ini, ya jangan menjadi bawahan. Jadilah pengusaha. Berani memutuskan bekerja artinya siap juga mengorbankan waktu. Pengorbanan akan menghasilkan kebaikan. Itu yang saya pegang.”
-Sonya, 23 tahun, editor-
Jadi, pertimbangkan lagi masak-masak keputusan apa yang kamu ambil ketika berada di posisi ini. Yang berikutnya harus kamu sadari adalah makin menanjak kariermu, makin banyak juga waktu yang akan tersita untuk pekerjaan. Belum lagi adanya tanggung jawab lain yang mesti kita pikirkan, urusan rumah tangga, misalnya. Coba refleksikan dengan lebih bijak konsekuensi dan keuntungan pekerjaan itu buat masa depanmu. Mau tetap berjuang menyiasati agar pekerjaan tak sebegitunya mendominasi hidupmu? Atau memilih mundur perlahan? Urusan uang dan ranjang memang sensitif!