Apakah Kamu yang Menghambat Kariermu Sendiri?

Fimela Editor diperbarui 30 Jan 2012, 03:59 WIB

Segala yang berlebihan itu tak baik. Kita pasti setuju, kan. Hal itu juga berlaku pada diri kita. Tak jarang, kelebihan yang kita miliki, yang menjadikan kita tampak unggul dibandingkan rekan kerja lain, justru menjadi penghambat kesuksesan. Bagaimana bisa begitu?

 

Kelebihan menjadikanmu merasa mampu menyelesaikan pekerjaan dengan baik, lantas menyepelekannya dan mulai bekerja asal-asalan. Akibatnya, kualitas pekerjaanmu pun menurun dibandingkan saat masih merasa tak mampu menyelesaikan pekerjaan itu. Kemudian, kalau atasan atau rekan kerja memuji pekerjaanmu di kantor, jangan lantas besar kepala dan merasa paling mampu. Proses belajar tetap diperlukan siapa pun, lho, karena ilmu lahir setiap hari. Jadi, kalau mau kariermu maju, jadilah pribadi yang rendah hati dan “rendah diri”, artinya selalu membuka diri untuk kritikan dan masukan yang mengasah lagi kelebihanmu.

Kelebihanmu juga membuat kamu merasa hanya kamulah yang menguasai pekerjaanmu, padahal masukan orang lain selalu kamu butuhkan. Walaupun kamu lebih ahli dibandingkan mereka, hasil pemikiran banyak kepala akan lebih baik daripada satu kepala. Lagipula, pekerjaan akan makin ringan kalau dikerjakan bersama-sama.

Kesempatan kerja bisa datang kapan dan kepada siapa saja. Maka, jangan lantas kecewa dan ngambek pada atasan hanya karena pekerjaan yang kamu kuasai diberikan kepada rekan kerjamu. Berpikirlah positif dan jangan egois. Ada kalanya atasan menginginkan semua bawahannya berkembang. Jadi, tak ada salahnya memberikan kesempatan rekan kita untuk belajar, kan? Malahan kamu bisa membantu mengerjakan pekerjaan itu. Hasilnya? Selain hubunganmu dengan rekan makin baik, kamu juga bisa mengasah lebih tajam lagi kemampuanmu.

Ini juga bisa jadi bahan refleksi, apakah kualitas pekerjaanmu menurun, atau justru karena kamu terlalu sibuk “merampas” pekerjaan rekanmu demi ambisi untuk tampil menonjol. Paula (24 tahun, Promotion Staff) berujar, “’Merampas’ belum tentu negatif, lho. Lebih tepatnya mengambil alih. Jujur, ini memang sering saya lakukan karena geregetan melihat pekerjaan teman yang tidak selesai-selesai. Maksudnya, sih, baik. Tapi nggak tahu juga bagaimana pandangan teman dan atasan saya.” Waspadalah, kalau kebiasaan meng-handle pekerjaan rekan kerjamu makin lama makin berlebihan, bisa-bisa kariermu yang terancam akibat pekerjaanmu sendiri jadi menumpuk dan hasilnya berantakan. Kamu justru akan dianggap tidak dapat menentukan skala prioritas.

Sebaliknya, beberapa ahli mengatakan bahwa perempuan yang kariernya sukses cenderung menolak membantu rekan kerja perempuan karena dianggap bisa mengancam posisinya. Mereka lebih memilih dikelilingi rekan kerja laki-laki. FIMELA.com juga sempat mewawancari Fimelova tentang fenomena ini, dan berikut jawaban Andara (25 tahun, PR), “Iya, benar. Saya cenderung lebih dekat dengan teman-teman pria di kantor karena teman perempuan saya banyak yang menutup diri, apalagi ketika berdiskusi masalah pekerjaan. Mereka lebih vokal ketika membicarakannya di depan atasan ketimbang ketika kami ngobrol bareng. Mungkin itu cara supaya mereka ‘dilihat’ atasan.”

Menurut Ratih—HRD staff perusahaan kontraktor pertambangan batu split dan batu belah—kelebihan yang dimiliki seseorang membuat dirinya lupa diri dan angkuh. Hal itu disebabkan oleh ego bawah sadar berkembang hingga memunculkan ambisi. Ambisi membuatnya takut tersaingi, lantas menutup diri terhadap masukan atau kritikan. “Yang harus disadari saat kita berada di puncak karier dan merasa memiliki kelebihan adalah membuka diri, berbagi ilmu dengan rekan, bawahan, bahkan atasan. Bersikap rendah hati dan selalu berpikir positif. Kalau harus bersaing, bersainglah secara sehat,” jelas Ratih.

Dalam sebuah perusahaan, menentukan pimpinan atau seseorang naik jabatan atau tidak pasti mempertimbangkan banyak hal, selain kelebihan-kelebihan yang kamu miliki. Hubungan dengan rekan kerja bisa jadi salah satu penilaiannya. Kalau kamu hanya mengandalkan kelebihanmu dalam hal pekerjaan tanpa bisa menyeimbangkannya dengan sikap, pembawaan, dan caramu menjalin komunikasi dengan rekan kerja, bisa-bisa jabatan yang tadinya akan jadi milikmu melayang seketika.

Intinya, low profile adalah jurus ampuh yang secara tak langsung bisa menonjolkan kelebihanmu. Siapa yang tidak mau melancarkan karier perempuan pintar, pandai bersosialisasi dan menempatkan diri, plus rendah hati?