Bullying Juga Bisa Terjadi di Kantor!

Fimela Editor diperbarui 20 Jan 2012, 03:50 WIB
2 dari 5 halaman

Next

Apa, sih, bullying itu?

Bullying adalah bentuk perilaku agresif yang berkeinginan menyebabkan tekanan fisik dan psikologis pada orang lain. Jadi, bullying tidak hanya terjadi di sekolah, tapi juga di lingkungan sekitar kita, termasuk kantor. Hal itu bisa dilakukan secara sengaja oleh satu atau sekelompok orang yang kedudukannya lebih kuat dari kita, baik jabatan maupun mental, misalnya atasan dan senior di kantor. Tapi, tak menutup kemungkinan rekan kerja maupun bawahan yang mengincar kedudukan kita di perusahaan atau sekadar iri. Bullying biasa dilakukan berulang-ulang dan unreasonable atau tanpa tujuan yang jelas. Akibatnya, korban akan merasa diteror, sementara si pelaku makin merasa puas jika target terlihat tertekan atau terintimidasi.

What's On Fimela
3 dari 5 halaman

Next

 

Kenali lebih dekat cirinya…

“Bullying bisa terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung, misalnya, dilakukan secara terbuka di hadapan korban, bahkan di hadapan orang lain juga. Dan secara tak langsung, misalnya, dengan mengucilkan korban. O,ya, harga diri pelaku bullying umumnya rendah, jadi dia mem-bully si korban untuk mengatrol harga dirinya sendiri. Tipe bullying juga beragam, bisa lewat fisik, verbal, seksual, cyber, ataupun relasional,” jelas Joana, Fimelova yang saat ini sedang menempuh program master Jurusan Developmental and Educational Psychology di Institute of Education University of London.

Sering disindir teman kerja, dikucilkan, atau jadi sasaran kemarahan atasan tanpa sebab? Nah, kalau kamu mengalami tindakan-tindakan tersebut, bisa jadi kamu adalah korban bullying di tempat kerjamu. Jadi, jangan anggap sepele perlakuan mereka. “Beberapa tahun terakhir fenomena bullying memang sedang jadi perhatian khusus berbagai pihak, mulai dari peneliti, pendidik, sampai LSM dan tokoh masyarakat, lho!” tambah Joana.

Menurut penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Inggris tahun 2004, pelaku bullying di kantor sebagian besar adalah perempuan. Fakta ini tak mengejutkan, mengingat perempuan memang lebih suka bergosip, menyindir, bahkan membentak rekan kerja. Malahan, itu sudah dianggap biasa.

4 dari 5 halaman

Next

Jangan tinggal diam!

Perbuatan sepele pelaku yang terus-menerus dilakukan kepada korban akan berdampak serius, terutama pada mental dan perilakunya, dapat pula mematikan kreativitas si korban. Selain itu, jika perbuatan pelaku yang jelas keliru itu terus dibiarkan, akan membuat pelaku merasa makin menang dan kuat. Tak menutup kemungkinan ia akan mulai “mengerjai” korban lain karena merasa ketagihan. Itu dampak personalnya.

Dampak bagi perusahaan? Pasti ada! Bullying yang juga bisa dilakukan lewat gosip, saling sindir, dan meremehkan akan berpengaruh pada kekompakan tim kerja. Kita tak mungkin dapat bekerja dengan nyaman jika tak ada ikatan batin dan kedekatan dengan teman kerja lain. Selain itu, karena konsentrasi terbelah antara pekerjaan dan urusan pribadi, maka hasil kerja tidak akan maksimal. Karyawan digaji bukan untuk bergosip, kan?

5 dari 5 halaman

Next

 

Bagaimana cara mengatasinya?

Karena bullying bukan sifat bawaan, kebiasaan mem-bully masih bisa diubah, kok. Kalau kamu korbannya, jangan buat pelaku puas! Bersikaplah seolah kamu tak peduli dengan tindakannya. Atau, perlihatkan kamu tidak merasa kalah dan terus bersikap tenang. Dengan begitu, dia tak cepat puas karena merasa tindakannya belum berhasil membuatmu resah. Sebab, sekali dia merasa berhasil mengerjaimu, akan ada keisengan-keisengan lain yang dipersiapkannya buatmu.

Lalu, kalau kamu adalah karyawan senior, dan karena bullying biasanya terjadi secara turun-temurun (dilakukan senior kepada junior), jangan teruskan tradisi itu. Putus mata rantainya agar lingkungan kerja jadi kondusif. Kamu tidak mau, kan, tempat kerjamu dianggap sebagai “tempat pembantaian” yang otomatis merusak citra perusahaan sekaligus citramu sebagai karyawan? Don’t be childish!