Next
The Baked Goods: Home Made Pastry, Cookies and Cake
By: Syarahsmanda Sugiartoputri
Satu lagi toko kue hadir di Jakarta untuk menambah pilihan jajanan kuemu. Toko kue milik Erwin Parengkuan ini resmi dibuka pada bulan November 2011 lalu. The Baked Goods lahir atas dasar minat tinggi pasangan suami-istri Erwin Parengkuan dan Jana pada dunia kuliner.
Sebelum resmi diluncurkan sebagai The Baked Goods, toko ini telah hadir terlebih dahulu dengan nama Party At Homes. The Baked Goods menyajikan berbagai produk pastry, cake, cookies, dessert dan yang terbaru adalah beberapa menu makanan berat, seperti Lasagna dan Grilled Potato Mushroom with Rosemary.
Erwin menjamin semua makanan yang dihasilkan oleh The Baked Goods sehat karena bebas dari bahan pengawet dan pewarna. Produk-produk The Baked Goods tidak hanya bisa dicicipi di outlet The Baked Goods di Jalan Agus Salim No. 16, tapi produk-produknya juga bisa diperoleh di Kem Chiks Kemang dan Pacific Place. Penasaran dengan produk sehat ala keluarga Erwin Parengkuan? Kamu bisa kunjungi website-nya di thebakedgoods.co.id.
What's On Fimela
powered by
Next
The Newbie: Valencia Macchiato
By: Syarahsmanda Sugiartoputri
Ngomongin soal kopi dan tempat nongkrong asyik, kayaknya nggak bisa lepas dari tempat yang satu ini, Starbucks. Kali ini, dalam rangka menyambut tahun baru, Starbucks mengeluarkan produk kopi inovasi terbaru mereka, Valencia Macchiato.
Pernah membayangkan mencicipi kopi dengan sensasi rasa jeruk? Stop! Sekarang kamu sudah nggak perlu membayangkannya. Kini, kamu bisa menikmati segelas espresso dengan perpaduan rasa jeruk Valencia.
Sweet Valencia rasa jeruk dicampurkan dengan susu panas dengan sedikit foam. Kemudian dituangkan espresso ke dalam campuran tersebut. Dan untuk sentuhan terakhir honey Valencia drizzle dibubuhkan di atasnya.
Next
Rasa Barat vs Lokal Buat Ice Cream Lovers
By: Yemima Lintang Khastiti
Jauh-jauh dari es krim karena sedang flu atau diet? Buang jauh pikiran itu dan lanjutkan baca bahasan seru tentang es krim ini!
Es krim tak hanya menyimpan kelezatan, tapi juga bermacam manfaat. Apa saja? Es krim terbuat dari susu yang mengandung kalsium yang menjaga kepadatan massa tulang, sehingga mencegah osteoporosis, kanker, dan hipertensi. Es krim juga mengandung laktoferin yang mampu mempertahankan tubuh dari serangan virus penyakit, seperti influenza. Jadi, salah jika es krim dikatakan sebagai penyebab flu. Apalagi, ketika masuk ke mulut, dinginnya es krim segera dinetralkan oleh suhu tubuh kita. Bagaimana dengan penyebab kegemukan? Es krim memang mengandung lemak jenuh, tapi masih jauh lebih kecil dari total kebutuhan energi dan lemak yang kita butuhkan setiap hari. Masih takut mengonsumsi es krim? Kalau tidak, lanjutkan baca good news ini.
Magnum. Kalian pasti pernah merasakannya, apalagi bagi Wall’s Ice Cream Lovers. Kalau Magnum Café? Pasti juga pernah mengunjunginya, kan? Magnum Café baru dibuka tanggal 27 Februari 2011, namun sudah dikunjungi lebih dari 230 ribu orang. Bahkan, antrian terlama untuk bisa masuk ke café ini adalah 4 jam! Magnum Café memang satu-satunya café yang menunya berbahan dasar es krim di dunia. Pantas saja begitu menyedot perhatian masyarakat. Sayang, karena konsepnya pop up café, maka tanggal 15 Januari 2012 Magnum Café resmi ditutup. Tapi, jangan khawatir, kamu tetap bisa nikmati sensasi food for royalty es krim Magnum yang bisa ditemukan di mana pun.
Selain konsep pop up café itu, rupanya es krim Magnum sendiri sempat menjadi makanan yang dicari-cari. Iklan yang mengandalkan tagline food for royalty membuat banyak orang tergiur mencicipinya. Es krim yang punya 4 varian rasa, yaitu Cappuchino, Classic, Almond, dan Truffle, ini mengandalkan lapisan Belgian Chocolate yang digadang-gadang menghasilkan cita rasa elegan. Lalu, bagaimana dengan yang satu ini? Klik halaman berikutnya.
Next
Es dung-dung. Kata ini mengingatkan kita pada masa kecil. Dulu, es dung-dung, atau dikenal pula dengan nama es puter, dijajakan berkeliling dengan pikulan atau gerobak kecil yang dilengkapi gong kecil, bunyinya “dung-dung-dung” ketika dipukul. Seiring berjalannya waktu, es dung-dung kehilangan pamor. Kedudukannya tergeser oleh berbagai macam jajanan yang menguasai pasar, sehingga es dung-dung hanya dapat ditemui di jalanan kampung atau justru di acara hajatan. Es dung-dung kian terlupakan. Padahal, makanan berbahan dasar santan gurih dengan pilihan rasa lokal—seperti, kelapa, kopyor, nangka, alpukat, dan ketan hitam—merupakan salah satu bukti kekayaan kuliner Indonesia.
Untuk meningkatkan kepedulian dan nasionalisme masyarakat Indonesia pada jajanan tradisional, Wall’s meluncurkan produk terbarunya: Wall’s Dung Dung, yang membawa nostalgia kenikmatan es puter masa lalu ke masa kini agar bisa dinikmati seluruh keluarga di Indonesia. Dalam acara peluncuran bertajuk “Inspirasi Rasa Nusantara bersama Wall’s Dung Dung” ini, Chef Sandra Djohan menampilkan demo kreasi penyajian es dung dung dengan bahan dasar asli Indonesia. 4 kreasi menu penuh kejutan ala Chef Sandra, yaitu Lumpia Pisang dan Nangka, Solo Pancake, Black Rice Pudding, dan Crème Brulee kesemuanya disajikan dengan Wall’s Dung Dung rasa nangka dan kelapa. Es dung-dung ternyata nggak cuma bisa disajikan menggunakan cone, roti tawar, agar-agar, ataupun ketan hitam, tapi bisa juga dengan cara lain sehingga menghasilkan sajian hidangan penutup yang luar biasa.
Nah, Fimelova lebih tertarik yang mana? Camilan manis ala The Baked Goods, Valencia Macchiato Starbucks, atau es krim Wall’s dengan berbagai pilihan rasa? Nggak perlu lagi takut mati gaya dan bingung mencari teman menghabiskan soremu, kan?