Saat ingin bercinta, apa alasanmu? Jawabannya bisa dibilang jelas, tapi sebenarnya ada banyak alasan untuk bercinta dibanding hanya karena merasa ingin. Beberapa alasan orang untuk bercinta:
- Merasa nggak aman dan ingin merasa dicintai atau diakui melalu hubungan seks
- Berharap dengan berhubungan seks, partner bercinta akan jatuh cinta padamu
- Bercinta sebagai salah satu bentuk kendali atas perasaan pasangan kepadamu
- Merasakan hasrat seksual dan ingin dipuaskan
- Berharap seks bisa melepaskan stres
- Berharap dengan bercinta, akan merasa mengantuk
- Punya rasa kuasa atau kendali atas pasangan
- Menghindari perasaan kesepian, atau perasaan menyakitkan lainnya
- Ada koneksi dan mendapatkan perhatian yang diinginkan
- Karena perasaan sayang dan ingin mengekspresikannya secara fisik kepada pasangan
Selain alasan yang terakhir, alasan lainnya bisa dibilang sebagai pelarian dari perasaan yang kamu miliki.
Perasaan yang terluka dalam diri seseorang bisa membuat kita menggunakan seks untuk mendapatkan rasa disayang atau dicintai, menghindari rasa sakit, dan merasa aman. Hal tersebut bisa menyebabkan banyak masalah dalam hubungan. Seseorang yang bersikap berdasarkan perasaan yang terluka dan menginginkan kekuatan dan kendali dalam bentuk seksual, pada akhirnya bisa menjadi pelaku kekerasan seksual.
Jika dalam sebuah hubungan seseorang bersikap berdasarkan perasaan yang tidak puas atau terluka, dan menjadi terbiasa menggunakan seks sebagai bentuk pengakuan, bisa menjadi menuntut banyak dalam hal seksual hingga pasangannya merasa digunakan, dikendalikan dan dijajah dan pada akhirnya menjadi tidak bergairah.
Dr. Margaret Paul, seorang seks edukator menuturkan, bahwa ia sering bertemu dengan pasien perempuan yang bercinta dengan pasangannya, bukan karena merasakan hasrat seksual, tapi karena berharap untuk mendapatkan cinta dan membuat pasangan bertahan dalam hubungan. Dan hal tersebut seringnya malah merugikan si perempuan dan pada akhirnya merasa dikhianati. Padahal, ia sendiri sudah mengkhianati dirinya dengan menggunakan seks sebagai bentuk kendali.
Banyak orang yang dalam hubungannya percaya kalau orang lain bertanggungjawab atas perasaannya, termasuk dalam hal seks. Kalau kamu berpikir tugas pasangan untuk mengurus atau menjaga kepuasan atau keinginan seksualmu, hal ini bisa menciptakan masalah dalam hubunganmu.
Seks yang datang dari merasa harus menuntaskan kewajiban dan bukannya datang dari perasaan cinta, nggak akan memuaskan. Saat salah satu berhubungan seks berdasarkan rasa kewajiban untuk pasangan, hubungan tersebut lama kelamaan akan berantakan. Tidak ada yang suka dipergunakan, apalagi dalam hal seksual, sehingga nggak disarankan untuk berhubungan karena merasa wajib atau berharap pasangan punya hasrat bercinta berdasarkan kewajiban.
Ada orang-orang yang merasa ingin untuk selalu dipeluk, dan dimanja. Kadang kebutuhan tersebut diarahkan ke bentuk seksual dan berhubungan seks dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan dipeluk dan dimanja. Hal ini nggak akan berhasil, karena kedua hal tersebut merupakan kebutuhan yang berbeda.
Seks bisa saja menghilangkan stres, ketegangan, perasaan kesepian, tapi hanya untuk sementara. Sama saja halnya dengan kamu nggak akan merasa dicintai kalau menggunakan makanan, obat terlarang, atau alkohol sebagai pelarian.
Kebutuhan seks yang sehat datang dari rasa cinta dan kedekatan antara dua orang. Pasangan yang saling mencintai nggak akan memaksakan kebutuhan seksual kepada pasangannya, apalagi saat pasangannya nggak merasakan hasrat yang sama. Jika kita bertanggungjawab atas perasaan kita sendiri akan bercinta karena kenikmatan yang muncul dari ekspresi rasa cinta kepada pasangan.