Hati-Hati Bercanda Kalau Tak Ingin Buat Orang Marah Besar

Fimela Editor diperbarui 22 Des 2011, 11:41 WIB
2 dari 3 halaman

Next

Seperti Rihanna yang baru-baru saja mem-posting status di twitter dengan nada marah karena mendapat perlakuan tak menyenangkan dari seorang laki-laki di Lisbon, Portugal, yang menggunakan kata-kata rasis dalam pernyataan yang dianggap lelucon biasa oleh laki-laki tersebut. Belum selesai sampai di situ, dalam edisi terbaru sebuah majalah fashion asal Belanda bernama “Jackie”, membuat sebuah artikel tentangnya dengan menggunakan kata yang sangat rasis. Petikan kalimat yang mengandung unsur rasis itu pun lalu beredar luas secara viral, lengkap dengan hasil terjemahannya dalam bahasa Inggris, dari bahasa aslinya yaitu bahasa Belanda.

Sang editor majalah, Eva Hoeke, lalu segera membuat pernyataan klarifikasi di official page mereka di Facebook, dengan mengatakan bahwa penulisan istilah itu sama sekali nggak disisipi dengan maksud rasisme atau kebencian, murni sebagai lelucon, sambil mengakui dengan besar hati bahwa itu adalah lelucon yang buruk karena sudah menyerempet pada isu sensitif dan menyinggung banyak pihak.

Belajar dari kejadian tersebut, kita memang harus sangat berhati-hati dalam bercanda, karena seperti kata pepatah, “Lidah tak bertulang”, yang membuat kita mudah sekali untuk salah berbicara dan akhirnya membuat orang tersinggung. Lalu, apa rambu-rambunya supaya kita bisa selamat bercanda? Click to the next page, Ladies!

3 dari 3 halaman

Next

1. Kenali siapa yang sedang diajak bercanda

Kesalahan mendasar saat bercanda adalah kita terlalu percaya diri sudah mengenal siapa lawan bicara, padahal bisa saja belum tentu kamu kenal. Jadi, kalau belum terlalu mengenal orang yang kamu ajak bercanda, jangan pernah memanfaatkan segala hal berkenaan dengan fisik sebagai lelucon. Karena, kamu belum tahu benar hal apa saja yang nggak berkenan untuk lawan bicara

2. Jangan singgung isu sensitif

Jangan pernah memanfaatkan peristiwa yang menyakitkan seperti kematian, kelainan fisik, kekerasan seksual, atau rasisme sebagai topik bercanda. Untuk dibicarakan secara serius saja kita masih harus berhati-hati, apalagi kalau untuk dibuat tertawa. Percayalah, nggak ada lelucon yang lucu kalau menyinggung tentang pemerkosaan atau perbedaan suku.

3. Isu politik, bukan ide yang bagus untuk bercanda

Politik adalah isu yang cenderung sama sensitifnya dengan agama, karena didasarkan atas ideologi dan kepercayaan. Jadi, kalau nggak mengerti benar tentang kejadian politik yang ingin kamu pelintir menjadi lelucon, sebaiknya ganti saja dengan lelucon lain yang bertopik netral, karena itu sangat berisiko.

4. No physical thing

Memang ada gaya komedi yang memanfaatkan kekurangan fisik sebagai lelucon, tapi itu nggak bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Nggak semua orang nyaman bila bentuk tubuh, bekas luka, atau karakteristik wajah tertentu menjadi bahan tertawaan, apalagi bila lelucon itu diutarakan di publik. Selain itu, lelucon akan semakin semakin berkurang nilai kelucuannya bila dsertai dengan kontak fisik seperti pemukulan atau tendangan.