Next
Padahal, para responden mengaku telah melakukan berbagai usaha untuk membuktikan bahwa penilaian keluarga mereka salah. Mereka mencoba untuk menjelaskan, berdiskusi, sambil berusaha untuk tetap berpikir positif, bersabar dan berjuang mempertahankan hubungan. Namun, 95% kasus membuktikan bahwa pihak keluarga tetap tidak tersentuh. Hanya 5% keluarga yang akhirnya mulai luluh dengan usaha dan kegigihan putra-putrinya sampai akhirnya mau menerima hubungan tersebut.
Shandy dan David Herbowo, putra pengusaha asal Surabaya melangsungkan pernikahan mereka pada hari Senin, 12 Desember 2012 di sebuah chapel hotel mewah St. Regis, di Bali. Pernikahan tersebut selain mengagetkan masyarakat karena sebelumnya hubungan Shandy dan David tidak tercium publik, juga membuat geger keluarga dari kedua belah pihak. Orangtua David dikabarkan tidak memberi restu hubungan dan memilih untuk tidak menghadiri pernikahan tersebut. Sementara ayah kandung Shandy, Kiemas Yusuf Effendi, mengungkapkan bahwa ia tidak bisa hadir karena sebagai seorang Muslim, ia tidak diperbolehkan masuk ke gereja (chapel) untuk ritual keagamaan.
Namun begitu, alasan tersebut bukanlah alasan satu-satunya untuk ketidakhadiran Kiemas.
What's On Fimela
powered by
Next
Jelas tersirat bahwa Kiemas tidak menyetujui hubungan Shandy dengan David. Begitupun keluarga David yang tidak mau menghadiri pernikahan putranya sendiri. Namun Shandy dan David tidak gentar dan memilih melangsungkan pernikahan walaupun tanpa restu dari orangtua.
Saya sendiri pernah menjalani hubungan yang ditentang oleh keluarga. Walaupun keputusan saya pada akhirnya berbeda dengan Shandy, saya sempat tidak berbicara dengan ayah saya selama 1.5 tahun. Saat itu karena ‘buta’ oleh perasaan, saya marah kepada ayah yang menurut saya tidak menyetujui hubungan untuk alasan yang tidak cukup kuat. Padahal, setiap orangtua pastinya sudah sangat mengenal kepribadian anak-anak mereka, dan hanya menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya. Mereka juga memiliki pengalaman hidup yang telah menelan asam garam sehingga bisa lebih baik dalam menimbang segala sesuatunya. Apabila mereka sampai menentang dengan keras, pasti ada alasan mendasar yang sangat relevan, dan untuk kebaikan kita sendiri.
Butuh waktu 3 tahun untuk saya sampai akhirnya bisa melihat hal tersebut, dan memutuskan hubungan. Now that I look back, I’m very happy with my decision. Berhubungan dengan seseorang tanpa dukungan keluarga sangat tidak enak. Dari harus berhubungan secara sembunyi-sembunyi, perasaan bersalah kepada orangtua, sampai kerisauan di hati yang tidak bisa tertutupi bahkan dengan kebahagiaan yang didapat dari hubungan tersebut. Sekarang saya telah menemukan pasangan yang jauh lebih tepat untuk saya, dan bisa berbahagia karena ayah sangat mendukung hubungan kami.
Bagaimana pendapatmu? Apakah hubungan yang tidak disetujui oleh keluarga pantas dipertahankan?