Next
Sebanyak 60 orang pemain pendukung yang terdiri dari 30 orang penari di bawah pimpinan Sardono secara langsung terlibat dalam pertunjukan yang berdurasi kurang lebih 2 jam tersebut. Pertunjukan ini dibagi menjadi 2 babak. Dari babak pertama hingga babak kedua dipisahkan dengan jeda selama 15 menit. Selain untuk menyegarkan penonton, jeda selama 15 menit juga dimanfaatkan untuk memasukkan properti pertunjukan ke atas panggung. Sebuah meja besar pun diletakkan di atas panggung karena selama babak kedua, hampir semua cerita berpusat pada properti besar ini.
Next
Kali ini Sardono mengajak Iwan Fals untuk menyanyikan lagu selama cerita berlangsung. Nggak hanya itu, di sini Iwan Fals pun ikut bernarasi untuk mengisi suara Sang Pangeran dan juga berperan sebagai dalang dari “wayang-wayang” di atas panggung. Iwan Fals dikenal sebagai penyanyi yang sering menyuarakan kondisi perpolitikan negeri melalui lagu-lagunya. Dan ciri khasnya pun tetap ia tuangkan di dalam pertunjukkan kali ini.
Ini sangat terlihat dari lagu-lagu yang dibawakan oleh Iwan. Lagu-lagu yang disenandungkan Iwan lebih banyak menggambarkan protes terhadap sebuah pemerintahan dibandingkan dengan penggambaran suasana peperangan pada masa itu. Unsur nyanyian dan lakon memunyai nilai plus masing-masing. Namun sayangnya, nyanyian dan peran seolah belum bisa menyatu dan berdiri sendiri-sendiri. Di balik kekurangan tersebut, Opera Diponegoro Java War 1825-0000 merupakan sebuah cerita yang bisa membawa kita melakukan perjalanan ke masa lalu.