Aida Nurmala Siap Kembali Mengulang Sukses di “Arisan! 2”

Fimela Editor diperbarui 11 Nov 2011, 10:02 WIB
2 dari 4 halaman

Next

FIMELA: Waktu mengetahui bahwa “Arisan!” akan dibuat sekuel, apa responmu?

Aida: Pasti excited banget, karena kalau ngumpul-ngumpul dengan Teh Nia, saya sering memancing Teteh untuk menggarap “Arisan! 2”, tapi sebenarnya emang nggak pernah bayangin juga kalau Teteh akan beneran serius ngerjain, jadi saat Teteh ajak semua pemain inti ke rumahnya untuk membahas script sekuel ini, rasanya seperti mimpi jadi kenyataan. Perasaan senang ini karena “Arisan!” Adalah film pertama saya dengan karakter yang sangat saya suka untuk memerankannya. Makanya, ketika saya dapat kesempatan lagi untuk memerankan Andien beserta teman-teman yang lain, rasanya sempurna banget. Dan ternyata setelah dimulai proyek ini, the whole process was very nice, semuanya saya kerjakan dengan nikmat karena suasananya sangat kekeluargaan, santai tapi tetap serius, Teteh juga terbuka menerima saran untuk naskah ceritanya karena memang saat dia mengajukan script pertama kali ke kita semua, itu belum final. Proses syuting pun menyenangkan, apalagi saat syuting di Gili.

F: Premier “Arisan! 2” sudah digelar beberapa hari lalu walaupun belum untuk masyarakat publik, bagaimana rasanya akhirnya film ini diputar?

Aida: Rasanya puas dan senang, karena udah menunggu lama momen premiere ini, nggak sabar lihat hasilnya, dan leganya seperti bisul yang pecah, mengutip perkataan Cut Mini. Akhirnya kerja keras Teteh, semua pemain dan kru, berbuah suatu hasil yang bagus, yang berarti satu tahap dari pekerjaan ini telah selesaui. Sekarang kami tinggal menunggu respon dari penonton, mudah-mudahan diterima dengan baik dan bisa menjadi salah satu film yang menghibur.

F: Apa yang berubah dari karakter Andien di sini? Selain perubahan cerita bahwa suami Andien meninggal?

Aida: Andien di “Arisan! 2”, walaupun sifat centilnya masih ada sedikit, tapi sudah pasti jauh lebih dewasa dan makin “madame” juga. Perubahan sifat Andien di sini lebih berasal dari dia sendiri karena harus menyesuaikan dengan perubahan statusnya dari yang sebelumnya bersuami, lalu tiba-tiba harus sendiri, dengan anak kembarnya pun sudah beranjak besar.

What's On Fimela
3 dari 4 halaman

Next

 

F: Karakter Andien bisa dibilang punya penggemarnya sendiri. Apa ini dianggap sebagai sebuah pujian untuk kualitas akting kamu?

Aida: Iya, tentunya itu sebuah pujian untuk saya, walaupun sebenarnya saya nggak terlalu menyadari itu karena semua peran yang ada, baik di “Arisan!” pertama maupun kedua, sama pentingnya karena punya keunikan masing-masing. Ada beberapa tweet yang mengatakan kalau nggak sabar ingin melihat Andien, yang membuat saya merasa direspon dan didukung penonton. Mudah-mudahan Andien di “Arisan! 2” ini nggak mengecewakan.

F: Di awal pembentukan karakter Andien, apa latar profesimu sebagai orang yang berkecimpung lama di dunia fashion membantu?

Aida: Ya, untuk pembentukan karakter Andien sejak “Arisan!” pertama dulu, bisa dibilang profesi saya sebagai fashion coordinator terhitung membantu, karena saya mengenal beberapa figur sosialita dan sering membuat acara yang melibatkan sosialita, dimana Andien memang digambarkan adalah seorang sosialita. Jadi, ya memang benar kalau saat proses pembentukan Andien saya banyak terbantu dengan mengamati lingkungan di sekitar profesi saya. Tapi, saya rasa keberhasilan karakter Andien justru karena saya memerankan karakter ini seperti diri saya sendiri, nggak ingin terlalu melebih-lebihkannya hingga terkesan lebay, saya hanya memosisikan diri bila saya menjadi Andien. 

Kemudian, ketika akan berperan lagi sebagai Andien di “Arisan! 2” ini, saya harus me-recharge pikiran dan perasaan bagaimana menjadi seorang sosialita dengan kembali memperhatikan kehidupan mereka yang mewah. Tantangannya adalah, saya mendapat pesan dari teman-teman untuk memerankan Andien lebih heboh dari yang pertama, yang nggak saya jalankan, karena saat memasuki proses reading, saya berpikir untuk memainkan peran Andien ini dengan strategi yang sama seperti di “Arisan!” pertama, yaitu seperti menjadi diri sendiri saya sendiri saja. Ria Irawan juga sempat mengatakan kalau saya bisa berhasil masuk nominasi sebuah festival film karena membuat Andien ini terlihat alami seperti diri saya sendiri. Justru, saat saya mengacu pada satu karakter tertentu sebagai inspirasi, peran Andien malah menjadi aneh dan berlebihan, karena sebenarnya Andien saya sendiri yang membentuknya seusia dengan deskripsi karakter yang Teteh ciptakan.

 

4 dari 4 halaman

Next

 

F: Film ini terhitung sukses banget di tahun 2003 dulu. Pernah dapat feedback yang memorable dari penonton?

Aida: Untungnya sampai sejauh ini saya mendapat feedback yang positif dari penonton, bukan yang jadi membenci atau nggak menyukai saya karena menyamakan karakter Andien dengan pribadi saya sebagai Aida. Feedback positif itu berbentuk ingatan penonton dengan quote-quote Andien dari “Arisan!” pertama yang memang cukup kuat di film ini, seperti “so last year” dan lain-lain. Saya rasa itulah cara Teteh untuk menyampaikan pesan-pesan dalam film ini, yaitu melalui karakter Andien yang kuat. Dan, di “Arisan! 2” ini akan ada lagi quote-quote lain yang keluar dari Andien, baik itu lucu ataupun bermakna dalam.

F: Apa ada persamaan karakter Andien dengan Aida?

Aida: Saya akui memang ada beberapa persamaan karakter antara saya dan Andien. Seperti ceriwisnya, yang membuat beberapa teman saya menilai kalau saya Andien banget. Selera laki-laki pun saya mirip dengan Andien yang beberapa kali dekat dengan laki-laki lebih muda, sementara suami saya, Yudha Budi Surya, juga beberapa tahun lebih muda dari saya. Tapi, jelas saya sangat berbeda dengan Andien karena saya nggak seberani Andien untuk mengutarakan sesuatu hal, masih suka merasa sungkan, sementara kalau Andien straight forward tanpa pikir panjang. Dari segi berpakaian Andien juga lebih berani, lebih dress up, dimana ada dress yang dikenakan Andien saat ke pulau, tapi nggak mungkin saya kenakan karena saya lebih ke tipe dress down yang nyaman dengan t-shirt, jeans, celana pendek, dan sandal jepit.