Srintil adalah ronggeng di desa Dukuh Paruk, sebuah desa di pedalaman Jawa Tengah. Sejak kecil ia melihat bagaimana ronggeng bisa tampil di atas pentas dan menunjukkan sosok penari dalam tubuh perempuan lewat lenggak-lenggoknya. Ada juga Rasus, pria yang selalu mengamati Srintil sejak lama dan ia bisa melihat bagaimana Srintil berubah ke dalam sosok perempuan yang begitu mempesona sampai ia bisa membius siapapun yang yang melihat aksinya sebagai ronggeng. Kisah cinta dua muda mudi ini tidak mulus apalagi saat itu suasana politik negeri ini juga tak kalah panasnya. Kisah Srintil dan Rasus ini menjadi pusat cerita novel Ronggeng Dukuh Paruk karya salah satu maestro sastra Indonesia yang populer di eranya, Ahmad Tohari.
Novel yang merupakan trilogi bersama Jantera Bianglala dan Lintang Kemukus di Dini Hari ini menginspirasi sutradara Garuda di Dadaku, Ifa Isfansyah untuk mengangkat film Sang Penari. Menggaet aktris muda Prisia Nasution dan Oka Antara (Perempuan Berkalung Sorban, Hari Untuk Amanda) Ifa mencoba mengingatkan kembali memori pecinta sastra berlatar tahun 60-an ini yang konon novelnya sempat dilarang oleh pemerintah. Kisah cinta ini juga tidak sekadar menampilkan romansa di balik riuhnya Dukuh Paruk tetapi juga bagaimana kondisi politik Indonesia kala itu. Rasus digambarkan berada di antara kebimbangan membagi cintanya antara cinta pada Srintil yang tidak pernah padam atau mengabdi pada tanah air. Kala itu dukun ronggeng begitu berpengaruh bagi masyarakat, mereka terpaksa mengikuti permainan politik aktivis dari beberapa partai politik yang secara tidak sadar mencoba mengendalikan eksistensi sang ronggeng. Bukan hanya Rasus yang terlibat dalam pergolakan politik yang terjadi. Ada Bakar (Lukman Sardi) salah satu aktivis partai komunis yang berusaha mempengaruhi keputusan-keputusan dukun ronggeng. Padahal bagi rakyat Dukuh paruk, eksistensi ronggeng yang sebenarnya sudah menjadi ikon tersendiri dan tidak semudah itu dihilangkan.
Bagi kamu yang jatuh cinta dengan kemolekan penari dan tarian tradisional, saatnya menikmati Sang Penari yang mungkin kini makin sulit dicari dalam sajian layer lebar Indonesia. Tanpa perlu banyak memutar otak, film ini menyuguhkan dua pengalaman menonton film lewat tradisi dan sepenggal kisah cinta berbumbu polemik.
Sang Penari | 2011| Sutradara: Ifa Isfansyah| Pemain: Oka Antara, Prisia Nasution, Slamet Rahardjo, Tio Pakusadewo, Lukman Sardi, Happy Salma,Teuku Rifnu Wikana|