Fimela.com, Jakarta Tumbuh bersama perkembangan musik di penghujung 90-an dan awal 2000-an, sederet nama penyanyi dan band yang kala itu berada di masa keemasan masih jelas terpatri dalam ingatan. Satu di antara mereka yang bertalenta serta membuat saya terpana adalah Christina Aguilera.
Kali pertama mengenal pelantun Reflection ini adalah ketika ia hadir dengan debut album, self-titled (1999). CD debut albumnya pun saya miliki sebagai oleh-oleh yang ayah berikan usai kembali dari negeri seberang.
What's On Fimela
powered by
Memang tidak ke-12 track begitu akrab di telinga, yang pasti lebih dari setengahnya favorit saya. Jika ditanya mana yang paling mencuri atensi, tentunya Genie in a Bottle. Lirik, musik, aransemen, serta vokal Christina menyatu membuat lagu easy listening ini begitu catchy. Siapa yang sepakat dengan saya?
Lagu-lagu cinta ala anak belasan tahun turut menghiasi perjalanannya bersama sang debut album. Ada pun satu hal yang sulit membuat saya jauh dari suguhan Christina Aguilera. Adalah tidak lain karakter dan skill vokal dibarengi improvisasi yang ciamik.
Masih di awal perkenalan, selain Christina Aguilera, memang banyak solois lain yang membuat saya terkagum-kagum. Mereka adalah Celine Dion, Britney Spears, Cher, Madonna, Sting, dan masih banyak lagi. Namun menurut saya, Christina punya persembahan berbeda.
Di sisi lain, Christina Aguilera baru menginjak usia 19 tahun saat ia memperkenalkan sang debut album. Namun ia sukses menerima apresiasi atas musikalitasnya seperti penjualan album yang melesat tajam, mendominasi di chart musik, hingga meraih Best New Artist di Grammy Awards 2000.
Namun 19 tahun usai debut album, banyak yang berubah dari Christina Aguilera. Ia tak lagi sama. Transisi itu pasti, namun saya merasa ada sesuatu yang hilang dari musiknya. Mengikuti selera saat ini?
Christina Aguilera dan Musikalitasnya
Sukses bersama debut album tidak lantas membuat Christina Aguilera puas. Ia terus berkarya dengan melahirkan album-album dan hits berikutnya. Sempat menjajal album bahasa Spanyol dan edisi Natal, Christina kembali menghentak di 2002 dengan album Stripped.
Akrab dengan lagu Beautiful, Fighter, atau The Voice Within? Ya, lagu-lagu tersebut didaulat menjadi single di album Christina. Bertambahnya usia juga memberikan pengaruh pada penampilan Christina. Gaya yang dewasa membuatnya tidak segan tampil buka-bukaan.
Lalu, Christina kemudian merilis Back to Basics (2006), Bionic (2010), dan Lotus (2012). Hampir 6 tahun sejak album terakhir, Christina hadir dengan kejutan bakal segera meluncurkan album terbaru, Liberation pada 15 Juni 2018 mendatang.
Menjelang rilis, ia mengajak penggemar pemanasan dengan Accelerate. Lagu yang dibalut sentuhan Hip Hop ini turut menggaet dua rapper Amerika yakni Ty Dolla Sign dan 2 Chainz. Transisi yang cukup mengejutkan. Namun, ia mencoba untuk mengeksplorasi musikalitasnya.
Kejutan lain adalah dirinya yang turut menggaet sederet bintang untuk tampil berkolaborasi. Mulai dari Demi Lovato, Keida, hingga Shenseea. Melihat dari single perkenalannya, Christina seperti ingin menunjukkan sisi lainnya setelah bergulat dengan pop, RnB, dance pop.
Meski suguhan musik Christina Aguilera kini menurut saya sangat jauh berbeda, tetapi perjuangannya menggarap album terbaru patut diapresiasi. Mempertahankan eksistensi di musik bukanlah hal musik. Transisi itu pasti, tetapi satu yang tidak berubah dari Christina adalah vokal berkarakter yang selalu memikat hati.
Putu Elmira
Editor Musik Bintang.com