Green Living: Berpaling dari Tisu?

Fimela Editor diperbarui 07 Sep 2011, 09:59 WIB

Perubahan cuaca yang tidak menentu yang sering terjadi beberapa tahun belakangan ini mulai membuka mata sebagian orang untuk lebih memerhatikan persoalan lingkungan. Berbagai komunitas pecinta lingkungan mulai bermunculan untuk mengajak masyarakat lebih sadar dan cinta lingkungan.

Nggak hanya di Indonesia yang sedang terkena gembar-gembor isu tentang lingkungan hidup, hampir semua negara di belahan dunia ini turut berpartisipasi dalam mengampanyekan hidup yang lebih ramah lingkungan. Banjir, longsor, dan berbagai bencana alam lainnya perlahan mulai bermunculan akibat ketidakseimbangan alam yang terjadi.

Di Indonesia, kondisi hutan yang berfungsi sebagai daerah resapan air, sudah mulai gundul akibat penebangan liar dan juga alih fungsi hutan menjadi bangunan tempat tinggal dan hotel. Kondisi ini membuat sebagian daerah terkena bencana tanah longsor serta mengalami kekeringan berkepanjangan saat kemarau.

Sadarkah kamu kalau kita termasuk oknum yang ikut berperan dalam penggundulan hutan yang ada. Nggak percaya? Cobalah lihat di sekelilingmu, berapa banyak kertas berserakan dan seberapa sering kamu menggunakan tisu dalam satu hari? Tisu dan kertas adalah dua hal yang paling lekat dengan aktivitas kita sehari-hari. Namun, belakangan ini beberapa perusahaan sudah mulai sadar dan mengurangi penggunaan kertas dengan memanfaatkan kembali kertas-kertas bekas.

Nah, bagaimana dengan penggunaan tisu? Saat ini, hampir semua orang rasanya nggak bisa lepas dari benda yang satu ini, mulai dari rumah hingga kantor pastinya tisu akan selalu ada di atas meja. Tapi, melihat kondisi bumi kita yang semakin memprihatinkan, sepertinya kita sudah harus mulai mengurangi pemakaian tisu sehari-hari. Lho, apa hubungannya tisu dengan kondisi lingkungan?

Proses produksi tisu sama dengan proses pembuatan kertas yang juga dibuat dari bahan baku kayu serta memerlukan sangat banyak air dalam prosesnya. Untuk membuat 3.2 juta ton tisu toilet, produsen harus menebang sekitar 54 juta batang pohon. Dan dalam setiap roll tisu yang kita gunakan menghabiskan sekitar 140 liter air untuk proses pembuatannya. Sekarang coba hitung berapa banyak tisu yang kita gunakan setiap hari? Dan berapa banyak jika dikalkulasikan dalam setahun?

Untuk mengurangi pemakaian tisu, kamu bisa belajar untuk membawa sapu tangan ke manapun kamu pergi atau menggunakan serbet dan lap tangan saat sedang berada di rumah. Dan kalaupun kamu belum bisa terlepas dari penggunaan tisu, kamu bisa mulai belajar untuk mengganti tisu yang biasa kamu gunakan dengan tisu daur ulang. Penggunaan tisu daur ulang tentunya bisa membantu untuk menyelamatkan lingkungan di sekitar kita karena dengan begitu kita bisa sedikit membantu mengurangi penebangan pohon.

Untuk tisu toilet atau napkin mungkin kamu bisa mulai mencoba tisu daur ulang. Tapi, bagaimana dengan urusan wajah? Untuk urusan yang satu itu sebaiknya kamu coba untuk menggantinya dengan sapu tangan. Karena nggak selamanya tisu bisa membersihkan wajah, bahkan ada beberapa tisu yang justru bisa menyumbat pori-pori jika digunakan pada wajah. Kalau seperti itu, bukannya bersih, malah akan timbul masalah pada wajahmu. Bisa ngebayangin kan apa yang akan terjadi kalau pori-pori wajahmu tersumbat kotoran?

Selain lebih terjamin kebersihannya, penggunaan sapu tangan juga merupakan salah satu usaha kecil yang bisa kamu lakukan untuk menyelamatkan lingkungan. So, mulai sekarang cobalah tinggalkan tisu saat beraktivitas sehari-hari.

What's On Fimela