Wanita dan Hormon Cinta

Fimela diperbarui 02 Jan 2011, 00:00 WIB

Wanita sebagai ‘mesin hormon cinta’


Tahukah kamu bahwa saat sedang jatuh cinta, tubuh akan memproduksi dan melepaskan sebuah hormon, yakni hormon oksitosin. Hormon oksitosin adalah hormon yang berfungsi untuk menimbulkan perasaan bahagia. Jadi, nggak usah heran kalau wanita yang biasanya bersikap nggak bersahabat, bisa tiba-tiba bersikap sangat manis ketika dia dimabuk asmara.
Hormon oksitosin sering disebut atau juga dikenal sebagai hormon cinta. Apa hubungannya hormon dan cinta? Buat kamu yang agak asing dengan pembicaraan seputar hormon, pasti aneh saat mendengar istilah 'hormon cinta'. Hormon oksitosin disebut juga sebagai hormon cinta karena hormon ini selalu menimbulkan rasa bahagia. Dengan demikian, semua masalah nggak akan terasa berat bila seorang wanita sedang jatuh cinta.

Hormon cinta ini sangat berperan penting pada beberapa siklus reproduksi yang dialami seorang wanita, mulai dari menstruasi, saat melahirkan, hingga menyusui. Saat selesai melahirkan, oksitosin memainkan peran pentingnya, mulai dari menimbulkan rasa bahagia hingga menghentikan pendarahan. Coba lihat saja, semua wanita akan tersenyum lebar saat menggendong bayi mereka walaupun mereka merasakan sakit saat menjalani proses persalinan. Peristiwa ini bukan semata-mata karena alasan ikatan ibu dan anak, tapi karena oksitosin 'bekerja' dengan baik seusai wanita melahirkan. Selain itu, hormon oksitosin juga berperan penting agar seorang wanita bisa menyusui anaknya setelah melahirkan.

Hormon oksitosin adalah salah satu alasan penting seorang wanita melupakan rasa sakit usai melahirkan dan hanya mendapatkan perasaan bahagia ketika melihat bayi mereka. Tapi, nggak sedikit juga wanita yang mengalami trauma usai melahirkan disebabkan hormon cinta nggak bekerja sebagaimana mustinya.

Antara Spa dan Hormon

Wanita akan melepaskan hormon oksitosin saat sisi sensual mereka tersentuh, misalnya saja saat wanita berciuman dengan pasangan mereka, saat wanita orgasme, atau saat wanita menyusui anak mereka. Nggak cuma itu, ketika seorang wanita mengingat kenangan manis, bernyanyi, ataupun sedang berada di tempat spa, hormon oksitosin akan terus dilepaskan oleh tubuh wanita. Perasaan tenang dan nyaman saat menikmati perawatan di spa, membuat pikiran di bawahsadar menghasilkan hormon yang menenangkan dan menyenangkan. Apalagi, wanita merupakan "pabrik" penghasil oksitosin karena oksitosin selalu diproduksi dalam tubuh wanita.

Hormon: Pengaruh Nomor Satu dalam Relationship

Jadi, kapan tubuh wanita tidak menghasilkan oksitosin? Tubuh seorang wanita akan berhenti memproduksi oksitosin saat mereka sedang mengalami atau mengingat kenangan buruk. Beberapa pengalaman hidup, baik itu dengan orangtua, sahabat, atau pasangan, yang semuanya berkaitan dengan relationship, juga dipengaruhi oleh hormon. Bila pernah terjadi kejadian yang buruk dan itu teringat kembali, maka produksi oksitosin akan menjadi amburadul. Walaupun demikian, oksitosin tetap membantu seorang wanita untuk mengubur pengalaman dan kenangan buruk mereka di tempat yang paling dalam.

Mudahnya tubuh wanita dalam memproduksi hormon oksitosin, membuat wanita lebih mudah "berdamai" dengan stres. Tahukah kamu, kalau di balik istilah 'moody' yang merekat erat pada wanita, ternyata wanita sangat mudah bersahabat dengan stres dibandingkan dengan laki-laki.
Saat stres, tubuh akan melepaskan hormon kortisol, yakni hormon yang menyebabkan orang merasa tegang, marah, dan cemas. Namun, pada saat yang sama hormon esterogen yang dihasilkan tubuh wanita ternyata menstimulasi kerja oksitosin dan inilah yang membuat wanita mudah berdamai dengan stres. Berkat kehadiran oksitosin inilah setiap pekerjaan yang dilakukan seorang wanita selalu atas dasar cinta.

What's On Fimela