Untuk bisa bilang “Tidak”, pertama kita harus mengerti apa yang membuat kita susah untuk berkata “Tidak”. Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Dove dan FIMELA.com, ada beberapa alasan:
- Hal yang paling mendasar adalah karena kita selalu ingin berusaha untuk membantu. Nggak tega untuk menolak dan ingin membantu sebisamu, walaupun akhirnya menghabiskan banyak waktu yang kamu miliki.
- Alasan lainnya adalah takut bersikap kasar, apalagi jika yang meminta tolong orang yang lebih tua atau atasan. Keinginan untuk merasa “belong” pada sebuah kelompok juga bisa jadi alasan. Kamu nggak pengen dirimu diasingkan hanya karena mengatakan “Tidak”, atau membuat orang lain marah.
- Dan yang terakhir adalah karena takut kehilangan kesempatan.
Yang harus camkan dalam hati adalah, mengatakan “Tidak” bukan berarti kita bersikap kasar; atau menolak kesempatan. Hal-hal tersebut hanya ada di otak kita dan harus kita hilangkan. Mengatakan “Tidak” - karena kita punya prioritas serta kebutuhan sendiri, atau karena kita menghargai waktu yang kita punya selayaknya semua manusia - nggak ada salahnya sama sekali. Mengatakan “Tidak” adalah hak semua orang.
Berikut beberapa alasan mengapa kita harus bisa berkata “Tidak”:
- Mendapat banyak keuntungan dari kehidupan profesional. Saat berkata tidak pada pekerjaan atau proyek yang nggak pas dengan tujuan karir, kita bisa menghabiskan lebih banyak waktu untuk melakukan hal yang bisa membawa ke tujuan atau cita-cita. Kita bebas untuk memilih teman kerja dan proyek yang bisa menawarkan sesuatu, lingkungan atau topik yang menarik hati.
- Bisa lebih bahagia dan fokus pada karir. Dengan hanya melakukan apa yang kita suka, kita akan lebih bersemangat dalam menjalankannya.
- Orang bisa lebih hormat saat kita berkata tidak. Mengapa? Karena kita punya pendirian. Nggak mau dijuluki “Yes-man”, kan? Lakukan apa yang penting untuk kita. Sehingga kita jadi punya waktu lebih untuk orang-orang terdekat.
- Punya banyak waktu untuk orang yang penting untukmu. Nggak asal bilang ya kesana kemari membuatmu lebih punya banyak waktu untuk orang-orang terdekat.
Kenyataannya, memang lebih mudah untuk jadi “Yes-man” sampai pada akhirnya kita frustasi sendiri. Hentikan dengan mengatakan “Tidak” saat orang meminta untuk melakukan sesuatu yang nggak pas dengan keinginan dan yang lebih penting, tujuan hidup kita.
Kita sering takut dihakimi, dikritik atau diintimidasi. Takut kehilangan kuasa, status atau teman kalau menolak permintaan. Ada juga yang takut menjadikan kebutuhan pribadi sebagai prioritas karena membuat kita merasa egois, sebuah julukan yang cukup ditakuti.
Sibuk membantu orang membuat kita mendapatkan image sempurna sebagai pekerja, ibu, pasangan, teman atau anak. Plus jadi punya alasan saat ditanya kenapa nggak bisa mengejar cita-cita; “Sibuk, dan nggak punya waktu.” Kadang manusia, khususnya perempuan, sangat butuh yang namanya “penerimaan” dari orang lain, karena masih susah untuk mencintai dan menerima diri sendiri apa adanya.
Untuk bisa mulai berkata “Tidak”, coba lakukan beberapa hal berikut saat diminta sesuatu oleh orang lain:
- Berhenti. Jangan langsung mengambil keputusan atau berkata “Ya”, coba berhenti dan tarik napas panjang. Tergantung pada urgency dari situasi, kamu bisa berkata, “Kedengarannya seru, aku kabari secepatnya, ya,” atau “Sebentar, aku cek schedule dulu.” Dengan kata lain, jangan merasa tertekan dan harus segera menjawab.
- Lihat. Coba cek kembali janji yang sudah dibuat. Misalnya kamu merasa kesehatan adalah hal yang paling penting dalam hidupmu, apakah kamu sudah menyediakan waktu untuk kesehatanmu? Coba fokus pada apa yang kamu inginkan dan jadwalkan agar hal tersebut benar-benar menjadi kenyataan. Kamu harus berusaha untuk dirimu sendiri.
- Dengarkan dan kenali perasaanmu. Saat mendengar permintaan, apakah reaksimu? Apakah kamu senang dan antusias dengan kesempatan tersebut, atau pengen si penanya menghilang dengan ajaib? Apakah kamu ingin melakukannya, atau merasa “harus” melakukannya?
- Lepaskan rasa takut dan ungkapkan kebenaran. Jangan kebanyakan alasan – simpel saja, “Tidak, aku nggak bisa ikut, have fun, ya!” atau “Tidak, aku sudah ada janji, tapi terimakasih sudah mengundangku.” Dan stop sampai di situ, nggak perlu bertele-tele atau meminta maaf.
Kalau masih merasa bersalah, coba tanyakan pada dirimu: Apa sebenarnya tujuanmu? Kalau berkata “Tidak” karena ingin menghormati prioritas dan kebutuhan, maka lepaskan segala rasa takut dan move forward. Kalau ada yang merasa kesal atau kecewa, itu masalah mereka, bukan masalahmu. Satu hal lagi, jangan bersikap kasar; karena kamu nggak mau menciptakan musuh, kamu hanya ingin lebih punya banyak waktu untuk orang atau kegiatan yang lebih kamu sukai. Setiap kamu berkata “Tidak” pada sesuatu yang nggak penting, sama dengan berkata “Ya” pada hal yang penting untukmu. Saat kamu berkata “Tidak” pada hal yang nggak kamu sukai, kamu berkata “Ya” pada hal yang kamu cintai.
empowered by: