Next
In Touch Weekly merupakan salah satu media yang pertama melaporkan soal perpisahan Will Smith dan Jada Pinkett Smith. Walaupun pasangan tersebut terlihat jalan-jalan bergandengan tangan di Malibu dan sesekali berciuman, tapi ITW yakin kalau itu merupakan set-up belaka. Timing yang mencurigakan, karena Will dan Jada dikatakan sudah pisah rumah selama beberapa bulan. Will dan Jada bersikeras kalau pernikahan mereka baik-baik saja, dengan mengeluarkan statement bersama. Tapi tidak tinggal bersama, nggak bisa dibilang baik-baik saja, kan? Menurut sumber terdekat, perpisahan yang terjadi disebabkan karena adanya hubungan khusus antara Jada dan pasangan mainnya di film HawthoRNe, Marc Anthony. Hal tersebut katanya juga merupakan salah satu alasan perpisahan pasangan J-Lo dan Marc Anthony.
Di luar apakah berita tersebut benar atau tidak, hal tersebut membuat kita sedikit bertanya-tanya, pernikahan (selebriti atau bukan) banyak sekali yang berakhir dengan perpisahan. Jadi, apakah pernikahan merupakan pilihan yang tepat?
Next
Yang jarang menjadi pertimbangan adalah cara pandang pernikahan sebagai salah satu bentuk hubungan atau relationship. Hubungan yang harus dijaga dan dipupuk seiring dengan waktu. Dimana kedua belah pihak harus saling toleransi dan kompromi terhadap satu sama lain. Pernikahan merupakan langkah lanjutan dari rasa ingin bersama. Pernikahan adalah proses dimana dua orang meresmikan hubungan mereka dan menjadikannya permanen dalam hubungan monogami.
Menyatukan dua orang dalam ikatan yang (seharusnya) bertahan sampai maut memisahkan, tapi pada prakteknya seringkali “dipotong” oleh perceraian. Banyak hal yang bisa mempengaruhi hubungan; berubahnya kepribadian, umur, dan cinta yang menghilang atau berkembang merupakan salah satu diantaranya. Dan nggak ada pernikahan yang bebas dari konflik. Yang bisa membuat sebuah pernikahan bertahan adalah bagaimana kedua belah pihak menghadapi sebuah konflik. Bagaimana mengatasi masalah. Dan bagaimana mempertahankan kehangatan hubungan.
Yang mungkin harus dipikirkan adalah apa alasan menikah in the first place. Apakah karena tuntunan dari lingkungan (baca: orangtua, keluarga), karena ingin memiliki keturunan, gaya hidup? Kalau hanya berdasarkan hal di atas, sepertinya bukan alasan yang cukup kuat untuk mengikat diri dalam institusi pernikahan.
Sepertinya mind set pernikahan lah yang harus diubah. Memiliki anak atau memulai sebuah keluarga sendiri tidaklah merupakan jaminan suksesnya pernikahan. Kalau pernikahan adalah hal yang kamu inginkan, jangan takut untuk mencoba. Karena rasa takut merupakan sebuah awal dari kegagalan. Dan bagaimana kalau akhir kegagalan yang harus kita hadapi? Mungkin lagi-lagi kita harus melihat pada apa yang terjadi pada pasangan Will dan Jada.
Next
Entah kenapa reaksi publik terhadap berita perpisahan Will dan Jada cenderung lebih keras dibanding dengan berita perpisahan selebrita lainnya. Selain fakta sudah menikah selama 13 tahun, pasangan ini memang terkenal memiliki hubungan yang harmonis serta kuat.
Sebelum menikah pada tahun 1997, orang sudah mengenal mereka layaknya individu yang kita kenal baik (teman atau keluarga). Sehingga ketika pada akhirnya mereka berdua memutuskan untuk menikah, khalayak pun merasa hal tersebut adalah sesuatu yang natural. Berita soal “open marriage” memang sedikit membuat kita berpikir. Tapi faktanya, sebagian besar orang setuju kalau menjalani pernikahan itu sulit, apalagi ditambah jika pernikahan tersebut disorot orang banyak.
Jada Pinkett Smith pernah memberikan pernyataan saat diwawancara sebuah stasiun TV, “We always have people that we’re attracted to that we talk about. That don’t stop just because you’re married. Somebody’s always gonna catch your eye. That’s real…is there somebody right for a nice night? Maybe. But somebody that can sustain our life and sustain what we’ve built together, absolutely not!”
Mengutip pernyataan Will Smith saat menjadi bintang tamu dalam acara talkshow Ellen Degeneres, “"Perceraian bukanlah opsi dalam pernikahan kami. With Jada Pinkett Smith, I stood up in front of God and my family and friends and said, “Till death do us part.” Dan hal tersebut “katanya” merupakan salah satu faktor sukses hubungan Will dan Jada.