Sebagai manusia, kita nggak pernah bisa menebak peristiwa apa yang akan kita lalui beberapa jam, menit, atau detik ke depan dalam hidup kita. Seperti masyarakat pada umumnya, sebelum menuju sebuah hubungan yang lebih serius (pernikahan) biasanya (setiap) melalui fase perkenalan yang kita kenal dengan masa pacaran. Tapi, nggak semua proses perkenalan berjalan mulus, ada kalanya terhenti di tengah jalan dan putus begitu saja.
Banyak faktor yang bisa menyebabkan berakhirnya hubungan seseorang, misalnya saja nggak ada kecocokan prinsip, perselingkuhan, atau mungkin karena si pacar yang over protective. Ketika status pacaran sudah nggak disandang lagi, nggak jarang pasangan yang dulunya saling sayang berubah menjadi musuh karena adanya salah satu pihak yang tersakiti. Tapi, nggak sedikit juga orang-orang yang mengakhiri hubungan dengan cara baik-baik hingga mereka bisa membina hubungan baik walau sudah tanpa status pacar.
Tinggalkan masa lalu di ‘gudang rumah’
Walau saat ini sudah berstatus sebagai mantan, kamu nggak bisa memungkiri bahwa dulu si mantan pernah menjadi bagian penting dalam hidupmu dan selalu mengisi hari-harimu. Nggak peduli hubunganmu dan dia berakhir secara baik-baik ataupun nggak, sebisa mungkin setiap berangkat ke kantor jangan pernah membawa kenangan masa lalumu bersamanya.
Bukan nggak mungkin kenangan-kenanganmu dengan si dia malah akan merusak kinerjamu. Mungkin agak sedikit susah untuk dipraktikkan, terlebih buat kamu yang baru putus, tapi percaya deh kalau lebih baik kamu berusaha menjernihkan pikiran setiap pagi dan dengan tetap fokus pada visi-misimu bekerja. Karena nggak bisa dielakkan bahwa mayoritas masyarakat kita masih dipengaruhi suasana hati saat bekerja. Setuju, nggak?
Jangan coba “main api” (lagi)
Perlakukan dia selayaknya teman kantor lainnya. Jangan coba-coba memberikan tempat istimewa di antara hubungan pertemanan kalian. Ingat, sekarang kalian adalah teman kantor yang harus terus menjaga hubungan demi kelancaran pekerjaan. Jangan salah gunakan hubungan baik di antara kalian.
Bersikap profesional
Sebagai orang dewasa, tentunya kita harus bisa bersikap bijaksana dan memilah-milah semua urusan. Kalau kamu enggan berkomunikasi lagi dengannya, kamu bisa meminimalisasi intensitas komunikasi dengannya.
Berkomunikasilah seperlunya yang hanya berkaitan dengan urusan kantor, dan nggak usah memberi celah untuknya memulai pembicaraan di luar masalah pekerjaan. Bagaimana pun juga kamu dan dia adalah rekan kerja yang nggak mungkin menghilangkan komunikasi secara total. Bersikap profesional dan dewasalah dengan memisahkan antara hubungan pribadi dan hubungan kerja. Kamu nggak rela kan kalau ditegur atasan kerja hanya karena kinerjamu tiba-tiba menurun gara-gara si mantan?
Angkat kaki dari kantor
Nah, untuk kasus yang parah bukan nggak mungkin kamu sangat membenci mantan pacarmu karena dia pernah sangat melukai hatimu. Kalau memang kamu sama sekali menghindari untuk kembali bersentuhan dengan si mantan, mungkin jalan satu-satunya adalah kamu hengkang dari kantor tempatmu bekerja kalau memang kamu sama sekali nggak mungkin bisa satu tim dengannya.
Tapi, apa kamu yakin dan rela hengkang dari kantor hanya karena tiba-tiba harus bekerja satu tim dengan si mantan? Rasanya nggak lucu kalau karir cemerlangmu harus berakhir hanya karena sebuah masa lalu. Dan sampai kapan kamu akan terus menghindar? Sekalipun saat ini kamu hengkang dari kantor, bukan mustahil suatu saat nanti kamu harus kembali berpartner dengan si mantan lagi di kantor lain. So, just be professional!
Fimelova, jangan biarkan masa lalu menjegal atau bahkan menghambatmu dalam berkarya. Bersikap bijaksana dan berlaku profesionallah dalam bekerja, bedakan antara urusan pribadi dan urusan kantor. Ingatlah bahwa kamu nggak selamanya bisa lari dari kenyataan.