Ditemui saat acara amal yang dimulai dengan Gala Dinner di Sampoerna Strategic Square pada Jumat (15/7/2011) lalu, Putratama Tuta sebagai sutradara “Catatan Harian Si Boy” ini, menggeleng pasti bahwa kegiatan ini murni lahir dari niat mereka untuk memberikan sesuatu dengan apa yang mereka punya. Dan, karena kini film besutannya tersebut sedang dalam masa tayang di bioskop dan mendapat respon bagus dari publik, maka ide melelang memorabilia ini adalah yang dijalankannya. Mengapa menggandeng Sampoerna Foundation untuk acara amal ini? Karena, film “Catatan Harian Si Boy” adalah film bergenre drama/komedi yang ditujukan untuk generasi muda, sementara Sampoerna Foundation dikenal berfokus pada bidang pendidikan, maka perpaduan ini dianggap cocok oleh kedua pihak.
Pada malam itu, barang yang dilelang adalah memorabilia “Catatan Harian Si Boy” lengkap dengan seluruh tanda tangan pemain dan skrip asli yang ditandatangani, kacamata yang digunakan oleh Ario Bayu, jaket kulit yang dikenakan oleh Abimana, buku storygraph yang menjadi properti dalam film ini (sebagai diary Si Boy), dan Wine Opus 2007. Dari kelima item tersebut, terkumpul total dana sebesar 500 juta Rupiah yang dilelang oleh Putra Sampoerna. Untuk selanjutnya, dana tersebut sepenuhnya akan dipergunakan untuk kepentingan amal di bawah nama Sampoerna Foundation.
Selain bergembira atas terkumpulnya dana itu dari hasil lelang, Putra juga mengaku sangat bersyukur dengan respon penonton atas “Catatan Harian Si Boy”. Ayah dari satu putri ini nggak berhenti mengucapkan syukur dan tersenyum lebar.
“Dari segi kesuksesan secara karya, saya bisa bilang sangat puas dengan hasil kerja seluruh tim, sementara untuk secara penjualan, karena ini masih berjalan, seperti di Plaza Senayan pun film ini masih bertahan di Teater 2, mudah-mudahan ini bisa terus bagus seperti itu,” syukurnya.
Melihat kondisi bioskop yang sedang sepi dengan film impor, Putra nggak menganggap itu sebagai keuntungan yang membuat filmnya bisa berhasil seperti ini.
“Sebenarnya nggak juga seperti itu, karena ketertarikan seorang penonton untuk menonton film adalah saat melihat trailer yang diputar sebelum sebuah film dimulai, sementara kita nggak mendapatkan momen itu, jadi secara promo kami harus bekerja lebih keras.Diterimanya film ini jujur nggak memakai strategi apa-apa, cuma Bismillah, bikin film yang benar, berjalanlah kami dengan modal tim yang solid dan saling membantu. Bila ternyata word of mouth itu yang menjadi senjata utama film ini bisa berjalan, kami bersyukur sekali. Bila dibandingkan dengan film Indonesia lain yang ada saat ini, kami bersyukur banget dengan hasil yang kami terima, karena respon penonton amat sangat baik dengan kondisi perfilman sekarang,” ucap Putra dengan mengucapkan syukur berkali-kali.
"Yang paling membuat kami senang adalah jumlah penonton film ini stabil, baik di hari kerja atau akhir pekan, publik tetap menyempatkan untuk nonton, padahal ini bukan sebuah film yang besar,"
Tanpa bermaksud sombong, Putra sama sekali nggak ingin menyinggung hasil penjualan film mereka. Kembali, ia hanya menginginkan “Catatan Harian Si Boy” bisa menjadi film yang berkesan untuk penonton, bukan hanya dari segi keuntungan nominal.
“Karena masih dalam proses berjalan, jadi kami tunggu saja hasilnya nanti. Tapi, kalau soal respon, itu memang jauh di atas ekspektasi kami, dimana kami sama sekali nggak menyangka bisa mendapat respon positif yang begini banyak. Yang paling membuat kami senang adalah jumlah penonton film ini stabil, baik di hari kerja atau akhir pekan, publik tetap menyempatkan untuk nonton, padahal ini bukan sebuah film yang besar, tapi bisa berjalan secara konstan. Mudah-mudahan film ini bisa bertahan berbulan-bulan di bioskop. Untuk sekarang, saya mau fokus dengan ‘Catatan Harian Si Boy’ dulu, lalu selanjutnya pengen liburan dan istirahat sebentar. Untuk proyek berikut, saya pengen coba genre baru untuk mengerjakan sesuatu yang berbeda,” tutupnya.