Makna dari kalimat yang disampaikan Jitet menjelaskan juga tujuan dari perusahaan asuransi Prudential menginisiasi acara ini. “Kita merasa perlu untuk mulai memperhatikan kesejahteraan anak-anak di lapas. Kita mau ketika mereka sudah bebas, mereka masih bisa terus maju. Banyak dari mereka yang masih merasa tidak berharga. Oleh karena itu kami ingin memberikan mereka sebuah harapan dengan pelatihan-pelatihan sehingga mereka masih bisa menggali potensi mereka dan mempersiapkan diri untuk masa depan mereka yang lebih baik,” jelas Nini Sumohandoyo selaku Corporate Marketing and Communication Director dari Prudential.
Kegiatan seperti ini memang sangat dibutuhkan bagi anak-anak lapas. Potensi dan bakat mereka seperti bernyanyi atau berakting sudah dapat terlihat dikarenakan banyaknya program-program yang dilakukan mereka di dalam lapas. Namun, mereka masih membutuhkan ilmu-ilmu yang langsung dari ahlinya. “Saya senang sekali dengan adanya kegiatan ini, saya dan teman-teman mendapatkan pengetahuan yang lebih mengenai seni dan bagaimana membuat karikatur,” terang Hamdan, salah satu anak lapas yang masih berumur 18 tahun.
Kegiatan ini diawali dengan mengajak para anak lapas untuk berkeliling pameran seni kontemporer karya seniman-seniman lokal. Lalu mereka mendengarkan cerita dari Jitet mengenai pengalamannya menjadi seorang kartunis. Acarapun dilanjutkan dengan mengajarkan langsung kepada anak-anak bagaimana membuat sebuah karikatur.
Pelatihan dan Kelas Seni ini merupakan bagian dari rangkaian acara Indonesian Eye: Fantasies and Realities. Acara dilaksanakan pada 9 Juli hingga 10 Juli 2011 di Ciputra Artpreneur Center. Pameran ini menampilkan karya seni dari 18 seniman baru dengan 43 karya seni. Karya-karya seniman lokal yang terpilih akan dibawa ke Saatchi Gallery di London, dan menjadi pameran seni rupa kontemporer Indonesia yang pertama di Inggris.
Jadi, bagi kamu pencinta seni, masih ada waktu untuk ikut menikmati hasil karya otak-otak cemerlang anak bangsa sampai 10 Juli nanti!