Intip Butik Baju Milik Cynthia Lamusu

Fimela Editor diperbarui 23 Jun 2011, 09:59 WIB

Banyaknya permintaan terhadap barang fashion memicu timbulnya berbagai usaha dalam bidang fashion, butik baju misalnya. Bahkan, sekarang pun kita bisa dengan mudah berbelanja pakaian, sepatu, dan aksesori melalui toko fashion online yang bisa diakses walaupun kita sedang berada di kamar tidur.

Salah satu pekerja seni yang concerned terhadap dunia fashion adalah Cynthia Lamusu. Kecintaannya pada fashion yang didukung dengan besarnya peluang bisnis fashion yang terbuka akhirnya memutuskan perempuan kelahiran tahun 1978 ini membuka usaha butik baju Lamusch. "Seperti perempuan pada umumnya, saya juga mencintai dunia fashion. Awalnya membuka butik baju karena saya agak kesal melihat barang fashion di butik-butik branded dengan harga selangit. Padahal dilihat dari model dan kualitasnya, kita bisa membuat seperti itu dan banyak sekali kain-kain tradisonal Indonesia yang bisa dimanfaatkan," Cynthia bercerita saat ditemui FIMELA.com di sela-sela pemotretan.

Fashion memang salah satu bidang usaha yang cukup menjanjikan di Indonesia. "Saya melihat fashion di Indonesia akan terus berkembang karena saya melihat orang Indonesia cukup konsumtif, terlebih untuk barang-barang fashion sebagai aksesori status," Lisa Soemarto seorang financial planner yang juga pecinta fashion angkat bicara.

Cynthia mengawali usaha butik bajunya dengan mengikutsertakan barang-barang fashionnya dalam berbagai acara bazaar. "Awal Lamusch sebenarnya bermula dari garage sale dan ikutan bazaar. Setelah itu barulah mencari tempat dan akhirnya saya membuat distro di Bandung bersama adik saya. Di tahun kedua distro berjalan, saya mulai mendirikan butik baju Lamusch," Cynthia kembali bercerita.

Sebagai salah satu bisnis, tentunya butik baju Lamusch pun pernah mengalami masa-masa sulilt akibat perubahan zaman. “Sama seperti bisnis-bisnis yang lain, Lamusch juga pernah mengalami masa-masa sulit ketika sama sekali tidak ada penjualan. Pada awal membuat Lamusch, saya ingin butik baju Lamusch hanya menyediakan busana-busana pesta. Nah, saat menjelang lebaran, saya ingin tetap mempertahankan idealisme saya. Tapi, ternyata saat itu Lamusch tidak ada penjualan satu pun. Dan sejak saat itulah saya sadar bahwa fashion harus mengikuti special event yang sedang berlangsung,” ujarnya.

“Agar bisnis fashion bisa berjalan lama, kita harus selalu mengikuti model-model dan tren baru. Jika model dalam butik baju kita dirasa sudah ketinggalan zaman, sebaiknya segera lakukan sale atau bazaar,” Lisa Soemarto memberi saran melihat banyaknya butik fashion yang on-off di Indonesia.

Setelah hampir empat tahun berdiri, kini Lamusch tengah dalam masa krisis yakni ketika tidak ada lagi lokasi untuk tempat mendisplay barang-barang mereka. “Saat ini Lamusch juga sedang diuji karena sudah satu bulan Lamusch vakum setelah masa kontrak butik baju di tempat yang dulu habis. Sampai sekarang saya belum menemukan tempat yang cocok. Sebenarnya saya bisa saja menghentikan bisnis butik baju Lamusch, tapi saya ingin tetap berkomitmen dengan bisnis yang sudah berjalan selama empat tahun ini. Akhirnya sekarang saya membuat sistem jemput bola dengan mengoptimalkan dua staff mobile. Pelayanan Lamusch nggak hanya sekadar berhenti pada pemesanan dan pembuatan baju, tapi juga sharing pengalaman supaya mereka tampil sempurna dengan baju yang mereka inginkan. Jadi, sampai saat ini Lamusch masih ada dan terus berjalan hanya saja saya belum mendapatkan tempat yang pas,” ujar Cynthia menutup pembicaraan.