Next
She’s happily engaged. Perubahan status asmara ini termasuk cepat, karena di akhir tahun lalu, Dira masih terpikir ingin sendiri saja, nggak pusing dengan masalah asmara.
Iya, banyak banget yang ngomong begitu. Itulah, makanya kita nggak boleh sesumbar juga, we never know what’s gonna happen in the future. Kalau sudah kehendak Yang Kuasa, aku sekuat tenaga berpikir nggak akan menikah, ya akhirnya akan menikah juga. Alhamdulillah hal baik yang terjadi. Tunanganku, Elfa Zulham, sudah kukenal selama 5 tahun, he’s an old friend, dulu saat kita kenalan, saya pacaran dengan orang lain, dia juga dengan orang lain, lalu dia berangkat sekolah ke Belanda selama 5 tahun, baru balik ke Indonesia bulan Januari tahun ini, dan ketemu lagi. Dari awal hubungan ini, saya sudah bilang ke dia kalau I’m not really looking for a relationship, tapi dia bilang, “I can take you to settle down, get married, and have kids”. Kesungguhan itu yang membuatku akhirnya berubah pikiran, karena aku hanya mau berhubungan serius, malas pacaran. Sambil menjalani masa pacaran, aku bilang kalau baru siap menikah tahun depan dan dia mengiyakan, tapi setelah 2 minggu dia berubah pikiran dan meminta menikah tahun ini karena sudah merasa cocok banget sama aku. Jadi akhirnya, diputuskanlah akhir tahun ini kami menikah.
Yes, she’s ready to get married. Dari seseorang yang sangsi akan pernikahan, kini Dira pelan-pelan beradaptasi dengan status barunya sebagai future bride.
Awalnya memang aku yang ragu, tapi melihat kesungguhan dan kebulatan tekadnya untuk menikah, dia juga langung datang ke keluargaku padahal belum kenal, akhirnya aku teryakini juga. Sekarang aku sudah nggak ragu lagi, karena yakin we can do this, apalagi kami berasal dari profesi dan lingkungan main yang sama, jadi Insya Allah proses beradaptasinya nggak akan terlalu susah. Aku terakhir berhubungan serius dengan seseorang 3 tahun yang lalu, jadi setelah resmi bertunangan awalnya terasa aneh karena terbiasa melakukan segalanya sendiri dan hanya fokus pada pekerjaan, keluarga, dan teman-teman. Awalnya juga sempat lupa kalau dia calon suamiku, jadi sering skip untuk minta izin waktu membuat keputusan atau saat mau menyusun rencana. Sekarang, setiap ada tawaran pekerjaan atau segala sesuatu, pasti aku diskusiin ke dia karena aku ingin menghargai dia sebagai, Insya Allah, kepala rumah tangga kami. Dan, supaya dia mengetahui juga duniaku seperti apa walaupun kami sama-sama musisi, agar kepercayaan terbangun.
"I’m not really looking for a relationship, tapi dia bilang, “I can take you to settle down, get married, and have kids."
Kualitas yang Dira inginkan dari seorang suami, dia dapatkan semua pada calon suaminya.
Walaupun dia 3 tahun lebih muda dari aku, he’s very mature dan visinya jelas, dia sangat tahu apa yang dia inginkan dalam hidupnya, dan itu yang kusuka. Kami juga seiman dan itu yang susah didapatkan dari hubungan asmaraku sebelumnya. Kami berprofesi dari dunia yang sama, dan terutama, dia sayang dengan keluargaku yang mana itu sangat penting karena my family means the world to me karena selama ini mereka yang mendukungku sampai aku bisa seperti sekarang. Jadi, kalau pihak laki-lakinya kurang bisa mengambil hati atau kurang sayang dengan tulus sama keluargaku, aku pasti kurang sreg. Dia penyayang, passionate,walaupun kurang bisa mengekspresikannya.
She’s 80 percents complete.
Sebagai manusia dan perempuan, aku merasa sudah 80 persen komplit. Kenapa baru segitu? Karena masih harus melewati hari pernikahan di bulan November nanti dan sudah berencana nggak akan menunda untuk punya anak. Mudah-mudahan kami diberi kesehatan, kelancaran, dan umur. Kalau semua tahap itu sudah dilewati semua, I would be the happiest woman on earth. Untuk soal karier setelah menikah, I’m very aware as a female musician, pasti akan vakum sementara setelah melahirkan, punya anak, namun aku sudah siap untuk istirahat setahun dulu, it’s not gonna be a problem, karena toh selama ini aku sudah banyak bekerja. I’m gonna need that break anyway.
What's On Fimela
powered by
Next
She’s totally not a diva, just a passionate singer.
I always look at myself more like an artist instead of a celebrity. Karierku bermula dari passion-ku yang besar dengan musik dan menyanyi. I was born with this talent karena pengaruh orangtua yang juga suka musik. Merasa mendapatkan berkah musikal ini, aku nggak berhenti hanya cukup mensyukuri tapi juga sekolah musik dan sampai sekarang masih mencari ilmu itu kemana-mana. Untuk sebutan diva sebagai penilaian terhadap bakatku, itu orang lain yang menilai karena aku nggak bisa melihat seberapa tinggi keahlianku, jadi aku nggak tahu apakah aku sudah bisa menjadi diva atau belum. Masukan dari teman-teman sesama musisi selalu mengingatkanku untuk tetap rendah hati dan jangan berubah, bukan kritik, karena menurutku dalam musik nggak ada senioritas, nggak ada yang lebih tahu dari yang lain, yang ada hanya sharing ilmu.
Andrea Bocelli membuatnya berkaca-kaca.
Permintaan duet itu datangnya dari promotor. Waktu itu Mas Eki 'Humania' telepon aku dan bilang mau ajak aku duet dengan Andrea Bocelli, sementara awalnya dia nggak tahu kalau aku penggemar berat Bocelli. Waktu dia menawarkan itu, aku langsung mau nangis karena itu adalah impian mamaku sejak lama (mata Dira mulai berkaca-kaca-red.). Setiap lihat Bocelli di televisi, mama selalu bilang kalau suatu hari aku harus bisa nyanyi bareng dia. Tawaran duet itu nggak cuma ditujukan buat aku, tapi ke beberapa penyanyi, dan aku dengar kandidat terakhir adalah antara aku atau Ruth Sahanaya, dan Alhamdulillah aku yang terpilih. Sebenarnya bukan kepada Bocelli saja aku emosional seperti ini, tapi juga berlaku pada Incognito dan itu sudah sejak lama. Bluey yang sudah melihat rekaman video duetku dengan Bocelli, langsung e-mail aku dan aku tersentuh banget. Aku pernah bilang ke dia, everything that I’ve achieved in my life, I work hard for it. But, you open the doors for me. Tanpa dia, mungkin sampai sekarang orang belum banyak yang kenal Dira itu siapa. There’s always a special bonding between Bluey and I which not everyone can get it.
Always be a mommy’s little girl.
Arti mama buatku adalah segala-segalanya. Dia tahu persis apa yang kubutuhkan dan nggak pernah capek untuk bantu aku apapun, seperti kalau misalnya aku butuh dokumen atau kepengen suatu makanan, dia langsung kirim cepat via travel dari Bandung. I really adore her as a person, that’s why I always get so emotionally anything about her. Seperti tawaran duet dengan Bocelli, itu karena doa mama yang luar biasa dan setiap ngomongin mama aku selalu berkaca-kaca. Soalnya, aku merasa belum bisa membalas kebaikan-kebaikannya, seperti janjiku untuk membelikannya rumah yang sepertinya akan tertunda lagi karena harus mempersiapkan pernikahan. Aku sudah bilang juga ke Zulham kalau aku masih ingin berbuat banyak untuk keluargaku dan dia sangat nggak keberatan dengan itu. Calon suamiku adalah seorang family man yang sudah susah banget didapatkan di zaman seperti sekarang. Dia malah rela menjaga dan mengurus anak kalau misalnya kami sudah menikah dan aku harus kerja. I’m so lucky.