Cinta atau Nafsu?

Fimela diperbarui 12 Okt 2011, 05:29 WIB

Menurut buku “Guide to Intuitive Healing” karangan Judith Orloff MD, ada perbedaan besar antara cinta dan gairah. Gairah biasanya hanya berdasarkan ketertarikan fisik dan fantasi – dan seringkali menghilang saat “kepribadian” sebenarnya muncul. Pada tahapan tersebut biasanya kita memandang pasangan sebagai sosok yang sempurna. Jatuh cinta bukan berarti nggak pakai nafsu. Bahkan katanya, nafsu bisa berujung pada cinta.

Sebagai psikiater, Judith berpendapat kalau ketertarikan seksual bisa menutupi akal sehat dan intuisi bahkan pada orang-orang yang paling rasional. Kenapa? Gairah adalah keadaan yang diprogram oleh keinginan untuk bereproduksi. Pada fase ini keadaan otak seperti otak pecandu narkoba, alias semua terlihat indah saat bertemu si pujaan hati. Hasil pemeriksaan MRI menunjukkan kalau area otak yang aktif saat pecandu sudah berjumpa dengan kokain sama dengan area yang aktif saat seseorang sedang bergairah.

Dikatakan juga kalau pada awal hubungan, saat hormon seks merajalela, gairah terbakar oleh energi yang berasal dari harapan dan impian – kita melihat apa yang kita harapkan dari seseorang atau yang kita inginkan – bukannya melihat kepribadian pasangan apa adanya.

Beberapa tanda kalau kita “hanya” bergairah, bukannya jatuh cinta antara lain fokus hanya pada wajah dan tubuhnya; hanya ingin bercinta, tapi malas mengobrol; nggak membahas perasaan. Sedangkan tanda-tanda cinta antara lain pengen menghabiskan waktu bersama selain bercinta; sering terlibat obrolan yang seru; mendengarkan apa yang dirasakan pasangan; ingin membahagiakan satu sama lain.

Bagaimana menurutmu? What are you having now, love or lust?

What's On Fimela