Masih banyak perempuan yang tidak sadar akan pentingnya Pap Smear. Padahal jika rutin melakukan Pap Smear, kemungkinan untuk terkena Kanker Serviks hanya 10-20% dibandingkan yang tidak.
Pap Smear adalah pemeriksaan lendir di mulut rahim. Tujuan Pap Smear adalah untuk mendeteksi secara dini resiko terkena kanker mulut rahim atau Kanker Serviks. Kanker Serviks merupakan penyebab kematian tertinggi untuk perempuan dan biasanya menyerang perempuan yang berusia di atas 50 tahun, walaupun nggak menutup kemungkinan untuk kamu yang lebih muda.
Tetap tingginya penderita Kanker Serviks salah satunya disebabkan karena banyak perempuan yang tidak sadar akan pentingnya Pap Smear atau merasa malu untuk melakukan pemeriksaan. Padahal dengan melakukan Pap Smear secara rutin akan mempermudah deteksi sini terhadap kanker leher rahim. Apabila bibit kanker ditemukan dalam stadium dini maka akan memperbesar angka kesembuhannya.
Pap Smear adalah prosedur sederhana untuk mengambil sel serviks. Mengambil nama dari si penemu, George Papanicolau, MD. Prosedur ini tidak hanya efektif untuk mendeteksi Kanker Serviks tapi juga perubahan sel serviks yang bisa menimbulkan kanker. Deteksi dini merupakan langkah awal untuk menghindari timbulnya Kanker Serviks.
Pap Smear pertama dianjurkan dilakukan sekitar 3 tahun setelah berhubungan seksual pertama kali ATAU pada usia 21 tahun. Umur 21-29 tahun, dianjurkan melakukan Pap Smear secara berkala atau sekali setahun. Umur 30-69 tahun, setiap 2-3 tahun.
Jika kamu memiliki salah satu faktor resiko di bawah ini, sebaiknya lakukan setiap tahun: riwayat aktivitas seksual saat remaja, khususnya memiliki lebih dari satu pasangan; memiliki lebih dari satu pasangan; pasangan memulai aktivitas seksual sejak dini dan memiliki banyak pasangan sebelumnya; pernah terkena penyakit menular seksual; keluarga ada yang terkena Kanker Serviks; didiagnosa Kanker Serviks atau terlihat sel pra kanker pada hasil Pap Smear; infeksi Human Papilloma Virus (HPV); perokok; infeksi HIV; sistem imun yang lemah.
Lakukan Pap Smear dengan ginekolog terpercaya. Prosedurnya sendiri hanya perlu beberapa menit. Ginekolog akan memasukkan speculum ke dalam vagina dan mengambil sampel serviks. Sampel tersebut akan dikirimkan ke laboratorium. Agar Pap Smear efektif, coba hindari berhubungan seksual atau penggunaan obat vaginal atau spermisida dua hari sebelumnya. Dan jangan lakukan Pap Smear selama menstruasi.
Pap Smear bukan untuk diagnosa penyakit, tapi hanya tes awal untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Hasil pemeriksaan:
- Normal. Artinya negatif atau tidak ada sel abnormal terdeteksi.
- Ditemukan sedikit sel abnormal, namun belum jelas terlihat apakah ada sel pra kanker. Dianjurkan menganalisa ulang untuk mengetahui adanya virus yang dapat menimbulkan kanker, seperti HPV. Jika bersih dari virus, tidak perlu tes lebih lanjut.
- Ditemukan indikasi sel pra kanker. Jika masih tingkat rendah, beberapa tahun baru akan menjadi kanker. Tapi jika tingkat tinggi, perubahan menjadi lebih cepat, sehingga perlu dilakukan tes diagnostik.
- Ditemukan sel abnormal, indikasi ada kanker di dalam vagina, serviks atau uterus.
Dengan melakukan Pap Smear secara rutin akan mempermudah deteksi sini terhadap Kanker Serviks. Apabila bibit kanker ditemukan dalam stadium dini maka akan memperbesar angka kesembuhannya.
Setelah Pap Smear, dianjurkan untuk melakukan vaksinasi HPV, yaitu vaksinasi untuk mencegah Kanker Serviks bukan untuk pengobatan. Vaksin ini sebaiknya dilakukan pada perempuan usia 9-55 tahun, dan diberikan sebanyak tiga kali. Tapi walaupun sudah melakukan vaksinasi, sebaiknya tetap melakukan Pap Smear. Vaksin tidak menjamin 100% terbebas dari Kanker Serviks, hanya memperkecil resiko.
Fakta:
- Melakukan Pap Smear secara reguler bisa menghindari resiko terkena kanker serviks sampai 90%.
- Sepertiga perempuan di dunia tidak melakukan Pap Smear secara reguler.
- 9 dari 10 perempuan yang didiagnosa Kanker Serviks tidak melakukan Pap Smear secara reguler.
- Dianjurkan perempuan usia 18-70 tahun yang sudah aktif secara seksual melakukan Pap Smear setiap dua tahun, walaupun sudah disuntik vaksin HPV.
(dari berbagai sumber, mayo foundation)