Kita semua tahu kalau berat bisa turun kalau kita makan makanan lebih sedikit dari yang dibutuhkan tubuh. Pertanyaannya adalah, bagaimana kita mengendalikan diri untuk berhenti menyuapkan makanan ke mulut, even if we know we are eating too many calories to lose weight?
Menurut Judith J. Wurthman, PhD, penulis buku "The Serotonin Power Diet, Eat Carbs, Nature's Own Appetite Suppressant, to Stop Emotional Overeating", jawabannya ada di karbohidrat. Kentang, pasta, nasi, gandum, jagung, kacang-kacangan, oat adalah sebagian dari jawabannya, dan merupakan jenis karbohidrat sehat yang bebas lemak dalam kondisi naturalnya. Dimakan langsung dengan sedikit protein bisa membuat otak memproduksi zat kimia yang penting untuk otak; serotonin. Sebagian besar dari kita, menghubungkan serotonin dengan keadaan mood yang stabil, tapi serotonin juga berfungsi sebagai penahan nafsu makan natural. Gampangnya, memproduksi serotonin bisa menjauhkan selera. Dan nafsu tersebut, bukan hanya rasa lapar, yang membuat kita makan lebih banyak dari yang kita butuhkan.
Muffin polos, kentang rebus atau semangkuk oatmeal akan memberikan cukup karbohidrat untuk memulai proses pembuatan serotonin. Tambahkan mentega, sour cream, daging atau bahan yang tinggi lemak lainnya bisa membuat karbohidrat terasa lebih enak, tapi ingat sebenarnya otak nggak punya indera perasa. Coba pikirkan karbohidrat sebagai pil diet. Pil diet kan tidak dimakan dengan bungkusan mentega atau daging, dan begitupun karbohidrat yang kita konsumsi untuk menghentikan kita makan terlalu banyak.
Seperti yang direkomendasikan oleh Judith dalam buku The Serotonin Power Diet, snack karbohidrat ukuran kecil dan bebas lemak sejam sebelum waktu makan bisa meningkatkan serotonin dan bisa mengurangi nafsu makan. Tapi karbohidrat yang diproses menjadi es krim, cokelat, cookies, pizza, pie, digoreng, dan dilumur lemak, nggak akan bisa membantu menurunkan berat.